Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025
Fokus

Waspadai Teror Penjahat

- Minggu, 24 Agustus 2014 10:29 WIB
269 view
Waspadai Teror Penjahat
Belum-  hilang dalam ingatan peristiwa penembakan terhadap salah seorang wartawan Harian SIB, perampok bersenjata api kembali beraksi di Kota Medan. Kali ini Bank Muamalat di Jalan Krakatau disatroni. Uang ratusan juta digasak.

Perampoknya "hanya" bermodal kendaraan roda dua dan senjata api.

Berbagai peristiwa itu kembali  memperingatkan kita semua bahwa keadaan darurat kejahatan harus menjadi perhatian serius aparat keamanan.

Ketika kejahatan bisa terjadi dengan mudahnya, maka kita harus menganalisis beberapa sumber muasalnya.

Pertama, tentunya kelalaian. Tetapi faktor ini tidak terjadi pada kasus di atas. Kedua peristiwa tersebut tidak melibatkan korban yang lalai sehingga harta bendanya berada dalam penglihatan pelaku. Yang terjadi kemungkinan adalah aksi tersebut merupakan tindakan terencana.

Kedua, adalah faktor kesempatan. Para penjahat selalu mengincar mangsanya dengan melihat berbagai kesempatan yang ada.

Di antaranya adalah sepinya suasana, termasuk longgarnya rencana pelarian mereka. Tidak ada penjahat yang tidak memperhitungkan bagaimana mereka kemudian melaksanakan aksinya dan kemudian mengakhirinya. Ketiga, faktor keamanan. Para penjahat kemungkinan tahu benar wilayah dan daerah mana yang longgar keamanannya. Di mana aparat keamanan minim, maka pastilah di sana kejahatan akan sangat rawan terjadi.

Teror kejahatan menggunakan senjata api merupakan teror yang mematikan. Beruntung di dalam kedua kasus di atas, tidak ada korban jiwa. Tetapi pada kasus-kasus lain, yang terjadi adalah kekerasan dan korban. Maka karena itulah seharusnya aparat tidak boleh tinggal diam.

Kota Medan memang memberikan kesempatan tersendiri kepada banyak orang untuk melakukan niat jahatnya. Di Kota ini  bertumbuh keberadaan uang dan barang properti. Karena Kota Medan merupakan pusat perdagangan dan jasa di wilayah Sumatera Bagian Barat maka uang dan kepemilikan harta tertentu semisal rumah dan kendaraan bermotor menjadi incaran yang sangat diinginkan para penjahat.

Media massa memberitakan banyaknya kejahatan yang justru terjadi di dekat wilayah perbankan.

Ada nasabah yang barusan saja mengambil uangnya, kemudian uangnya raib karena digasak perampok dari dalam mobil. Ada nasabah yang kemudian ditodong dan mengikhlaskan uangnya diambil. Ada pemilik kendaraan bermotor yang sedang mengendarai atau memarkirkan motornya, juga menjadi korban. Jadi sangat banyak kemungkinan kejahatan terjadi seiring  makin meningkatnya kualitas hidup masyarakat Kota Medan.

Tetapi itu bukan alasan membiarkan kejahatan terjadi. Ketika sebuah kota bertumbuh pesat seharusnya aparat keamanan juga bergerak lebih sigap dan cepat. Di kota-kota besar di luar negeri, aparat keamanan semakin lebih banyak di wilayah yang semakin ramai. Ada banyak cara. Di antaranya dengan mengaktifkan patroli di setiap wilayah hukum Polsek. Tidak ada gunanya mengawasi kejahatan dari dalam Mapolsek ataupun Pos Polisi, karena kejahatan banyak terjadi di luar kantor polisi itu. Jika perlu, untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat, polisi diberikan kendaraan mobilitas seperti sepeda atau motor ketika menjalankan patrolinya sehingga bisa masuk ke dalam kawasan yang sempit.

Yang juga bisa dilakukan adalah menjalin kerjasama dengan para pemilik properti dan atau nasabah sehingga tidak dibiarkan sendiri. Ini memang sudah lama terjadi. Tetapi kelihatannya harus semakin ditingkatkan. Selain itu, polisi harus melakukan pengawasan intelijen untuk mengungkap bagaimana senjata api bisa beredar bebas. Yang terbukti melakukan tindakan pelanggaran, bahkan jika aparat sekalipun,  harus dihukum. Bebaskan Kota Medan dari “unjuk giginya” para penjahat (***)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru