Hari Air Dunia (World Day for Water) adalah peringatan yang bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat internasional akan pentingnya air bersih, dan untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sumber air bersih yang berkesinambungan.
Gagasan peringatan Hari Air Dunia secara resmi diumumkan pada Sidang Umum Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) pada 22 Desember 1992 di Kota Rio de Janeiro, Brazil. PBB bersama anggotanya termasuk Indonesia memutuskan Hari Air Dunia jatuh pada 22 Maret dan mulai diperingati sejak tahun 1993 serta mempromosikan peringatan tersebut melalui kegiatan-kegiatan nyata.
Berbagai permasalahan tentang air yang dialami dunia saat ini, telah mendorong kesadaran dan kepedulian masyarakat betapa perlunya upaya bersama untuk memanfaatkan dan melestarikan sumber daya air secara berkesinambungan.
Peringatan Hari Air Dunia ini sebagai sarana untuk memupuk semangat dalam melaksanakan agenda pelestarian sumber daya air. Air merupakan komponen utama adanya kehidupan di dunia ini, sehingga kita tidak semena-mena terhadap air.
Apakah masyarakat Indonesia masih semena-mena dengan air? Tentu sebagian besar kita sudah tahu jawabnya. Kesadaran sebagian besar masyarakat tentang pemanfaatan air masih sangat minim. Orang dengan mudahnya membuang-buang air bersih tanpa rasa bersalah. Kemudian tidak menjaga alam dengan baik untuk ketersediaan air.
Hal ini bisa disebabkan karena di sebagian besar wilayah Indonesia mudah mendapatkan air, sehingga dianggap secara alami air akan terus tersedia tanpa peduli bagaimana menjaganya.
Padahal seharusnya masyarakat paham bagaimana air bisa sampai memenuhi kebutuhan hidup kita. Saat hujan, air mengalir di atas bumi dan meresap ke dalam tanah. Air bersatu membentuk pasokan air. Sebagian air berada di permukaan tanah, dalam bentuk sungai dan danau. Dan pasokan air lainnya berada di bawah tanah. Pasokan air bersih sangat penting untuk kesehatan dan perekonomian. Sementara di banyak tempat, tidak ada air yang memadai, karena orang menggunakan air secara berlebih atau menghamburkannya. Juga, banyak pasokan air berkualitas buruk karena aktivitas manusia yang membuatnya kotor.
Untuk mendapatkan pasokan air bersih, kita harus menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS adalah daerah yang dialiri air hujan yang bergerak ke sungai yang menghasilkan pasokan air tanah. Cara mengelola lahan di sekitar DAS akan memengaruhi kualitas air.
Umumnya, air dari kawasan hutan berkualitas sangat baik.
Menghasilkan kualitas air yang baik, hal paling penting yang dilakukan hutan dalam hal pasokan air. Hutan menyimpan air bersih melalui beberapa cara antara lain yakni menghentikan tersapunya tanah oleh air. Karena itu, air dari hutan tidak memiliki endapan (endapan adalah tanah yang terbawa oleh air ke tempat lain). Endapan ini buruk bagi kualitas air. Air yang mengalir melalui hutan biasanya sangat jernih karena tidak mengandung endapan. Di sini hutan menjadi perangkap atau penyaring polutan air.
Di hutan juga tidak ada penggunaan pupuk, pestisida, bahan bakar atau cairan kotor.
Hutan juga membantu menyeimbangkan aliran air di dalam tanah. Hutan memang mengonsumsi air dalam jumlah besar, tetapi tanah hutan juga dapat menyimpan banyak air. Air ini kemudian dilepaskan ke permukaan secara perlahan.
Jika mengandung banyak endapan, kemampuan waduk untuk menampung air berkurang. Air bisa tidak layak dikonsumsi atau digunakan untuk keperluan lain.
Jika mengandung banyak endapan, air juga bukan merupakan tempat yang ideal bagi ikan untuk hidup dan berkembang.
Seperti segala sesuatu di alam, DAS sangat kompleks sehingga pasokan air tergantung pada banyak faktor. Namun, penebangan dapat membahayakan kualitas air, meningkatkan risiko erosi dan menyebabkan lebih banyak endapan. Salah satu cara untuk mengurangi risiko ini dengan menerapkan praktik penebangan yang selektif atau menebang dengan dampak minimal (reduced Impact logging).
Pengangkutan hasil penebangan juga meningkatkan risiko erosi dan menghasilkan lebih banyak endapan. Bahan bakar yang digunakan untuk mesin tebang dan truk angkut juga dapat mencemari pasokan air.
Melestarikan hutan untuk menjaga pasokan air harus dilakukan. Ini tugas kita semua, khususnya pemerintah agar tegas menghukum atau menindak pihak yang merusak hutan. Bagi masyarakat, harus semakin menyadari bahwa air merupakan "nyawa" kita yang harus dijaga bersama.
Tugas kita, tidak menggunakan sungai sebagai tempat pembuangan sampah atau limbah. Hematlah air sesuai dengan kebutuhan karena di belahan dunia lain kemungkinan masih banyak masyarakat yang kekurangan air bersih. Air akan habis bila kita tidak menjaga sumber dan merawat tempat menyimpannya. Ibaratnya, manusia akan cepat kehilangan nyawa bila tak menjaga dan merawat tubuhnya. (***)
Sumber
: Hariansib.com edisi cetak