Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 15 Juli 2025

Transportasi Massal Harus Dibarengi Pembenahan Infrastruktur

- Jumat, 04 Maret 2016 09:54 WIB
443 view
Konsekuensi logis dari pertambahan jumlah penduduk dan tingginya intensitas kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan adalah transportasi. Permasalahan besar transportasi perkotaan adalah kemacetan lalulintas dan buruknya pelayanan angkutan umum. Masalah ini bukan hanya ada di kota besar seperti Jakarta, tetapi juga di Medan, Bandung, dan Surabaya serta kota-kota lainnya. Banyak aktivitas terkendala karena kurang tersedianya transportasi massal yang  layak dan harganya terjangkau.

Pemerintah daerah memang melakukan upaya mengatasinya, antara lain, meningkatkan jaringan jalan yang ada, maupun rekayasa dan manajemen lalulintas. Namun sejauh ini hasilnya masih jauh dari harapan, kemacetan  masih terjadi dimana-mana bahkan cenderung meluas. Pelayanan angkutan umum belum menunjukkan perbaikan kualitas pelayanan yang memadai, meski di Medan misalnya sudah ada bus Mebidang dan angkutan khusus ke Bandara Kualanamu.

Sumut memang agak berbeda dari daerah lain. Saat pertumbuhan ekonomi daerah lain agak menurun, Sumut justru menanjak akibat harga berbagai komoditi asal daerah ini masih bertahan karena sebagian besar untuk ekspor. Pertumbuhan ekonomi daerah ini telah memacu pertumbuhan kendaraan bermotor.
Pertumbuhan kendaraan lebih besar di Kota Medan, Binjai, Deliserdang dan Karo. Sudah ada upaya melakukan terobosan tetapi tetap tak memberi perbaikan, malah makin macet.

Dampak persoalan transportasi ini antara lain pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu dan rendahnya kenyamanan  pengguna jalan. Sebagian masyarakat akhirnya  memilih menggunakan sepeda motor dan kendaraan pribadi daripada angkutan umum sehingga  ruas-ruas jalan menjadi sangat padat.  Kualitas lingkungan perkotaan makin rendah sebab tingginya polusi dan menurunkan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang.

Salah satu visi-misi Presiden Jokowi dalam Nawacita adalah meningkatkan daya saing bangsa melalui pembangunan infrastruktur transportasi modern, yang akan memercepat mobilitas warga. Itu sebabnya, banyak anggaran yang disiapkan untuk mewujudkannya. Berbagai proyek digeber mulai pembangunan jalan tol, jalur kereta api, pelabuhan  laut dan Bandara agar koneksi antar kota dan antar provinsi bisa lebih baik dari sebelumnya.

Pemerintah sangat mendorong pembangunan transportasi massal sebagai salah satu upaya  mengurangi kemacetan di kota-kota besar. Ke depan, standar Bandara harus terkoneksi dengan transportasi massal, baik LRT, railbus dan kereta api. Semua masyarakat di kota-kota besar mesti membiasakan diri menggunakan transportasi massal. Dengan adanya transportasi massal ini, maka diharapkan akan mengurangi penggunaan mobil pribadi. Tentu kelayakan dan kemudahan akses transportasi massal menjadi syarat utama.

Kereta api merupakan tulang punggung transportasi massal masa depan di Indonesia yang diharapkan menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi. Tentu saja tanpa mengabaikan moda angkutan lainnya, seperti bus, kapal laut, dan pesawat udara. Saat ini industri kereta api menjadi sektor proritas sebagaimana diamanatkan dalam Perpres Nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional tahun 2015-2035. Pembangunan dan pengkajian sedang giat-giatnya dilakukan seperti rel ganda di Jawa, trans Sumatera, trans Sulawesi, trans Kalimantan bahkan untuk trans Papua.

Kita mendukung upaya pembangunan transportasi massal di Indonesia. Namun, tak boleh dilupakan, infrastrukturnya harus dipersiapkan secara matang. Bukan hanya menyediakan sarana transportasinya saja berupa kereta api, bus, kapal laut dan pesawat. Koneksi antar kota terutama yang memiliki potensi ekonomi tinggi mesti diprioritaskan. Perlu keseriusan pemerintah daerah mendukung program pemerintah pusat ini.

Kota Medan sudah seharusnya memiliki program penyediaan transportasi massal. Memang sudah ada perbaikan seperti adanya bus Mebidang, dan reaktivasi jalur kereta api yang selama ini tak beroperasi. Namun dari sisi pembenahan infrastruktur masih kurang. Jalan akses ke berbagai lokasi masih bermasalah. Jika tidak dibenahi, maka transportasi massal bukan menjadi solusi, malah menjadi biang kemacetan baru.(**)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru