Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 06 Juli 2025
Ir Nurdin Tampubolon MM

Orang Batak Pertama Yang Berhasil Membangun TV Berbasis Digital dan Analog Tingkat Nasional

- Minggu, 14 Agustus 2016 13:04 WIB
3.644 view
Orang Batak Pertama Yang Berhasil Membangun TV Berbasis Digital dan Analog Tingkat Nasional
Jakarta (SIB)- Sesungguhnya, awal karirnya dimulai  sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Lalu, beralih sebagai pengusaha, kemudian terjun di dunia politik  dan saat ini  di tengah-tengah  kesibukannya sebagai politisi mengembangkan usaha televisi berbasis  digital dan analog tingkat nasional.  Dengan demikian, bisa dicatat Nurdin Tampubolon merupakan  orang Batak pertama  yang berhasil membuka atau membangun usaha televisi berbasis digital dan analog secara nasional.
Orangnya begitu supel, sederhana, bicara apa adanya, namun dalam pikirannya tersimpan "segudang" gagasan dan ide, untuk membangun dan mengembangkan berbagai aspek pembangunan, bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Jika diajak bicara tentang Bona Pasogit (baca: daerah Sumut),  selalu sangat antusias, karena dirinya tidak lupa membangun kampung halaman, meskipun sudah puluhan tahun berkiprah di tingkat nasional.

Namanya adalah Ir Nurdin Tampubolon MM, saat ini Ketua Fraksi Partai Hanura  DPR RI periode 2015-2020, yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Hanura masa bhakti 2015-2020.

Pria supel kelahiran P Siantar, Sumut, 29 Desember 1954 ini, menimba ilmu tingkat  dasar dan lanjutan di  SD Negeri I, SMP Negeri I dan SMA Negeri I  P Siantar, Sumut. Kemudian masuk Perguruan Tinggi, Universitas Sumatera Utara ( USU) Medan  dan meraih gelar sarjana tehnik mesin (Ir)  pada tahun 1981. Sedangkan pasca sarjana, gelar MM (Managemen Magister), disandangnya dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jakarta tahun 2015.

Suami Lince Berliana Lbn Tobing ini  mengawali karir sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Pertambangan dan Energi (ESDM pada tahun 1983- 1989  dengan jabatan terakhir Kepala Seksi Evaluasi Pembangunan eselon IV). Berhenti secara baik-baik atas permintaan sendiri.

Kemudian bekerja di PT Indonesia Asahan Aluminium (PT Inalum), perusahaan patungan pemerintah Indonesia dengan Jepang sebagai supervisor produksi (tahun 1981-1982). Dari perusahaan ini juga berhenti secara baik-baik atas permintaan sendiri.

Berhenti dari PT Inalum, Nurdin Tampubolon, bekerja di PT Astenia (Salim Group) Jakarta sebagai business development manager selama satu tahun (1992- 1993) juga berhenti secara baik-baik atas permintaan sendiri.

Dengan modal pengalaman beberapa tahun di PT Inalum dan Salim Group, Nurdin membuka usaha sendiri. Tahun 1996  membuka usaha dagang sebagai Komisaris Utama (Komut)  UD NT Corp, yang bergerak sebagai distribusi Bahan Bakar Minyak & Gas (BBMG).

Usaha dagangnya semakin berkembang, karena tahun-tahun  berikutnya membuka beberapa perusahaan, yang tergabung dalam Sonvaldy Group.

Perusahaan tersebut antara lain bergerak di bidang perkebunan dan kelapa sawit, aerospace, majalah info bisnis internasional dan Gold Bank, serta gedung pertemuan (Cimahi Covention Hall) di Bandung.

Sukses sebagai pengusaha, Nurdin Tampubolon kemudian terjun ke dunia politik. Terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) periode 2004-2009 dari Daerah Pemilihan Sumut. Dipercaya sebagai unsur pimpinan alat kelengkapan (Wakil Ketua Panitia Musyawarah) yang membawahi bidang ekonomi, keuangan dan APBN.

Pada Pemilu Legislatif (Pileg) tahun 2009- 2014, terpilih sebagai aggota DPR RI (Partai Hanura) dari Dapil I Sumut. Juga pada Pileg 2015 -sd 2020 dari partai dan Dapil yang sama.

Jika sebelumnya Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dipindah  sebagai anggota Komisi XI, sejak tahun 2015 diberi tugas sebagai Ketua Fraksi Hanura  di DPR RI.
Selain pengusaha dan politisi,  pengalaman lain antara lain ikut di berbagai seminar, baik nasional maupun internasional. Juga mengikuti kursus Lemhanas  bulan Agustus  tahun 2014 di Jakarta.

Organisasi  yang pernah dipegangnya antara lain, Ketua Umum Yayasan Universitas HKBP Nomensen Medan (2012- 2017). Wakil Ketua Kadin Pusat (2010- sekarang), Anggota Dewan Pakar Persatuan Insinyur Indonesia (PII), tahun 2012 s/d sekarang, Ketua Umum Ikatan Alumni Fakultas Tehnik USU Medan (tahun 2013- sd sekarang), Anggota Dewan Pembina Himpunan Batak Tionghoa Indonesia (Batin) tahun 2013 s/d sekarang, Ketua Umum Perguruan Karate Do Tako Indonesia tahun 2013-2017,    Bendahara Persatuan Ahli Tehnik Indonesia (PATI) tahun 2006 s/d sekarang), Ketua Umum Presidium Sapalatua Tampuk Nabolon sedunia  (tahun 2004 s/d sekarang).

Babak baru
Di tengah kesibukannya sebagai pengusaha dan politisi, Nurdin Tampubolon membuka babak baru dunia bisnis yang memiliki prospek bagus ke depan.
Siaran digital yang bernama TV Nusantara  segera  mengudara di Indonesia,  setelah LPP TVRI dan 36 perusahaan lainnya menandatangani nota kesepahaman, menyusul dikeluarkannya Peraturan Menkominfo No. 5/2016 tentang Uji Coba TV Digital Terestrial.

TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP) akan bertindak sebagai multiplexer, sementara 36 perusahaan swasta lainnya (LPS) akan bertindak sebagai penyedia konten digital.

Uji coba  akan berlangsung selama enam bulan sejak 15 Juni hingga 15 Desember 2016, sambil menunggu revisi UU Penyiaran.

Uji coba siaran TV digital terrestrial ini bersifat non-komersial alias gratis bagi pelanggan dengan masa laku uji coba yang bisa diperpanjang setelah trial berakhir enam bulan.

Wilayah layanan uji coba ada di 20 lokasi yang sudah terbangun infrastruktur multiplexing TVRI.

Menurut Nurdin Tampubolon,  tujuan uji coba siaran TV digital  adalah dalam rangka penelitian aspek teknis dan non teknis meliputi kinerja perangkat dan sistem penyiaran multiplexing.

Sebagai Lembaga Penyiaran Swasta (LPS), Nusantara TV (NTV) yang dipimpin Nurdin memanfaatkan kesempatan  dengan melakukan uji coba siaran perdana pada 28 Juni 2016.

NTV merupakan pemain baru di industri penyiaran tv digital yang bernaung di bawah NT Corp melalui anak usahanya PT Nusantara Media Mandiri.

Indonesia  sesungguhnya sudah terlambat dalam proses migrasi siaran tv analog ke digital (analog switch off/ASO),  sebab di  negara-negara lain, proses migrasi analog ke digital sudah lama  dilaksanakan.

Makanya, NTV mendesak  pemerintah dan lembaga terkait untuk segera merampungkan regulasi yang berkaitan dengan undang-undang penyiaran, sehingga seluruh stasiun televisi dapat secepatnya melakukan migrasi dari analog ke digital.

Jika regulasi itu rampung, maka pemerintah akan membagikan set top box (STB) kepada masyarakat yang masih menggunakan siaran analog untuk beralih ke digital.(G 01/ r)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru