Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 09 September 2025

Selektif Memberi Bantuan

Redaksi - Rabu, 16 Desember 2020 11:04 WIB
822 view
Selektif Memberi Bantuan
Foto Istimewa
Ilustrasi memberi
Baru-baru ini Polri mendeteksi kalau aliran dana kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) berasal dari perseorangan hingga penyalahgunaan dana kotak amal di minimarket beberapa daerah Indonesia.

Polri juga menemukan bahwa JI memiliki sejumlah dukungan dana besar yang bersumber dari badan usaha milik perorangan, milik anggota JI sendiri dan penyalahgunaan fungsi dana kotak amal yang ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia.

Dana-dana ini ditengarai digunakan JI untuk operasi memberangkatkan para teroris ke Syiria dalam rangka pelatihan militer dan taktik teror, gaji rutin para pimpinan Markaziyah JI serta pembelian persenjataan dan bahan peledak yang akan digunakan untuk amaliyah/jihad organisasi JI.

Lalu Polda Lampung kemarin mendalami informasi soal adanya ribuan kotak amal yang disalahgunakan untuk mendukung kegiatan terorisme. Polda Lampung bekerja sama dengan pemerintah daerah (Pemda) untuk mengantisipasi penyalahgunaan tersebut.

"Info itu kita jadikan referensi untuk melakukan pembinaan dan monitoring kelompok-kelompok yang ada di sini. Kita akan kerja sama dengan pemda dan stakeholder lain untuk bersama menangani hal semacam ini dan jenis-jenisnya ke depan," kata Direktur Intelkam Polda Lampung Kombes Amran Ampulembang kepada wartawan, Sabtu (12/12/2020).

Saat ini polisi juga tengah menelusuri lokasi 4.000 kotak amal yang disalahgunakan untuk pendanaan kegiatan terorisme. Masyarakat diimbau untuk memberi sumbangan kepada pihak yang dapat dimintai pertanggungjawaban.

"Ya (diduga ada 4.000 kotak amal), itu yang kita dengar, dapat informasi dari penyidik. Itu nanti akan kita jadikan pulbaket (pengumpulan bahan dan keterangan), untuk monitoring tempat-tempat yang jadi indikasinya," kata Kombes Amran.

Di Sumatera diperkirakan ada sekitar 13 ribu kotak amal yang diduga disalahgunakan untuk mendukung kegiatan terorisme. Artinya, sangat mungkin juga hal ini terjadi di Provinsi Sumatera Utara, karena di sini juga banyak basis para teroris. Malah Sumut sering jadi wilayah sasaran terorisme karena posisinya yang sangat strategis.

Khusus Medan, beberapa aksi terorisme pernah terjadi, terakhir pada tahun 2019 lalu dengan aksi bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan, Jalan HM Said, Medan, Rabu (13/11/2019) pagi. Sejarah mencatat setidaknya enam aksi serupa pernah terjadi di Medan.

Pada tahun 2016 di Gereja Katolik.Santo Yosep di Jalan Dr Mansur Medan, Minggu (28/8/2016) pagi. Ledakan bom berkekuatan rendah itu terjadi sekitar pukul 08.20 WIB saat Pastor Albert Pandiangan OFM Cap (60), selesai membaca kitab suci.
Saat itu tas ransel yang dibawa pelaku meledak. Pelaku duduk di kursi barisan pertama.

Kemudian pada tahun 2000 di Pardede Hall. Di sepanjang tahun 2000 inilah terjadi rentetan teror di Medan dan mengguncang beberapa kota di Indonesia.

Di Medan, ledakan berkekuatan tinggi terjadi di dekat Pardede Hall (Gedung Olahraga TD Pardede) dan Kampus Universitas Darma Agung pada 12 November 2000.

Pada 21 Agustus 2000, sebuah bom berskala kecil meledak di depan Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII) Jalan Bunga Kenanga di kawasan Padangbulan Medan, Minggu (20/8/2000) sekitar pukul 06.00 WIB. Selanjutnya pada 27 Agustus 2000, bom meledak di depan rumah penduduk Jalan Bahagia, Medan sekitar pukul 02.30.

Bom rakitan juga meledak di samping Restoran Miramar Jalan Pemuda Medan. Bom meledak pada 29 Mei 2000 pukul 04.30 pagi. Sehari sebelum ledakan di samping Restoran Miramar, bom rakitan meledak di Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI), di Kompleks Perwira Menengah Kodam I Bukit Barisan, Pasar I Padangbulan Medan.

Kita tidak ingin peristiwa mengerikan itu terjadi lagi di Medan atau wilayah Sumut lainnya. Sehingga upaya-upaya persuasif harus dilakukan. Kita perlu mencontoh daerah lain seperti Lampung untuk segera bergerak menyelidiki, siapa tahu pengumpulan dana melalui kotak amal terjadi juga di Sumut.

Lebih baik mencegah terjadinya teror daripada menghukum teroris. Apalagi bila sudah menimbulkan korban, sangat banyak yang dirugikan. Terungkapnya cara teroris mengumpulkan dana, termasuk menggunakan kotak amal, semua pihak harus sangat hati-hati dan selektif memberikan bantuan termasuk melalui kotak amal itu.

Di Sumut, khususnya Kota Medan dan sekitarnya, sangat banyak keberadaan kotak amal. Kecuali rumah ibadah, di supermarket, toko, restoran hingga warung makan ada saja yang menitipkannya dengan alasan untuk bantuan anak yatim, panti asuhan dan rumah ibadah. Kedermawanan masyarakat Sumut menjadi ajang upaya mengumpulkan dana yang dianggap efektif.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti contoh tadi, saatnya aparat menyelidiki pihak yang menitipkan kotak amal dan penggunaannya. Lalu membuat aturan tentang kotak amal itu. Sementara bagi masyarakat, supaya lebih selektif memberikan sedekah atau sumbangannya kepada pihak-pihak yang memang jelas membutuhkan dengan penggunaan yang tepat, baik untuk organisasi, yayasan ataupun perorangan.

Terkadang sikap dan niat baik seseorang belum tentu menjadi hal yang baik. Diperlukan rasa yang tajam dan keingin-tahuan yang tinggi supaya niat itu tepat pada sasaran dengan manfaat yang baik. (***)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru
Ismail Pimpin PKS Deliserdang

Ismail Pimpin PKS Deliserdang

Lubukpakam(harianSIB.com)Ismail ditetapkan menjadi Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Deliserdang periode 202