Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 09 Juni 2025

Ajaran Moral Religi Milenial Sulit Terpenuhi dari Digital

Redaksi - Minggu, 05 Juli 2020 18:41 WIB
386 view
Ajaran Moral Religi Milenial Sulit Terpenuhi dari Digital
Linda Priskila
Galang (SIB)
Pandemi Covid-19 memosisikan teknologi sebagai prioritas melancarkan urusan kehidupan, termasuk belajar. Tetapi, hal hakiki tujuan belajar tak terpenuhi seluruhnya dari digital seperti moral religi. Moral sosial dengan dasar religi hanya didapatkan secara maksimal dari kehidupan berketuhanan.

Demikian diutarakan pembimbing dan pengembang moral anak Linda Priskila di Priskila Maris School Jalan Mawar I, Kotangan - Galang, Deliserdang, Jumat (3/7). Menurutnya, pemahaman dan pengamalan moral kaum milenial tak dapat diperoleh dari Internet. “Moral itu mengacu akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, mengkait hukum, adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku sejalan dengan moral kelompok sosial religi,” tegasnya didampingi CEO HoRe PraiseandWorship Ps Aryo Darudjati.

Dalam konteks keindonesiaan, ujarnya, nilai moral religi adalah kepatuhan melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran pada pihak lain dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. “Internet tidak dapat mengajarkan hal seperti itu. Sebaliknya, digital yang justru butuh pengajaran moral religi,” tegasnya.

Ia memastikan, dengan kepemilikan moral religi maka pribadi akan jujur, seirama perkataan dengan perbuatan yang di dalamnya ada kedisiplinan dan kerja keras. “Disiplin tak diajarkan Internet. Justru, pribadi yang belum memiliki moral kuat jadi terombang-ambing waktunya dengan digital,” tukasnya.

Atas kondisi itu, Linda Priskila minta orangtua tidak melepaskan pendidikan anaknya pada pembelajaran jarak jauh. Ia berharap orangtua tetap mendampingi buah hatinya. “Pendampingan untuk membimbing dan mengamalkan akhlak religi. Mulai dari beribadah mengawali hingga menutup harinya,” harapnya.

Setelah memiliki dasar kuat tentang moral religi, lanjutnya, milenial diarahkan menjadi tekun, kreatif, mandiri, demokrasi dengan dasar kebangsaan Indonesia. Dari posisi tersebut dapat diarahkan menjadi pribadi yang cinta tanah airnya karena memiliki semangat kebangsaan. (R10/p)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru