Setiap tanggal 1 Juli, Korps Bhayangkara yaitu jajaran Kepolisian RI merayakan hari jadinya. Tahun ini Polri genap berusia 68 tahun. Karena berada dalam suasana Pilpres, tahun ini, tema hari jadinya adalah Sinergitas Polisional Proaktif Guna Mewujudkan Kamdagri yang Mantap Dalam Rangka Sukseskan Pengamanan Pemilu 2014 dan Keberlanjutan Pembangunan Nasional.
Harus disyukuri bahwa sejak reformasi, jajaran Polri telah bekerja keras melakukan transformasi terhadap dirinya. Polri menarik diri dari segala aktivitas politik, dan kemudian membangun diri melalui perubahan dari dalam mereka sendiri.
Patut diapresiasi bahwa Polri juga berhasil menata keamanan dalam negeri. Hampir tidak ada gangguan keamanan yang tidak berhasil diantisipasi oleh Polri sejak peristiwa Mei 1998 yang menimbulkan geger nasional. Bahkan Polri berhasil melakukan penindakan terhadap gembong teroris sehingga beberapa tahun terakhir elemen-elemen perusak sendi kehidupan bernegara tersebut tidak lagi pernah kedengaran aktivitasnya. Prinsip pre-emptive Polri telah mencegah berulangnya peristiwa pemboman yang menakutkan tersebut.
Namun Polri harus terus berbenah. Salah satu sumber masalah adalah aktivitas oknum Polri yang bisa merusak dan mencoreng institusi Polri. Terungkapnya oknum yang memiliki kekayaan luar biasa sebagai akibat dari pembalakan liar di Papua menjadi salah satu perhatian yang harus dicegah berulangnya. Mengingat ada sebanyak 400 ribu orang personial Polri yang masing-masing harus memaknai jiwa dan panggilan Tribrata-nya, maka jajaran Polri memang harus bekerja lebih keras.
Sebagai sebuah institusi yang merupakan bagian dari negara, maka Polri memang memiliki kewajiban sebagaimana termaktub dalam Tribrata, yaitu bahwa anggota Polri berbakti kepada nusa dan bangsa dengan penuh ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Menjunjung Tinggi Kebenaran, Keadilan, dan Kemanusiaan Dalam Menegakkan Hukum NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta senantiasa melindungi mengayomi dan melayani masyarakat dengan keikhlasan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban.
Kewajiban tersebut tentunya akan diuji setidaknya dalam beberapa hari mendatang ini, ketika kompetisi Pilpres akan memasuki tahapan paling krusial, yaitu hari pemungutan suara dan pengumuman pemenang kompetisi sampai nantinya pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih. Polri menyampaikan, untuk tugas dan tanggung-jawab tersebut, telah disiapkan tiga rencana pengamanan, yaitu: Aman Nusa I untuk mengatasi konflik sosial, Aman Nusa II untuk mengatasi bencana alam, serta Aman Nusa III untuk mengatasi aksi terorisme.
Untuk tugas tersebut, lebih dari 250 ribu personil akan disiagakan, bekerjasama dengan hampir 1 juta personil Linmas dan sekitar 25 ribu personil TNI. Kita berharap tugas penting ini bisa diemban Polri secara bertanggung-jawab, mengingat dana untuk melaksanakan tugas tersebut cukup besar.
Menurut Polri, dana pengamanan Pemilu Rp 1,6 triliun, meliputi pengamanan persiapan Pemilu menghabiskan dana Rp 23.861 miliar, Pemilu legislatif sebesar Rp 662,585 miliar, Pilpres putaran I sejumlah Rp 332,242 miliar, sedangkan dana cadangan untuk Pilpres putaran II sejumlah Rp 64.416 miliar. Sementara, dana pelantikan presiden dan wakil presiden dialokasikan sebesar Rp 16,603 miliar. Semua dana tersebut tentunya tidak segan diberikan kepada Polri karena kita tahu bahwa urusan keamanan dalam negeri memang telah menjadi beban di pundak korps Bhayangkara.
Perjalanan Polri sudah cukup panjang dan sudah berkiprah cukup lama di negeri ini. Kita berharap kisah-kisah suksesnya semakin panjang dan memberikan harapan bahwa Polri kita akan melaksanakan pengabdian secara profesional. Dirgahayu Polri
. (***)