Spirit- kemerdekaan sebenarnya adalah modal untuk melakukan sesuatu. Dengan spirit itu, ada keinginan untuk melakukan bergerak dan membuat perubahan secara khusus bagi negara ini.
Di masa lalu, spirit kemerdekaan menggerakkan elemen bangsa ini untuk mencapai kemerdekaan, apapun risikonya. Karena itu tidak heran jika karena spirit kemerdekaan itu, Bung Karno pernah menyebut para pemuda di Surabaya sebagai sosok-sosok dengan "semangat macan".
Tetapi haruskah kita terus mengenang spirit kemerdekaan hanya sekedar sebagai perlawanan terhadap kaum penjajah negeri ini? Rasanya bertahun-tahun kita terus menerus melakukannya. Tanpa mengabaikan makna perjuangan mencapai kemerdekaan, seharusnya kita harus melakukan cara merevolusi makna spirit kemerdekaan setiap kali kita memasuki perayaan HUT Kemerdekaan.
Berorientasi pada masa lalu hanya akan membuat kita segera saja melupakannya. Apalagi dalam ciri manusia Indonesia sebagaimana ditulis oleh Mochtar Lubis, masa lalu hanya untuk diingat. Dan ruginya, mereka yang terus menerus mengingat masa lalu akan kehilangan arah untuk membangun masa depannya yang lebih baik.
Jadi bagaimana kita seharusnya menerapkan spirit kemerdekaan ini? Kita tentunya semua percaya bahwa problema bangsa ini masih banyak. Masih terlalu besar masalah yang harus diatasi. Masalah-masalah itulah musuh masa kini kita sebenarnya. Masalah itu harus kita lawan dan jadikan target supaya selesai dan menjadi masa lalu. Setiap jaman tentunya memiliki masalah dan karena itulah kita harus terus menerus "mengangkat" senjata berupa spirit kemerdekaan tadi.
Karena itu, spirit kemerdekaan seharusnya mulai kita alihkan untuk mencapai hal-hal konkrit. Salah satu yang penting adalah spirit untuk melawan perbuatan KKN. Korupsi, harus diakui menjadi lawan tarung kita. Dalam sepuluh tahun terakhir, Presiden SBY mengungkapkan ada hampir 300 ratus orang pejabat negara menjadi bagian dari kinerja pemberantasan korupsi oleh KPK.
Bukan hanya soal masif, tetapi juga perbuatan korupsi ini telah terbukti semakin berat manakala dilakukan oleh sosok-sosok yang seharusnya juga turut berperang melawan korupsi. Para menteri misalnya, harusnya berada di barisan terdepan melawan KKN. Tetapi sayangnya mereka justru takluk. Mereka turut melakukan korupsi ini.
Kita sudah melakukan sesuatu. Kita memiliki KPK. Kita juga memiliki berbagai organisasi pemantau. Bahkan beberapa organisasi masyarakat melakukan hal-hal yang dirasa penting untuk mendorong semangat melawan korupsi. Tetapi itu saja masih kurang. Masih dibutuhkan gerakan yang benar-benar serius dan terarah untuk merombak mental korup yang bercokol cukup lama di negeri ini.
Spirit kemerdekaan juga kita butuhkan untuk melawan kemiskinan. Saat ini ada sekitar 30 juta orang miskin hidup di negeri ini. Mereka tidak bisa melawannya karena mereka tidak ada akses untuk bergerak dan keluar dari kemiskinan.
Beruntung ada pihak-pihak yang perduli. Dengan berbagai program, orang miskin diberdayakan dan diberikan kesempatan untuk maju. Mereka membangun sekolah untuk warga miskin, menyediakan air bersih, mendirikan pasar, bahkan memberikan kredit untuk mereka.
Tetapi itu juga kurang. Kita masih harus terus menerus mengobarkan semangat dan spirit kemerdekaan. Terlalu banyak masalah yang harus diselesaikan. Karena itulah semoga spirit kemerdekaan menjadi inspirasi untuk membentuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
(***)