Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025
TAJUK RENCANA

Memutus Mata Rantai Kemiskinan

Redaksi - Senin, 10 Agustus 2020 10:26 WIB
787 view
Memutus Mata Rantai Kemiskinan
psikindonesia.org
Ilustrasi
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy bicara soal keluarga miskin di Indonesia. Menurut Muhadjir, jumlah keluarga miskin yang masih tinggi di Indonesia tak terlepas dari pernikahan sesama keluarga miskin.

Dikatakan, rumah tangga miskin di Indonesia jumlahnya masih sangat tinggi, masih sekitar 76 juta. Berarti sekitar 20 persen dari keseluruhan rumah tangga di Indonesia.

Persoalan kemiskinan merupakan masalah yang sangat luas. Bukan hanya persoalan budaya semata seperti yang diungkap Menko Muhadjir.

Seperti diketahui, secara umum, definisi kemiskinan adalah suatu kondisi ketika seseorang atau kelompok tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan pangan, sandang, tempat tinggal, pendidikan dan kesehatan yang layak.

Hal ini juga biasanya ditentukan oleh pemerintah melalui penetapan garis kemiskinan yang ditentukan dengan ekonomi. Karena tingkat kesejahteraan masayarakat ditentukan oleh kebijakan ekonomi pemerintah. Jadi kemiskinan bisa juga disebabkan oleh gagalnya perkembangan ekonomi yang direncanakan pemerintah.

Setiap negara memiliki anggota masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan, tentunya di setiap negara permasalahan kemiskinan ini telah menjadi masalah global. Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai kekurangan dalam kesejahteraan dan perampasan terhadap kebebasan untuk mencapai sesuatu dalam hidup seorang manusia.

Ada beberapa hal yang menyebabkan masyarakat menjadi miskin, yakni tingkat pendidikan rendah, terbatasnya lapangan pekerjaan, malas bekerja, beban hidup keluarga dan keterbatasan sumber daya (alam maupun modal).

Penyebab inilah yang harus dituntaskan bersama, karena persoalan kemiskinan merupakan masalah kompleks yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Sehingga harus diurai satu persatu melibatkan semua pihak dan semua kementerian.

Berbicara soal penyebab munculnya keluarga miskin baru, mantan Menteri Pendidikan itu tadi menyatakan, sesama keluarga miskin besanan kemudian lahirlah keluarga miskin baru sehingga ini perlu ada pemotongan mata rantai keluarga miskin. Karena kemiskinan itu pada dasarnya basisnya adalah di dalam keluarga.

Pernyataan itu memang tidak salah, bahkan sangat benar. Tetapi pandangan itu cuma hanya dari salah satu pendekatan kebudayaan, atau lazimnya dalam kehidupan sosial masyarakat. Bisa jadi juga, ini tidak mungkin bisa memutus mata rantai kemiskinan secara global.

Coba dipikir secara seksama. Adakah satu keluarga kaya yang mau menikahkan anaknya dengan anak keluarga lain yang miskin karena ingin meningkatkan kesejahteraan keluarga besannya? Hal ini tentu sangat jarang terjadi, karena terjadinya pernikahan disebabkan banyak hal, antara lain karena unsur cinta.

Mengurangi jumlah keluarga miskin di Indonesia harus dilakukan dengan upaya sungguh-sungguh. Banyak yang bisa dilakukan pemerintah dengan pembangunan fisik dan sumber daya manusianya secara terprogram dan tepat sasaran. Pastinya dengan meminimalisir korupsi dengan berbagai cara pula. Tak ada negara maju di dunia ini yang tingkat korupsinya tinggi.

Mulailah memutus mata rantai kemiskinan dengan bekerja keras dan niat sungguh-sungguh. Hilangkan mempersoalkan remeh temeh yang bisa menurunkan minat masyarakat untuk maju. Kalau tak bisa berbuat, lebih baik memberi semangat. (***)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru