Jakarta (SIB)- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menargetkan pendirian 50 rintisan sekolah menengah terbuka jarak jauh hingga 2015 untuk mendorong peningkatan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tingkat menengah.
"Sebagai awal Kemdikbud meluncurkan rintisan Sekolah Menengah Terbuka di lima wilayah Indonesia, yaitu SMAN 1 Gambut Banjarmasin-Kalimantan Selatan, SMAN 1 Kepanjen Jawa Timur, SMAN 1 Narmada Lombok Barat-Nusa Tenggara Barat, SMAN 2 Padalarang-Jawa Barat, dan SMAN 12 Merangin-Jambi," kata Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Ditjen Dikmen Kemdikbud A. Budi Pribadi di Jakarta, Rabu.
Dikatakannya pendirian rintisan sekolah menengah terbuka diprioritaskan di wilayah yang masyarakatnya memiliki angka partisipasi kasar (APK) masih rendah untuk jenjang pendidikan sekolah menengah.
"Program wajib belajar dinilai berhasil menaikan APK SMP tahun 2012 sebesar 98,02 persen. Sementara APK tingkat pendidikan menengah baru mencapai 76,01 persen. Ini berarti terdapat 22,20 persen lulusan tingkat SMP sederajat yang belum tertampung di tingkat pendidikan menengah," kata Budi Pribadi.
Ia mengatakan rendahnya APK pada jenjang pendidikan menengah disebabkan kendala geografis, sosial, budaya dan ekonomi. Penyelenggaraan Sekolah Menengah Terbuka (SMT) Jarak Jauh diharapkan mampu meningkatkan APK hingga 97 persen pada tahun 2020.
"Konsep yang diterapkan pada sekolah menengah terbuka berupa pendidikan layanan khusus yang menginduk pada sekolah reguler. Sesuai karakteristiknya pembelajaran dilakukan secara mandiri berbasis teknologi informasi," kata Budi.
Misi yang diemban SMT Jarak Jauh, antara lain menyelenggarakan layanan khusus bagi lulusan SMP yang tidak tertampung di SMA/SMK reguler, mengembangkan sistem pembelajaran mandiri dengan mengkombinasikan sistem belajar jarak jauh menggunakan jaringan internet dan tatap muka, katanya.
Rintisan sekolah menengah terbuka akan dimulai pada tahun ajaran baru 2014/2015 dan masing-masing wilayah yang dipilih sebagai rintisan akan menerima maksimal 200 siswa dengan prioritas calon siswa tidak mampu sehingga pada tahun pertama penyelenggaraan SMT Jarak jauh dapat direkrut 1000 siswa baru .
"Tahun ini masing-masing sekolah rintisan akan menerima bantuan antara Rp650 juta hingga Rp1 miliar untuk beasiswa. Besarnya bantuan antara satu sekolah dengan sekolah lain akan berbeda tergantung kondisi dan kebutuhan," katanya.
(Ant/f)