Biasanya memasuki tahun yang baru, masyarakat selalu mempunyai harapan baru, suasana baru dan kehidupan baru yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Namun harapan baru yang lebih baik itu kelihatannya masih sulit tercapai di tahun yang baru 2021, sebagai dampak pandemi Corona Virus Disease (Covid -19) yang terjadi sepanjang 2020.
Apalagi, menjelang akhir tahun ini, belum ada tanda-tanda yang menggembirakan, malah kekhawatiran semakin bertambah seiring dengan kabar munculnya virus corona baru, mutasi dari Covid-19 di Inggris. Bahkan diberitakan varian baru virus corona itu sudah masuk Korea Selatan dan terinfeksi menyusul 5 negara lainnya di Asia yaitu Singapura, Malaysia, Jepang, Lebanon dan Jordania. Beberapa negara lainnya di Eropa, selain Inggris juga sudah melaporkan kasus pertama varian baru itu, seperti Denmark, Belanda, Italia dan Australia.
Sementara itu penyebaran Covid-19 belum juga terkendalikan. Bahkan diprakirakan bakal meningkat lagi karena banyaknya kerumunan massa akhir-akhir ini bersamaan dengan perayaan Natal dan menyambut Tahun Baru 2021. Bukan hanya di Indonesia tetapi hampir terjadi di seluruh dunia.
Selain tetap menerapkan kehidupan normal yang baru dengan menerapkan protokol kesehatan 3 M (Memakai masker - Mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir - Menjaga jarak), harapan baru penanggulangan virus ini melalui vaksinasi memang sudah di ambang pintu. Vaksin Sinovac, produksi China yang diharapkan mampu membuat tubuh kebal terhadap virus corona sudah tiba di tanah air, dan tinggal menunggu waktu saja untuk disuntikkan.
Namun karena jumlahnya masih sangat terbatas dibanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang membutuhkan vaksin, maka masyarakat dalam waktu dekat belum bisa berharap banyak. Vaksinasi yang akan dilakukan masih terbatas jumlahnya. Prioritas adalah tenaga medis dan para petugas yang sehari-hari berinteraksi melayani masyarakat dan rawan terhadap penularan virus corona.
Melihat perkembangan dengan ditemukannya varian baru, maka penanganan virus ini dan dampaknya diperkirakan masih panjang. Kalau selama ini hanya terfokus pada penanganan Covid-19, maka tugas pemerintah semakin berat. Perlu ketahanan dan strategi penanganan yang luar biasa dalam jangka panjang, khususnya dalam menanggulangi dampak yang sangat dirasakan masyarakat.
Keputusan pemerintah yang melarang kunjungan orang asing ke Indonesia selama 14 hari, mulai 1-14 Januari 2021 mendatang, sebagaimana diumumkan Menlu Retno Marsudi, Senin lalu, merupakan keputusan berat. Sepertinya kita mengisolasi diri dari masyarakat internasional, meskipun tujuan sebenarnya adalah untuk melindungi masyarakat Indonesia dari penularan virus corona yang baru.
Namun diyakini, keputusan itu sudah dikaji mendalam, khususnya dampak baik buruknya. Pemerintah tentu tidak mau virus corona varian baru ini menyebar lagi di negara kita, sehingga secara dini harus dicegah melalui pembatasan mobilitas manusia. Apalagi sudah ditemukan di negara tetangga terdekat kita. Kesigapan ini patut diapresiasi dan didukung dengan mengendalikan diri untuk tidak bepergian dulu, baik di dalam negeri, apalagi ke luar negeri.
Kita juga bersyukur bahwa sejauh ini, belum ada yang dilaporkan terinfeksi virus ini di dalam negeri. Peneliti dengan keahlian genomika molekuler, Dr Riza Arief Putranto, DEA, menyebut bahwa varian baru Covid-19 dari Inggris belum terdeteksi di RI karena sistem surveilans (pengintaian) belum memadai. Namun berdasarkan riset ilmiah, virus ini diduga lebih menular dibanding Covid-19.
Kabar baiknya, kata Riza virus varian baru ini belum terindikasi menimbulkan keganasan dan membuat vaksin yang ada saat ini tidak mempan. Hal ini tentu harus kita sambut dengan tetap mengendalikan dan masing-masing menjaga diri di dalam negeri. Sukacita menyambut tahun baru sebagaimana biasanya sebaiknya dilakukan secara terkendali dan jangan berlebihan. Hindari sementara kerumunan melalui silaturahmi fisik.
Meskipun sudah berulang kali disampaikan tetapi tak salah diingatkan kembali, selalulah gunakan masker standar kesehatan, baik di rumah, tempat kerja, apalagi di luar rumah. Kesulitan ini jangan sampai membuat kita kalah terhadap virus, tetapi harus membuat kita semakin kreatif dan tangguh sesulit apapun keadaan. Sehingga tahun baru 2021 menjadi tahun kita, bukan tahunnya virus corona varian baru. (*)
Sumber
: Hariansib edisi cetak