Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 06 Agustus 2025

UNICEF: Anak Indonesia Tak Betah di Rumah Saat Pandemi Covid-19

Redaksi - Minggu, 28 Juni 2020 20:27 WIB
275 view
UNICEF: Anak Indonesia Tak Betah di Rumah Saat Pandemi Covid-19
Foto: Dok/Lukman Nasution
Penghargaan : Jonni Silitonga memberikan cendera mata pada Abdul Kholiq, seorang guru yang mengabdi luar biasa saat peringatan Hari Lahir Pancasila 2020. Penghargaan sebagai apresiasi DPC Peradi RBA Deliserdang guna semakin menyemangati dalam men
Jakarta (SIB)
United Nations Children's Fund (UNICEF) mengadakan survei pada 4.000 pelajar di 34 provinsi di Indonesia. Hasilnya, 66 persen dari 60 juta siswa mengaku tidak nyaman belajar di rumah selama pandemi Covid-19. Delapan puluh tujuh persen siswa ingin segera kembali belajar di sekolah. Lalu, 88 persen siswa juga bersedia mengenakan masker di sekolah dan 90 persen mengatakan pentingnya jarak fisik jika mereka melanjutkan pembelajaran di kelas.

Survei yang dilakukan 18-29 Mei 2020 dan 5-8 Juni 2020 itu meminta pendapat responden melalui kanal U-Report yang terdiri dari SMS, WhatsApp dan Messenger.

Debora Comini, perwakilan UNICEF di Indonesia, meminta otoritas belajar memrioritaskan pembelajaran, baik di sekolah atau jarak jauh selama masa pandemi Covid-19.

Spesialis Pendidikan UNICEF Nugroho Warman, seperti disiarkan Kompas.Com, menambahkan untuk memastikan proses tersebut harus sama dan setara akses yang didapat.

Pekerja sosial Jonni Silitonga menegaskan, akses sosial dan digital bagi anak di Indonesia harus sama. Proses belajar anak di kota dan desa cenderung beda karena akses digital. “Kualitas orangtua sebagai pendamping anak dalam belajar daring pun, beda. Itu sebabnya harus ada standar mutu pasca belajar jarak jauh. Minimal ada penambahan fokus perhatian,” ujar pria yang menjabat sebagai Ketua Persatuan Advokat Indonesia (Peradi) Rumah Bersama Advokat (RBA) Deliserdang tersebut.

Didampingi Sekretaris Lukman Nasution, bendahara dan pengurus Nelita Barus, Sorta Hernawati Hutasoit dan Yohana Melvani, Jonni Silitonga mengemukakan fakta, kualitas pembelajaran anak beda geografis pun diukur dari status sosial. “Ada anak yang orangtuanya harus menghidupi keluarganya, yang akhirnya membuat mereka kurang memiliki waktu untuk membantu anak-anaknya. Itulah sebabnya belajar face to face dengan pendidik masih sangat penting,” nilainya.

Ia berharap hasil survei itu membuat para guru semakin terpacu semangatnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. “Idealisme guru menentukan masa depan bangsa,” tutup Jonni Silitonga. (T/R10/f)

SHARE:
komentar
beritaTerbaru