Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025
Tajuk Rencana

Medan Bukan Kota Koboi

- Rabu, 20 Agustus 2014 13:28 WIB
377 view
Medan Bukan Kota Koboi
Penembakan- dengan senjata softgun serta perampokan kembali terjadi. Meski menimpa hanya seorang warga, tetapi itu berarti alarm tanda bahaya. Setelah beberapa tahun tiarap, genk motor kembali berulah. "Kebangkitan" mereka mulai terlihat. Tahun lalu saja, puluhan kejahatan yang melibatkan kelompok ini telah ditangani  aparat kepolisian.

Kota Medan pernah ‘dikuasai’ kelompok ini. Mereka melakukan berbagai kejahatan dan merampok warga. Tetapi saat itu, Kapolresta langsung bertindak tegas. Dengan Tim Pemburu Preman, Kota Medan dibersihkan. Kelompok ini di berbagai lokasi dicokok dan dijadikan target operasi. Mereka kemudian seketika “tiarap”.

Memang Kota Medan adalah kota jasa. Sayangnya sebagaimana layaknya kota besar pada umumnya, bersamaan dengan itu tumbuh pula kelompok-kelompok yang besar karena ketimpangan kehidupan sosial. Mereka sebagian besar berasal dari wilayah pinggiran, kumuh dan tidak tersentuh kemajuan pembangunan. Merekalah yang kemudian berperilaku buruk dan membangun pola kekerasan.

Kota Medan memungkinkan menjadi lahan basah bagi para preman ini. Berbagai perkembangan terlihat dengan kasat mata. Pemukiman warga yang semakin megah mudah ditemukan kini. Demikian juga kawasan pertokoan berisi berbagai barang kebutuhan untuk mengakomodasi warga Kota Medan. Bahkan sarana hiburan juga menjamur dimana-mana.

Semuanya adalah potensi untuk memancing mereka yang ingin berniat jahat. Maka kemudian secara perlahan kelompok-kelompok genk bermunculan dan mengambil alih secara partikelir berbagai hal. Di antaranya adalah perparkiran, pengamanan sampai  penggunaan lahan-lahan. Inilah pola yang terjadi di Kota Medan dan menjadi salah satu sumber dari kemudian munculnya kelompok genk, salah satunya genk motor tadi.

Salah satu sebab lain adalah dalam komunitas seperti ini, adu kekuatan dan unjuk gigi adalah modal mereka. Maka jadilah aksi kebut-kebutan dan melakukan kejahatan dianggap sebagai sebuah perilaku normal dan patut dibanggakan.

Mau tidak mau, kondisi ini tidak bisa dibiarkan, dan penanganan penuh dengan penegakan hukum yang tegas adalah solusi jangka pendek. Yang namanya pelanggar hukum harus diberikan hukuman setimpal pula. Karena itulah, maka Poldasu dan Polresta Medan harus mengaktifkan kembali personil yang memburu dan memberantas aksi kejahatan ini. Sedapat mungkin, di saat seperti sekarang ini dibutuhkan semacam shock terapi, supaya pelakunya bisa kapok dan kelakuannya tidak diikuti  yang lain.

Polresta harus segera juga melakukan tindakan konkrit. Salah satu yang penting adalah melakukan patroli mobile  menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat, di tengah-tengah masyarakat. Aksi ini harus didukung  kemampuan menyebarkluaskan agen polisi ke tengah masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai para pelaku kejahatan yang meresahkan ini.

Polresta harus memobilisasi personilnya, mungkin juga dengan mengandalkan personil BKO dari Brimob. Kejahatan yang terlalu lama dibiarkan akan membangun wajah Kota Medan laksana kota koboi. Siapapun tentunya tidak ingin menyaksikan aksi kejahatan di Kota Medan merengut korban dan berakibat fatal secara terus menerus.

Wali Kota Medan juga harus berperan aktif. Dengan menggunakan aparat kelurahannya, maka Wali Kota bisa mencegah kejahatan. Caranya sederhana.

Mengaktifkan kembali Siskamling, yang entah kemana berada ceritanya sekarang. Kota Medan yang menjadi tempat yang nyaman dan menyejukkan harus juga diciptakan dengan dukungan Wali Kota Medan. Kita tunggu gerak cepat memberantas kejahatan di Kota Medan (***)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru