Suasana aman dan kondusif mewarnai Natal di Sumatera Utara dan seluruh daerah di Indonesia pada umumnya. Melihat kondisi ini Kapolda Sumut mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan semua elemen.
Hal ini dikatakan Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin ketika memantau pelaksanaan Malam Natal, Kamis (24/12) bersama Pangdam I/BB melaksanakan siaga bersama personil jajaran Polda Sumut dan Kodam I/BB di Makodim 02/01 BS.
Kapolda Sumut dan Pangdam I/BB menyampaikan, tujuan dilaksanakannya stand by adalah untuk memastikan situasi pada saat malam natal tetap kondusif tanpa adanya gangguan.
Selanjutnya ia berharap hal yang sama pada tahun baru. Selain itu tidak ada keramaian yang sengaja dibuat sehingga menimbulkan klaster baru penularan Covid-19 di Sumut.
Masyarakat juga sangat gembira dengan kondisi yang hingga saat ini tetap aman dan kondusif. Hal ini tidak terlepas dari peran semua elemen masyarakat, terutama Polri dan TNI yang terus siaga menjaga agar semua kegiatan masyarakat berjalan lancar tanpa kendala.
Seperti diketahui, pada setiap akhir tahun, khususnya menyambut natal dan tahun baru, suasana sangat rawan dengan ancaman. Baik ancaman bencana alam ataupun ulah manusia yang bersikap radikal. Karena dari pengalaman yang sudah-sudah, pada malam natal dan tahun baru para teroris selalu beraksi dengan cara meledakkan bom atau tindakan kriminal lainnya. Tindakan-tindakan nekat itu sangat berbahaya dan mengancam keselamatan jiwa manusia. Bahkan kalau tidak cepat diantisipasi bisa merusak bangsa dan negara.
Belajar dari pengalaman itu aparat tidak mau kecolongan, memasuki Desember sudah mulai mengantisipasi dengan berbagai operasi dan razia di berbagai tempat. Malah sudah menyosialisasikan agar masyarakat waspada terhadap upaya atau tindakan yang mengarah radikal di lingkungan sekitarnya. Juga harus "mencurigai" bila ada pendatang baru atau orang asing. Upaya preventif ini sangat membantu menjaga keamanan, sehingga orang-orang atau kelompok yang awalnya berniat melakukan teror tidak berani melakukannya. Dan hasilnya sudah dirasakan pada natal kemarin.
Melihat keadaan yang kondusuf ini sebaiknya aparat dan masyarakat tidak lengah, apalagi tahun baru tinggal beberapa hari lagi. Justru semua harus semakin waspada dan siaga, karena pelaku teror akan berani berbuat nekat bila kita sedikit saja lengah.
Hal ini bukan main-main, mengada-ada, apalagi menakut-nakuti. Lihat saja bagaimana Densus 88 Antiteror Polri membongkar pusat latihan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) di sejumlah lokasi di Jawa Tengah. Polri menyebut pusat latihan ini dipakai untuk melatih anggota JI menjadi ahli tempur hingga merakit bom.
"Tiap angkatan 10-15 orang dari Pulau Jawa dan dari luar Pulau Jawa. Total 95 orang yang sudah dilatih dan terlatih. Generasi muda ini dilatih bela diri penggunaan senjata tajam seperti samurai dan pedang. Termasuk juga menggunakan senjata api dan dilatih menjadi ahli perbengkelan, perakitan bom, ahli tempur, sampai ahli sergap (penyergapan) yang mereka sebut sebagai pasukan khusus dengan seragam khusus," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono dalam keterangannya, Sabtu (26/12/2020).
Salah satu pusat latihan JI yang dibongkar Polri terletak di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah. Bangunan itu terlihat seperti villa yang juga digunakan sebagai tempat istirahat (tidur) para anggota JI.
Argo menuturkan, dari rumah-rumah itu, para anggota muda JI dilatih bela diri dan persenjataan hingga simulasi penyerangan pasukan VVIP. Argo menyebut salah satu pelatihnya adalah teroris Joko Priyono alias Karso.
Karso ditunjuk sebagai pelatih oleh Amir atau pimpinan JI Para Wijayanto. Karso telah ditangkap pada 2019 dan berstatus narapidana dengan masa hukuman 3,8 tahun penjara.
"Lokasi ini menjadi tempat pelatihan para generasi muda JI. Mereka dilatih bergaya militer dengan tujuan untuk membentuk pasukan sesuai dengan program yang dibuat oleh pemimpin jaringan ini (JI)," kata Argo.
Dari kabar ini, sangat mungkin jaringan itu juga ada di sini. Apalagi Sumut sebagai daerah strategis di wilayah barat. Juga termasuk daerah yang paling sering terjadi serangan teror bom. Sehingga kita tidak boleh lengah dan puas dengan kondisi baik pada perayaan natal kemarin. Namun harus lebih meningkatkan kesiagaan dan upaya lebih keras mengantisipasi segala kemungkinan terjadinya teror. Lebih baik berkorban waktu dan tenaga daripada mengorbankan jiwa. (***)
Sumber
: Hariansib edisi cetak