Dunia olahraga mulai menggeliat lagi, setelah terhenti sejak tiga bulan lalu akibat pandemi Covid-19. Ini sebagai pertanda baik dimulainya kehidupan new normal. Kabar gembira ini tentu saja ikut membuat semangat pecinta olahraga maupun masyarakat Indonesia yang sebagian besar penggemar sepakbola.
Salah satu giat akbar yang dinantikan adalah Liga Inggris yang kembali bergulir pada 17 Juni 2020. Kompetisi sepakbola di negeri Ratu Elizabeth itu sudah terhenti sejak Maret lalu akibat merebaknya kasus virus mematikan ini. Terdapat dua pertandingan Liga Inggris pada 17 Juni yakni Aston Villa vs Sheffield United dan Manchester City vs Arsenal sebagai penanda kembalinya kompetisi musim 2019-2020. Selanjutnya, putaran pertandingan penuh akan digelar pada akhir pekan 19-21 Juni 2020.
Beberapa negara lainnya juga sudah melakukan hal yang sama dengan Inggris. Tercatat Liga Spanyol sudah mengizinkan klub latihan sejak 4 Mei dan mulai kompetisi bulan ini juga. Seri A Liga Italia, Liga Jerman, Armenia, Belarusia, Kroasia, Republik Ceko, Hungaria dan Israel juga tak mau ketinggalan. Bahkan untuk negara Asia, Korsel dan Vietnam dikabarkan sudah melakukan persiapan.
Memang beberapa pesepakbola, Paulo Dybata (Juventus FC) dan Mikel Arteta (Manager Arsenal FC) diketahui sempat terinfeksi virus dan dikabarkan sudah sembuh. Sehingga untuk menggelar liga juga dilakukan persyaratan yang ketat agar pandemi tidak menyebar lagi.
Asosiasi sepakbola dan promotor Liga Inggris sudah melakukan beberapa cara untuk penanggulangan virus corona . Sebab, Inggris hingga 10 Juni 2020 sudah memiliki 150.000 kasus. Langkah penting yang mereka lakukan untuk mencegah virus di Liga Inggris adalah tes Covid-19 hingga melakukannya sebanyak enam kali. Tes terakhir kali dilakukan pada Kamis (4/6/2020) dan Jumat (5/6/2020). Pada gelombang keenam tidak ada dari sekuat tim-tim Liga Inggris yang positif Covid-19. Ini menjadi progres berarti sebelum dilanjutkannya Liga Inggris musim ini.
Situs resmi Liga Inggris pada Sabtu (6/6/2020) mengungkapkan, mereka melakukan tes Covid-19 kepada 1.195 pemain dan staf klub peserta pada gelombang keenam kali ini. Dengan demikian, jumlah temuan kasus positif dari seluruh rangkaian tes Covid-19 Liga Inggris yang sudah dilakukan tidak bertambah dari 11 orang. Secara keseluruhan, sebanyak 6.274 pemain dan staf klub-klub Liga Inggris sudah menjalani tes Covid-19 dalam enam gelombang yang sudah dilakukan sejauh ini.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? PSSI sudah menggelar pertemuan dengan penyelenggara kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) terkait kelanjutan Liga 1 dan Liga 2 2020. Berbagai skenario kompetisi menjadi bahasan. Direktur Operasional PT LIB Sudjarno memaparkan rencana-rencana yang dibuat pihaknya. Hal itu telah disampaikan di hadapan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, Wakil Ketua Umum Iwan Budianto, lima anggota Komite Eksekutif (Exco), Plt Sekjen Yunus Nusi, Wasekjen Maaike Ira Puspita, Staf Khusus Leo Siegers, dan Direktur Teknik Indra Sjafri di kantor PSSI Senayan Jakarta, Rabu (10/6).
PT LIB berencana masih akan memberi waktu rehat kompetisi saat ada agenda internasional buat Timnas Indonesia. Formulasi terbaik disiapkan untuk kepentingan dan kebaikan bersama. Berbagai langkah untuk persiapan kelanjutan kompetisi Liga 1 dan 2 telah dibuat, seperti perubahan regulasi, home base klub jika sentralisasi di Pulau. Dan yang terpenting juga dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat agar tidak terjadi kasus baru pandemi.
Sebelum melaksanakan kompetisi lagi sebaiknya Liga Indonesia bisa mencontoh Inggris dengan melakukan test Covid kepada semua pemain, staff dan semua yang terlibat dalam gelaran. Sehingga kompetisi tidak menjadi sumber penularan virus, karena sepakbola merupakan olahraga yang tak bisa melakukan physical distancing. Belum lagi masalah bagaimana mengatur penonton Indonesia yang terkenal fanatik. Sehingga banyak pihak harus juga dilibatkan.
Apalagi mengenai perkembangan kasus pandemi, di negara-negara Eropa sebagai kiblat kompetisi liga sepakbola dunia, sudah menunjukkan angka penurunan. Beda dengan Indonesia yang masih meningkat. Bahkan, Kamis (11/10), menurut data tim gugus tugas, ada sebanyak 979 kasus baru. Jadi penyelenggara kompetisi harus super hati-hati dan lebih ekstra ketat melakukan protokol kesehatan.
Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang sangat mempengaruhi ekonomi dunia. Dengan mulai menggeliatnya kompetisi sepakbola, sebaiknya diikuti cabang olahraga lain seperti bulutangkis, tennis dan lainnya yang memiliki banyak peminat.
Selain akan berdampak positif terhadap ekonomi, tentu berpengaruh kepada fisik dan mental masyarakat yang sudah turut "sakit" dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Segeralah kembali berolahraga dan berpikir sportif, tentu dengan cara new normal, agar suatu saat kehidupan dapat normal kembali. (***)