Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 16 Juni 2025

Menstruasi Tak Memengaruhi Otak Perempuan

- Minggu, 16 Juli 2017 21:27 WIB
352 view
Perempuan terperangkap dalam stereotip bahwa menstruasi membuat otak tak bisa bekerja sebagaimana mestinya.

Trump--dahulu masih capres--pernah melontarkan ucapan stereotip ini pada pembawa acara stasiun televisi Fox, Megyn Kelly. Vladimir Putin dalam wawancara dengan Oliver Stone beberapa waktu lalu terungkap juga beranggapan stereotip ini benar adanya.

Pun demikian, pemikiran bahwa perempuan jadi pelupa, tak gesit beraktivitas, dan secara umum tak bisa berfungsi layaknya manusia normal sesungguhnya bukan sekadar mitos yang dilanggengkan oleh kaum Adam, tapi juga pemikiran yang menempel di otak perempuan dan terbawa hingga kini.
"Sebagai spesialis dalam pengobatan reproduksi dan psikoterapis, saya menemukan banyak perempuan yang memiliki kesan bahwa siklus menstruasi memengaruhi kesejahteraan dan kinerja kognitifnya," jelas profesor Brigitte Leeners dari University Hospital Zurich.

Semua itu adalah stereotip yang tak punya dasar ilmiah, hingga kini. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Behavioral Neuroscience mendemonstrasikan bahwa perempuan tidak melihat adanya perubahan konsisten dalam kemampuan mereka membuat keputusan atau bermulti-aksi di kala sedang datang bulan.

"Perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus menstruasi tidak menunjukkan adanya hubungan apapun dengan kinerja kognitif," jelas Leeners.
Mengapa demikian? Begini penjelasannya.

Ada tiga hormon utama yang memegang peran dalam siklus menstruasi, estrogen, progesteron, dan testosteron. Leeners, kepala penelitian ini berhipotesis bahwa ketiganya memengaruhi korteks prefrontal otak, bagian yang mengendalikan fungsi logis, ingatan, perencanaan, penalaran, dan pemecahan masalah.

Bersama tim risetnya Leeners merekrut 68 perempuan dan melakukan pengamatan terhadap mereka selama dua siklus menstruasi.

Peneliti mengamati tiga fungsi otak, meminta partisipan untuk melakukan 10 uji kognitif berdurasi sekitar 40 menit pada komputer layar sentuh untuk mengukur perhatian yang terbagi, memori kerja visual-spasial, atau kemampuan mengingat bentuk, warna, dan pergerakannya, bias kognitif, kesalahan dalam menilai orang atau cara pikir mereka saat memproses informasi.

Ujian-ujian ini dilakukan untuk melacak adanya kemungkinan perubahan dalam tiga fungsi otak pada tahap yang berbeda dalam siklus menstruasi.
Biasanya, siklus menstruasi perempuan bertahan 28 hari dan terbagi dalam tiga fase, termasuk follicular--sebelum dan sesudah sel telur dilepaskan, ovulatori--pelepasan sel telur, dan luteal--seteah sel telur dilepaskan atau dikenal juga waktu ovulasi dan menstruasi.

Pada permulaan siklus kadar estrogen rendah lalu naik, testosteron bertambah tinggi saat menstruasi, dan progesteron ada dalam kadar paling rendah pada masa ini.

Temuan para peneliti menyimpulkan bahwa kadar kadar estrogen, progesteron, dan testosteron dalam tubuh perempuan tak memiliki pengaruh pada ingatan, bias kognitif, atau kemampuannya untuk bermulti-aksi.

Secara kontras, sebuah studi pada 2014 yang dipublikasikan dalam jurnal Pain mengemukakan bahwa kram yang dirasa saat datang bulan memiliki efek negatif terhadap kemampuan perempuan dalam mengerjakan tugas. Hal ini terlihat dari penilaian kinerja yang lebih rendah pada perempuan mens, dibandingkan dengan rekan mereka yang sedang tidak mens.

Walau riset-riset sebelumnya menunjukkan bahwa estrogen dan progesteron mungkin memengaruhi fungsi kognitif perempuan, menurut Leeners, riset tersebut memiliki batasan signifikan dan bias metodologis.

Misal, tak ada satu pun yang mengukur kadar hormon dan kognisi selama dua periode siklus, padahal ini dapat membantu menegakkan hubungan sebab akibat antara hormon dan kemampuan.

"Walaupun mungkin ada pengecualian pada individu tertentu, secara umum kinerja kognitif perempuan tidak terganggu oleh perubahan hormonal yang terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi," Leeners berujar.

Jadi, kata Leeners, perempuan harus berhenti menjadikan menstruasi sebagai alasan menurunnya kinerja. (Beritagar.id/c)


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru