Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025
Tajuk Rencana

Krisis Listrik Sumut Belum Tuntas

- Kamis, 07 Agustus 2014 14:27 WIB
433 view
Krisis Listrik Sumut Belum Tuntas
Baru-  saja suasana lebaran usai, PLN kembali berulah. Pemadaman listrik kini menjadi konsumsi rutin, setelah hanya dalam beberapa pekan masyarakat di Sumut nyaris terbebas dari byar pet. Masyarakat kembali ramai menyampaikan komentarnya. Semuanya mengutuk dan merutuk kembalinya pemadaman listrik yang bisa 3 jam lamanya per hari.

Pasokan listrik di Sumut memang sudah lama kacau balau. Semuanya memiliki begitu banyak persoalan. Salah satunya adalah defisit 200 MW. Selama ini pasokan untuk mencoba menutupi defisit diambil dari PT Inalum. Tetapi itu pun tidak cukup. Kondisi krisis kembali terjadi jika PLN melakukan perawatan mesinnya.

Sudah lelah rasanya masyarakat Sumut menanti-nanti janji pemerintah menuntaskan hal ini. Presiden SBY sudah pernah memanggil Gubernur Sumut dan memerintahkan untuk mengatasi masalah ini. Sampai-sampai kemudian dibentuk tim penanggulangan masalah krisis listrik Sumut ini. Hasilnya? Nol besar!
Demikian juga janji Mentri BUMN Dahlan Iskan yang menyatakan pasokan listrik di Sumut akan aman pada Agustus 2014. Janji itu sepertinya janji yang tidak  akan bisa dipenuhi. Seharusnya ada tanda-tanda perbaikan. Nyatanya, persoalan tetap sama saja.

Yang terbaru adalah proyek pembangunan pipa gas untuk memenuhi bakan bakar ke sejumlah pembangkit listrik. Jalur pipa itu akan dibangun sepanjang 360 kilometer. Namun rencananya akan selesai Oktober 2014. Masyarakat pun harus sabar menunggu. Menunggunya pun sangat lama, sama seperti menunggu proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pangkalan Susu yang dibangun dengan kapasitas 2x200 Megawatt, tetapi baru akan beroperasi pada Desember 2014.
Sampai saat ini, kabar mengenai pembangunan proyek listrik di Sumut memang penuh kontroversi.

Salah satu persoalan adalah karena pemerintah memang tidak punya perencanaan matang. Sumut adalah salah satu model dari perencanaan listrik yang amburadul. Perencanaan untuk membangun  PLTA Asahan III misalnya, masih bolak-balik antara pihak swasta dengan PT PLN. Pemprovsu tidak memberikan tekanan kepada investor sehingga harus menunggu lama untuk kemudian memberikannya kepada PT PLN. Sebuah kebijakan memboroskan waktu dan yang kemudian berakhir kepada krisis yang semakin menjadi-jadi.

Negeri ini butuh perencanaan soal listrik. Dengan pertumbuhan ekonomi nasional di atas 5 persen dan pertumbuhan ekonomi Sumut di atas 6 persen, maka kebutuhan energi tidak bisa ditawar dan tidak bisa ditunda. Bahkan krisis listrik di Jawa dikabarkan akan terjadi sebelum tahun 2018 nanti. Antisipasi harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Sumut, kembali kita sebut, adalah proyek perencanaan yang selalu gagal. Hari ini diatasi, tetapi besok berulah kembali. Situasi nyaman masyarakat ternyata hanya sementara. Persoalan utamanya belum diatasi dengan sungguh-sungguh. Karena memang persoalan utamanya tidak diatasi. Selama ini pemerintah hanya memberikan obat sementara untuk kemudian penyakitnya kambuh lagi.

Masyarakat Sumut bisa tidak puas dan ungkapan kekecewaan bisa menjadi beban sosial yang melelahkan. Lihatlah kondisi jalan raya yang mengalami kemacetan. Perilaku menerobos sesuka hati, saling mencaci dan tidak sabar, menjadi sebuah pemandangan yang membuktikan masyarakat Sumut sudah berubah perilakunya salah satunya karena pemadaman listrik ini. Pemerintah harus berjanji menghentikan krisis ini (***)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru