Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan larangan masuk pada 20 negara, termasuk Indonesia, Selasa (2/2). Hal ini diprakirakan terkait kasus Covid-19 yang belum mereda di negara-negara itu.
Khusus Indonesia yang penderita corona-nya sudah menembus angka 1 juta jiwa semakin menjadi sorotan, karena dianggap belum mampu mengendalikan pandemi dengan baik.
Aturan ini mengakibatkan perjalanan umroh 2021 kembali tertunda. Padahal masyarakat Indonesia yang paling banyak melakukan perjalanan ke Arab Saudi, khususnya umat Islam untuk melaksanakan ibadah umroh atau haji. Setiap tahunnya jumlah WNI umroh ke Saudi rata-rata di atas satu juta jiwa.
Sebelum penetapan larangan masuk Arab Saudi bagi Indonesia, umroh 2021 sempat boleh diberangkatkan pada 4 Januari 2021. Perjalanan umroh tertunda pada 21 Desember 2020 saat ditemukan jenis baru virus corona yang dikhawatirkan berdampak buruk pada penyebaran Covid-19 di Arab Saudi.
Larangan masuk Arab Saudi bagi Indonesia mengundang keprihatinan, karena Arab Saudi pada 13 Desember 2020 sempat mengumumkan menang melawan pandemi Covid-19. Umat Islam Indonesia pun bersemangat mendapat kabar ini, sehingga penyelenggara umroh bergairah kembali mempromosikan berbagai programnya.
Aturan terbaru pelarangan masuk ke Saudi bagi masyarakat Indonesia membuat masyarakat yang ingin berumroh bersedih kembali. Menunggu tak tahu sampai kapan bisa hidup normal dan bebas melaksanakan umroh atau haji kembali seperti dulu.
Situasi ini tentu membuat sedih. Namun di balik itu kita harus tetap bersyukur dan mengambil hikmah dari apa yang terjadi. Sebagai mahluk yang tak sempurna, manusia hanya bisa berusaha dan berdoa. Meminta kepada Tuhan apa yang terbaik diberikan kepada umatNya. Karena kita tak tahu apa yang akan terjadi ke depan.
Kalau berdoa tentu berharap yang terbaik dengan tunduk dan ikhlas menyerahkan segala sesuatunya atas kuasaNya. Lalu berusaha dengan introspeksi atau memperbaiki sikap dan perbuatan yang selama ini kurang baik menjadi lebih baik ke depannya.
Dalam konteks ini, sebagai warga kita harus ikut prihatin dengan terus bertambahnya kasus Covid-19 di Tanah Air. Prihatin di sini dengan mengambil hikmah dari setiap kejadian, yakni memperbaiki sikap lebih baik dalam mencegah terpapar dari virus untuk pribadi dan lingkungan masing-masing. Melaksanakan protokol kesehatan dengan baik dan menjaga imun tubuh sebaik mungkin.
Masih banyak anggapan yang salah dalam pikiran masyarakat kita. Salah satunya dengan kepasrahan dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, tapi tanpa berusaha mencegahnya dengan sikap dan perbuatan. Bahkan lebih miris lagi, banyak orang-orang seperti itu yang menganggap Covid-19 tidak ada dan percaya bila virus itu cuma rekayasa pihak tertentu. Mereka lebih percaya dengan pemerintah Arab Saudi daripada pemerintahnya sendiri.
Dengan aturan pemerintah Arab Saudi ini apakah masih bisa belum percaya dengan Covid-19? Semoga pemikiran masyarakat yang salah tadi bisa berubah dan bisa berperilaku yang benar dalam menghadapi Covid-19. Kalau bisa menjadi garda terdepan dalam memutus mata rantai penularan virus corona.
Bagi pemerintah dan penyelenggara umroh, dalam situasi pasif ini selayaknya lebih berbenah untuk membuat program agar penyelenggaraan ke depan setelah berakhirnya pandemi, bisa lebih baik. Jadikan kegiatan umroh atau haji semata-mata untuk kemaslahatan umat, bukan sekadar mendapat rezki.(***)
Sumber
: Hariansib edisi cetak