Kulit putih menjadi impian banyak wanita Asia. Bukan hanya Indonesia, wanita di negara Asia Tenggara, Asia Timur, hingga Asia Selatan juga mengidamkan kulit lebih cerah. Terobsesi untuk tampil bening, berbagai cara dilakukan mulai dari suntik vitamin C, minum obat, hingga bleaching. Apa yang membuat banyak wanita Asia terobsesi ingin putih?
Banyak orang menduga jika keinginan wanita Asia untuk menjadi putih terinspirasi dari kecantikan wanita Eropa. Namun berdasarkan sejarah, obsesi untuk putih sudah ada sejak orang Asia menjalin kontak dengan dunia Barat. Bisnis produk pencerah kulit pun telah dimulai sejak para wanita berkulit putih dianggap punya status sosial yang lebih tinggi di zaman Dinasti Han hingga Goryeo.
Wanita China umumnya sudah memiliki kulit yang cenderung putih. Namun banyak dari mereka yang masih ingin tampil dengan kulit lebih cerah. Dilansir Nextshark oleh Wolipop, obsesi ini dimulai sejak Dinasti Han (206 SM - 220 M) ketika orang-orang percaya jika kulit merefleksikan status sosial. Punya kulit putih pun dianggap sebagai sebuah kemewahan karena mengindikasi bahwa mereka tidak menghabiskan waktu bekerja di ladang.
Kulit putih sudah menjadi standar kecantikan di China sejak lama. Pada zaman Dinasti Ming (1368 - 1644 M), para wanita juga mulai mengonsumsi makanan yang dipercaya bisa jadi pemutih kulit, termasuk butir mutiara yang ditumbuk. Keinginan untuk putih pun tampaknya diperkuat dengan perkataaan bahwa 'kulit putih bisa membantu menutupi 100 kecacatan lain dalam penampilan.'
Selain di China, banyak wanita Jepang juga mengutamakan kulit putih bersih sebagai tujuan perawatan mereka. Hal ini sepertinya telah menjadi budaya karena sebuah pepatah lama berbunyi 'kompleksi yang bening bisa menyembunyi tujuh kesalahan'. Selama periode Nara (710-794) hingga Heian (794 - 1185), kulit putih juga diasosiakan dengan kaum bangsawan.
Karena itu, banyak wanita merias wajah dengan bedak putih, oshiroi, yang dikenal sering digunakan para aktor kabuki dan geisha. Namun mulai periode Edo (1603 - 1868), standar kecantikan mulai bergeser dan wanita lebih menginginkan kulit putih yang lebih natural.
Sedangkan di Korea, para idol dan aktris drakor menginspirasi para wanita untuk tampil dengan kulit putih. Di Negeri KPop, kulit putih para selebriti pun tak selalu natural karena tak jarang didapatkan dari perawatan. Perawatan kulit putih pun sudah dimulai sejak Era Gojoseon (2333 SM - 108 M) di mana para wanita menginginkan kulit putih tanpa noda untuk terlihat seperti bangsawan. Di zaman Goryeo (918-1392), anak-anak kelas atas bahkan sudah diajarkan untuk mencuci wajah mereka dengan air bunga peach agar kulitnya bersih.
Hingga sekarang, anggapan wanita cantik harus berkulit putih tentu masih ada. Wanita di Korea dikatakan melakukan berbagai cara, mulai dari menerapkan produk perawatan pemutih, suntik, hingga foundation lebih warnanya lebih cerah dari kulit asli. Hal ini juga banyak terjadi pada wanita di berbagai negara Asia. (R17/c)