Yogyakarta (SIB)- Kreativitas merupakan syarat penting untuk mencapai keunggulan, baik keunggulan yang bersifat individual maupun kolektif, bahkan dapat membentuk karakter suatu bangsa, kata pakar pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta Darmiyati Zuchdi.
"Oleh karena itu, perlu upaya pengembangan kreativitas, baik melalui lembaga pendidikan formal, nonformal maupun informal," kata Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui kegiatan membaca, yang disebut membaca kreatif. Pembiasaan membaca kreatif seharusnya dilakukan sejak dini, sejak anak dapat memahami isi bacaan.
"Biasanya dimulai pada saat anak kelas tiga sekolah dasar, dan dilakukan secara terus-menerus sehingga merupakan proses pembudayaan," katanya.
Ia mengatakan kebiasaan membaca kreatif dapat dilakukan terus-menerus baik ketika seseorang masih menuntut ilmu di jenjang pendidikan tertentu maupun setelah bekerja dalam segala macam profesi.
"Membaca kreatif dapat menjadi sumber inspirasi bagi setiap individu, guna menghasilkan suatu perubahan. Perubahan itu dapat berupa perubahan sikap dan perilaku," katanya.
Menurut dia, hal itu bermuara pada terbentuknya jiwa kreatif untuk menghasilkan suatu karya berupa karya tulis, karya seni, karya teknologi, dan karya kerajinan.
"Membaca kreatif melebihi proses membaca biasa karena dalam membaca kreatif setelah penataan hasil membaca menjadi suatu kesimpulan, berlangsung proses pengintegrasian dalam diri pembaca yang dapat dijadikan sumber inspirasi untuk menghasilkan suatu karya," katanya.
Ia mengatakan dalam mata kuliah membaca kritis, kreatif, dan sintopis, mahasiswa memperoleh kesempatan untuk mempraktikkan membaca kreatif. Dengan berbagai genre bacaan pilihan masing-masing dan berbagai jenis karya yang terinspirasi dari bacaan yang dibacanya.
"Kegiatan membaca kreatif mencakup serangkaian proses yang panjang, mulai proses penerimaan informasi dari bacaan, pengorganisasian ide penulis, penyatuan ide penulis dengan pengalaman pembaca, pemilihan bagian isi bacaan yang paling inspiratif sebagai pemicu suatu penemuan baru, serta proses aplikasi penemuan baru tersebut dalam suatu karya kreatif yang bermanfaat dalam kehidupan," katanya.
Menurut dia, pembudayaan membaca kreatif di dunia akademik dan masyarakat umum diharapkan membentuk individu-individu dan komunitas unggul.
Komunitas-komunitas unggul, termasuk komunitas universitas, yang menghasilkan banyak karya inilah yang berkemungkinan menjalin kerja sama dengan komunitas-komunitas lain, termasuk komunitas universitas yang unggul di tingkat nasional dan global.
"Kerja sama berbekal keunggulan itu diharapkan menghasilkan karya-karya spektakuler. Pola kerja sama universitas itu dapat membangun universitas berkualitas internasional dan pola kerja sama berbagai lembaga di Indonesia dapat membangun Indonesia yang unggul di tingkat dunia," katanya.
(Ant/f)