Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 13 Juli 2025

Mencintai Pohon dan Kehidupan

Redaksi - Sabtu, 21 November 2020 11:03 WIB
726 view
Mencintai Pohon dan Kehidupan
PIxabay
Ilustrasi Hari Pohon Sedunia
Hari Pohon Sedunia (World Tree Day) jatuh pada 21 November setiap tahunnya. Tujuannya untuk mengingat dan menghormati jasa J Sterling Morton, seorang pencinta alam dari Amerika Serikat. Morton sangat gigih mengampanyekan gerakan menanam pohon dan alasannya karena setiap makhluk hidup yang ada di bumi membutuhkan kontribusi pohon untuk bisa hidup.

Dikutip dari World Economic Forum, saat ini pohon merupakan teknologi yang paling hemat biaya dan terbaik untuk penghilangan dan penyimpanan karbon.

Perusahaan di seluruh dunia bekerja untuk mengurangi dan mengimbangi emisi karbon. Ini adalah langkah penting untuk membantu mengekang dampak merusak dari perubahan iklim, tetapi, tidak ada solusi yang tepat untuk masalah ini.

Dalam semua strategi berbeda yang diterapkan, solusi iklim alami harus secara konsisten menjadi bagian dari portofolio keberlanjutan ini. Bagi banyak organisasi, solusi iklim alami yang paling efektif adalah menanam pohon.

Menanam pohon selain menghindari dan mengurangi emisi dengan cepat, pembuangan dan penyimpanan karbon adalah hal yang pada akhirnya akan mulai menstabilkan iklim yang berubah.

Solusi iklim alami, khususnya reboisasi belakangan ini mendapatkan momentum dan kesadaran yang luar biasa karena alasan ini.

Disadari atau tidak, saat ini masyarakat Indonesia lagi gemar-gemarnya bertanam, baik tanaman keras (pohon) maupun tanaman hias. Bahkan ada yang sampai "gila-gilaan" mengejar dan merawatnya, khususnya jenis tanaman hias. Selain untuk keindahan dan rekreasi lingkungan rumah, juga menjadi lahan bisnis. Bayangkan, sejenis tanaman seperti monstera, bahasa popularnya saat ini "janda bolong", dan aglonema (jenis keladi), juga calathea serta yang lainnya sedang tren diburu orang. Sehingga harganya mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah per pot. Luar biasanya, bahkan ada yang dijual puluhan ribu sampai ratusan ribu rupiah per lembar daun.

Semarak pecinta tanaman hias ini juga merambah sampai pelosok desa di Sumatera Utara dan Aceh. Bahkan di mana-mana terbentuk komunitas pecinta pohon dan tanaman hias, termasuk di berbagai media sosial dengan giatnya masing-masing. Hal ini terjadi secara alamiah tanpa penggerak atau motif tertentu. Bisa saja ini terjadi akibat dampak pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lama dan kejenuhan keterbatasan gerak orang.

Waktu luang di rumah menjadikan tanaman hias sebagai alternatif kegiatan menjadi sesuatu yang positif bagi masyarakat untuk menghasilkan uang (penggerak ekonomi), menghilangkan stres, sekaligus menciptakan iklim yang sehat bagi lingkungan dan dunia.

Kondisi positif ini sangat membantu pegiat lingkungan dan pemerintah yang selama ini kesulitan menghadapi kendala tentang kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan dan pepohonan. Karena sangat banyak yang belum menyadari arti pentingnya pohon dan pelestarian alam dalam kelangsungan hidup manusia dan planet bumi.

Bagi pemerintah dan pegiat lingkungan, kondisi ini memberi semangat untuk bekerja lebih keras lagi agar harapan mencapai lingkungan lestari dan seimbang bisa tercapai. Tentunya gencar berkampanye bahwa semua jenis pohon itu harus disenangi dan dicintai sebagai kebutuhan pokok hidup manusia. Pohon memberi hidup sehat, menyegarlan udara, mencegah tanah longsor, menstabilkan tanah dan sebagainya.

Dari kecintaan akan pohon dan tanaman hias membuat harapan baru bagi para ahli pertanian untuk berinovasi menciptakan bibit-bibit unggul agar menambah khasanah dunia tanaman. Tentu beriring dengan dampak positif ekonomi yang ditimbulkannya. Pedagang pohon buah dan tanaman hias saja bisa meraup untung besar, tentu para ahli dan sarjana pertanian bisa mencapai penghasilan lebih besar lagi.

Setelah dari pohon kecil, lalu diarahkan ke pohon besar dan hutan. Karena penelitian dengan jelas menunjukkan pentingnya pohon sebagai bagian dari pendekatan menyeluruh terhadap dekarbonisasi.

Sudah waktunya memanfaatkan penggunaan pohon secara lebih efektif sebagai bagian penting dari solusi perubahan iklim dan kehidupan berkelanjutan.

Sekaranglah waktunya untuk pohon, karena dia menyediakan kebutuhan hidup. Pohon membersihkan udara dan air kita sekaligus meningkatkan keanekaragaman hayati, tanah, kesehatan, produksi pangan dan ekonomi. Tak ada lagi alasan bagi kita, bila mencintai kehidupan maka cintailah pohon.(***)

Sumber
: Harian SIB Edisi Cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru