Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025

Penanganan Covid Jangan Setengah Hati

Redaksi - Sabtu, 26 September 2020 13:43 WIB
593 view
Penanganan Covid Jangan Setengah Hati
FOTO/iStockphoto
Ilustrasi corona virus.
Trend melesatnya angka kesembuhan pasien Covid-19 di Sumut cukup menggembirakan, meskipun secara nasional masih terus meningkat. Kita harapkan tingkat kesembuhan itu terus membaik dan tingkat penularan semakin menurun.

Kesadaran bahwa hidup bersama covid tidak bisa dihindari lagi harus tetap diingatkan. Sehingga jika ingin bertahan hidup maka kita harus menghindarinya dan melawannya dengan memperkuat imun tubuh. Selain itu langkah-langkah yang sudah dilakukan Pemprovsu dan jajarannya serta Satgas Gustu Covid-19 di daerah sudah cukup optimal meskipun belum maksimal. Namun tetap tidak bisa lengah dan harus konsisten sehingga covid benar-benar bisa dikendalikan.

Kerja keras pemerintah dalam penanganan Covid-19 tentu bisa berhasil jika masyarakat mematuhinya dengan disiplin. Namun jika tidak disiplin, jangan sampai menyalahkan pemerintah kalau terpaksa harus melakukan tindakan keras demi keselamatan masyarakat.

Melihat kondisi kota Medan yang masih diwarnai demo akhir-akhir ini menyampaikan tuntutan ke kantor Wali Kota, DPRDSU, Gubsu, BPN maka kita miris. Selain berdesak-desakan, mereka juga berteriak-teriak tentu saja sangat berbahaya menularkan Covid.

Sebagai negara hukum dan demokrasi tentu saja tidak tabu (dilarang) untuk menyampaikan pendapat di depan umum, termasuk unjuk rasa. Tetapi sebagai warga negara yang baik, tentu saja harus melihat situasi dan kondisi serta urgensi dari pengumpulan massa itu. Saat kondisi darurat kesehatan seperti saat ini maka sebaiknya demo-demo dan pengumpulan massa dihindari dulu.

Lebih baik aspirasi disampaikan secara tertulis, juga bisa dilakukan lewat media massa, sehingga pengaruhnya lebih luas dan lebih banyak masyarakat yang tahu. Sebisanya hindari aksi yang memaksakan kehendak karena negara kita adalah negara hukum. Jika memang punya data valid, kenapa harus berteriak-teriak di lapangan, bukankah tidak lebih baik menuntutnya lewat jalur hukum?

Selain demo-demo yang masih marak, di kota Medan juga masih terlihat “cafe-cafe” yang tidak resmi tempat anak-anak muda nongkrong di malam hari. Salah satu di antaranya di kawasan Kesawan (Jl Ahmad Yani). Hampir setiap malam hari, di teras-teras ruko buka “cafe-cafe” dan ramai dengan anak-anak muda. Mereka kumpul-kumpul, berdekatan, tidak pakai masker.

Tindakan kepada para pelanggar protokol kesehatan ini memang sudah pernah dilakukan, bahkan melibatkan aparat TNI. Namun hukumannya hanya ringan-ringan saja sehingga tidak menimbulkan efek jera. Selain itu, cafe-cafe mendadak itu ternyata sampai saat ini juga masih tetap buka tanpa penindakan dari aparat pemko yang terkait.

Melihat kondisi ini maka kita khawatir penanganan Covid-19 di Medan akan tetap sulit dikendalikan bahkan trend kesembuhan itu bisa berbalik menjadi peningkatan penularan. Ibarat penyakit, kalau penanganannya tanggung-tanggung dan pasien tidak disiplin mematuhi aturan dokter, misalnya dengan tidak menghabiskan antibiotik yang diberikan maka penyakit itu akan semakin kebal. Malah bisa lebih parah lagi, sehingga semakin sulit penanganannya.

Dalam kaitan ini maka kita harapkan penanganan dan tindakan terhadap pelanggar protokol covid ini jangan setengah hati. Apalagi dengan adanya tim pemburu covid (Covid-19 Hunter), maka diharapkan tim ini mobil dan secara rutin melakukan pengawasan. Sedangkan cafe-cafe mendadak tempat nongkrong-nongkrong dan kuliner anak-anak muda di malam hari itu juga sebaiknya ditertibkan saja.

Selain itu perlu keterlibatan masyarakat untuk mengadukan dimana lokasi-lokasi keramaian pelanggar protokol covid. Bila perlu Satgas membuka telepon pengaduan, sehingga masyarakat dapat cepat melaporkan dan petugas pun sigap menanggapinya. (*)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru