Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025
Tajuk Rencana

Selamat Hari Guru

- Rabu, 26 November 2014 10:39 WIB
1.506 view
Hari-  Guru setiap tahunnya diperingati di seluruh Indonesia  tanggal 25 November. Sebagai pahlawan  bagi kemajuan pendidikan suatu bangsa, Hari Guru  tidak hanya diperingati di Indonesia tetapi juga di negara lainnya meskipun tanggalnya berbeda-beda. Beberapa negara  menetapkan Hari Guru berdasarkan hari wafat tokoh yang dianggap sebagai pejuang pendidikan, kemudian juga ada negara yang menetapkan hari guru saat berdirinya institusi pendidikan dan juga waktu peristiwa-peristiwa yang dianggap bersejarah dalam dunia pendidikan. Sedangkan Indonesia menetapkan hari guru bersamaan dengan peringatan lahirnya organisasi para guru yang tergabung dalam PGRI  (Persatuan Guru Republik Indonesia) .

Meskipun Hari Guru di Indonesia bukan merupakan hari libur nasional, bukan berarti mengurangi penghormatan kepada para guru. Tetapi justru lebih berkesan karena pada saat hari itulah para guru mendapat apresiasi dengan berbagai cara dari para siswanya. Ada yang memberikan bunga, ada yang menyuapi gurunya dan bahkan ada yang mendoakan agar para guru tetap bersemangat melaksanakan tugas-tugas pelayanannya dalam mendidik anak-anak bangsa.

Semuanya itu tentu saja memberikan kebahagiaan bagi para guru. Namun tidak hanya guru saja yang bahagia tetapi  bagi siswa, khususnya yang masih duduk di TK, SD, SMP dan SMA peringatan hari guru ini juga menyenangkan. Di samping bebas dari penugasan sehari-hari dari guru, mereka menganggap hari guru adalah hari kebebasan dari semua tugas dan pelajaran di sekolah sehingga mereka biasanya cepat pulang.

Harus kita akui bahwa peranan guru dalam kehidupan umat manusia sangatlah penting bahkan luar biasa pentingnya sehingga masyarakat dengan jabatan paling rendah sekalipun hingga jabatan presiden tidak akan pernah melupakan jasa-jasa gurunya. Sejak kita memasuki jenjang sekolah, selain orang tua dan keluarga  gurulah yang berperan dominan dalam membentuk sikap mental,  kharakter dan akhlak siswa serta mengajarkan ilmu pengetahuan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Sejak era penjajahan hingga era awal-awal orde baru peranan guru ini betul-betul sangat menentukan bagi perkembangan siswa.

Meskipun pada masa itu gaji guru tergolong rendah, namun para guru jarang mengeluh karena mungkin mereka merasakan bahwa profesi guru itu bukan semata-mata mencari uang tetapi merupakan pelayanan kemanusiaan bagi kemajuan anak.  Namun di era-era selanjutnya, pandangan para guru ini kelihatannya semakin luntur seiring dengan pengaruh kemajuan teknologi dan peningkatan kebutuhan hidup sehingga terasa bahwa profesi guru itu sudah cenderung mengarah untuk mengejar materi.

Akibatnya para guru sudah lebih banyak mengeluh dan selalu mengeluh menilai pemerintah kurang memperhatikan nasib guru. Mereka cenderung sudah menomorduakan bagaimana upaya meningkatkan kualitas siswa. Padahal harus kita akui meskipun belum memuaskan tetapi pemerintah telah berupaya meningkatkan kesejahteraan guru. Salah satu di antaranya adalah melalui progam sertifikasi guru dengan tunjangan yang relatif besar dibanding jutaan karyawan perusahaan swasta yang  hanya mengharapkan upah minimum regional ataupun upah minimum propinsi yang kenaikannya hampir tidak setara dengan inflasi. Padahal dari segi waktu kerja tentu saja waktu para gurulah yang paling ringan dibanding karyawan swasta. Siswa libur panjang, guru juga libur panjang tanpa potongan gaji. Seharusnya dengan tunjangan sertifikasi dan waktu libur yang begitu panjang, para guru berkesempatan meningkatkan kualitasnya dengan belajar dan melengkapi fasilitas pribadinya yang dapat menunjang pendidikannya. Bukan dengan mengkredit mobil, sepeda motor dan barang-barang kemewahan lainnya.  Akibatnya, kualitas siswa baik dari segi pembinaan sikap mental, akhlak, moral dan intelektualnya cenderung melempem dan semangat juangnyapun kurang. Sehingga saat ini banyak orangtua siswa menilai dan merasakan bahwa sekolah itu hanya sebagai ajang mencari identitas dan izajah formal, karena yang menentukan masuknya ke perguruan tinggi negeri adalah bimbingan tes yang justru diasuh para mahasiswa. Kenyataan lainnya juga kita lihat bahwa banyak sekolah sudah terlibat Narkoba, tawuran dan kejahatan lainnya. Kenakalan para anak sekolah itu memang tidak terlepas dari pengaruh lingkungan dan kurangnya perhatian keluarga tetapi kita tentu bertanya-tanya apakah ini tidak terkait dengan peranan guru yang semakin menurun?

Seiring dengan terpilihnya Presiden Jokowi-Jusuf Kalla yang memprogramkan revolusi mental hal ini tentu saja menunjukkan bahwa sudah terjadi kemerosotan mental anak-anak bangsa. Bagaimana tanggungjawab moral para guru dengan kondisi anak didik saat ini? Revolusi mental ini tentu saja harus dimulai dari sekolah dan keluarga. Bagaimana mungkin program ini berjalan lancar kalau para guru tidak menyiapkan diri ? Maka sebelum merevolusi mental anak-anak didik maka  para guru juga harus revolusi mental juga. Kalau mental para guru tidak ikut direvolusi bagaimana mereka mau melaksanakan revolusi mental kepada siswa ?

Pekerjaan guru tentu saja tidak mudah. Namun yang paling perlu adalah introspeksi diri masing-masing sudah sejauh mana kita mempersiapkan anak didik untuk menjadi manusia yang berakhlak dan bermoral serta berintelektual tinggi. Kalau itu disadari dan dilaksanakan maka hasilnya pasti memuaskan. Sehingga para guru layaklah dihargai sebagai pahlawan yang meskipun tanpa tanda jasa tetapi merupakan pahlawan yang berjasa dan menjadi guru bangsa. Kalau sudah berjasa maka tanpa mengeluhpun negara pasti akan memperhatikan nasib para guru dengan meningkatkan lagi penghasilannya. Selamat Hari Guru dan selamat menjadi guru. (*)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru