Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025

Transparansi Penerimaan Siswa Baru

- Jumat, 04 Juli 2014 10:33 WIB
452 view
 Transparansi Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan siswa baru di sekolah negeri sedang berlangsung. Belajar dari berbagai pengalaman beberapa tahun belakangan ini  proses penerimaan siswa baru (PSB) selalu menimbulkan aroma kecurangan dan bermuara pada kecurigaan masyarakat bahwa proses penerimaannya sarat dengan berbagai permainan. Bahkan ada istilah penerimaan siswa baru dengan istilah masuk melalui pintu belakang, pintu samping, dan kelas siluman.

 Sebagai contoh di sekolah SMP negeri tertentu, daya tampung ditentukan oleh panitia ke publik 400 siswa misalnya. Perkembangan selanjutnya ternyata  bertambah di belakangan hari dengan jumlah 100 lagi dan berjumlah 500. Sebagaimana yang diketahui oleh masyarakat dulu pengumuman kepada mereka daya tampung hanya 400, tiba-tiba di belakangan hari berubah jadi 500 siswa baru. Tentu ini membuat masyarakat kecewa bahwa ada permainan di belakang. Mengapa dalam dunia pendidikan kita hal-hal yang berbau kecurangan selalu menjadi bumbu tidak sedap setiap tahunnya.

Sebagai contoh setiap pelaksanaan ujian nasional setiap tahun ada saja masalah. Mulai dari soal yang tidak sama, jual beli kunci jawaban, sampai kurikulum yang yang membebankan siswa. Jelasnya lagi, pendidikan yang seyogianya mendidik, membangun karakter, melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi berubah jadi masalah nasional. Tentu pendidikan yang sarat dengan masalah  membuat pembangunan sumber daya manusia kita melalui institusi pendidikan mengalami kegagalan. 

Menyangkut penerimaan siswa baru tahun ini di sekolah negeri, hendaknya prosesnya transparan, jujur, objektif dan menumbuhkan iklim kejujuran bagi masyarakat. Dengan demikian marwah pendidikan itu benar-benar terjaga dengan baik, bahkan pendidikan akan dilihat masyarakat sebagai upaya membangun karakter dan nilai kejujuran.  Dunia pendidikan harus benar-benar jadi teladan bagi masyarakat. Konsep transparansi harus dimulai dari dunia pendidikan. Dengan demikian, dalam hal penerimaan siswa baru di sekolah negeri mulai dari SMP negeri, SMU negeri, dan SMK negeri harus dilakukan dengan terbuka kepada masyarakat.

Kita harus menyepakati bersama, pendidikan adalah wadah bagi bangsa ini membangun manusia yang jujur, profesional, berahlak mulia, bertanggung jawab, punya wawasan dan juga berpengetahuan. Kalau sekolah sudah mengajarkan kecurangan, apa jadinya  manusia Indonesia ke depannya. Untuk itu, pihak sekolah, Dinas Pendidikan, LSM, masyarakat sendiri harus mendorong proses yang benar dan baik di sekolah, khususnya lagi seleksi penerimaan siswa baru yang beberapa tahun ini sarat dengan berbagai riak -riak ketidakjujuran.

Siapa lagi yang peduli dengan masa depan pendidikan negara ini kalau bukan institusi sekolah dengan aparatnya dan dukungan Dinas Pendidikan? Untuk itu, kejujuran dalam seleksi penerimaan siswa baru akan jadi starting point (nilai awal) dalam mengembalikan hakikat pendidikan untuk membangun manusia yang jujur sebagai jaminan masa depan bangsa. Korupsi, kolusi, dan nepotisme adalah penyakit bangsa yang bisa diatasi mulai dari proses pendidikan yang baik dan benar. Tentu kita bisa memulainya dari sekolah dengan cara mengedepankan transparansi dalam penerimaan siswa baru (PSB) tahun ajaran 2014/2015 ini. (#)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru