Di tengah hiruk pikuk Pilpres 2014, sejenak perhatian kita arahkan ke nasib pengungsi Gunung Sinabung. DiĀ posko pengungsian, terdengar keluhan jika para pengungsi kekurangan logistik. Bukan hanya itu, ada juga yang terancam kehilangan tempat mengungsi karena lokasi tersebut hendak digunakan oleh pengelola lokasi dalam hal ini pihak sekolah.
Ketidakjelasan nasib mereka juga terlihat dari kondisi rumah mereka yang belum diperbaiki. Masih banyak rumah yang berada dalam kondisi mengenaskan sehingga mereka tidak punya rumah yang memadai untuk ditinggali. Adakah suara mereka sampai ke telinga pada petinggi negeri ini?
Tentunya kita masih ingat bagaimana kedatangan Presiden SBY ke lokasi pengungsian seolah mendatangkan angin segar. Ribuan pengungsi yang saat itu berada di lokasi pengungsian seolah memperoleh kelegaan. Sayangnya, semuanya berlalu begitu saja.
Selama ini, penurunan status Gunung Sinabung memang membuat sebagian para pengungsi bisa kembali ke rumah mereka. Hanya mereka yang berada di kawasan zona merah yang belakangan pulang. Tetapi kenyataan saat ini masih belasan ribu masyarakat di pengungsian, selain warga 3 desa yang harus direlokasi. Masyarakat yang seharusnya sudah bisa kembali ke rumahnya, namun tertunda karena rumahnya yang rusak akibat abu vulkanik belum diperbaiki.
Yang menjadi pertanyaan sudahkah pemerintah menjalankan kewajibannya kepada para pengungsi antara lain jatah hidup, beras, alat kebersihan? Apakah bantuan tersebut sudah disalurkan sebagaimana mestinya dan tidak meleset jauh kemana-mana?
Belum lagi jika kita menagih janji pemerintah untuk melakukan pembenahan rumah, perbaikan taman dan kebun, serta perbaikan jalan akses ke desa-desa yang terkena dampak erupsi Sinabung. Semuanya itu harus pula dibarengi dengan perbaikan listrik dan sarana air bersih. Sudahkah semuanya dilaksanakan oleh pemerintah? Tampaknya belum. Pemerintah justru kini disibukkan oleh berbagai aktifitasĀ mengurus Pilpres 2014.
Memang ada baiknya kita mengingatkan kembali masalah ini dalam suasana Pilpres. Lambannya penanganan korban membuat masyarakat seperti diabaikan. Saat ini ribuan pengungsi di Karo masih butuh bantuan baik itu sembako dan perbaikan rumah. Kepada para calon pemimpin kita titipkan masalah ini. Korban bencana juga adalah manusia. Solusi darurat diperlukan oleh sebagian pengungsi Sinabung yang hidupnya kini terkatung-katung seolah mereka bukan warga negara di negeri ini.
(***)