Hari ini umat Kristiani seluruh dunia memeringati Jumat Agung. Yesus Kristus yang adalah Tuhan, menyerahkan nyawaNya di kayu salib sebagai bukti cinta kasihNya kepada manusia. Seharusnya orang-orang berdosalah yang dihukum, tetapi Dia mengorbankan diriNya menggantikan manusia. Meski Dia adalah penguasa alam semesta, Dia rela mati untuk menyelamatkan manusia berdosa.
Ketaatan Tuhan Yesus pada misiNya sungguh luarbiasa. Meski dihina, disiksa, bahkan berujung kematian, tetap komit kepada kebenaran. Tak sedikit pun Dia bergeser dari tujuannya untuk menyelamatkan manusia. Malah manusia yang hendak ditolongNya itu justru yang menolakNya bahkan ikut berkonspirasi menyalibkanNya.
Sebab kondisi manusia berdosa sudah sangat memprihatinkan. Sudah kehilangan harapan, hidup dalam kemiskinan, tertindas, menderita dan tanpa arah. Tuhan tahu manusia memerlukan kebenaran dan terang. Dia tahu tanpa pengorbanan, manusia takkan bisa diselamatkan. Meski korban itu adalah diriNya sendiri, dilakoninya tanpa ragu.
Wujud cinta kasih adalah kerelaan berkorban. Bagaimana seseorang mengatakan mencintai tetapi enggan untuk berkorban. Jenis pengorbanan sangat beragam, mulai dari berkorban waktu, tenaga, materi, perasaan dan nyawa. Mustahil mencintai tanpa berkorban!
Pendiri negara ini sudah membuktikan cintanya terhadap bangsa ini. Mereka mengorbankan segalanya untuk tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tak sedikit yang gugur di medan juang. Banyak pula yang menyumbangkan hartanya untuk lanjutnya perjuangan di garis terdepan.
Atas jasa merekalah, kita bisa hidup sebagai anak bangsa Indonesia. Masih banyak yang perlu dibenahi agar negara ini sejajar dengan bangsa lain.
Kemiskinan dan kesenjangan sosial masih masalah besar serta korupsi merajalela. Perlu para pemimpin yang memiliki semangat berkorban.
Tidak ikut korupsi juga merupakan wujud berkorban. Saat berkuasa, kesempatan mencuri sangat besar. Hanya pemimpin yang memiliki semangat berkorban yang tidak akan korupsi meski peluangnya ada. Mereka hanya memikirkan kepentingan orang banyak. Bagaimana orang-orang di sekitarnya bisa meningkat taraf hidupnya, berkeadilan dan berbahagia.
Pengorbanan Tuhan Yesus perlu diteladani para (calon) pemimpin di negeri ini. Meski Dia bisa saja menolak karena kemahakuasaanNya, tetapi tak dilakukan. Dia memilih berkorban nyawa asal banyak orang yang selamat. Baginya, kepentingan banyak orang jauh lebih penting. Kita butuh pemimpin yang memiliki semangat berkorban yang demikian.
Melalui peringatan Jumat Agung ini, diharapkan semangat berkorban berkobar lagi di setiap sanubari anak bangsa ini. Memang bukan hal mudah di tengah merebaknya materialisme dan hedonisme yang membuat manusia makin egois. Namun, jangan pernah putus asa untuk menyuarakannya, sebab Tuhan tak pernah tidur dan selalu setia menjawab segala doa-doa umatNya. Selamat memperingati Hari Jumat Agung
! (**)