Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025

HIV/ AIDS Mengancam

- Selasa, 02 Desember 2014 10:08 WIB
299 view
Tahun ini kita kembali berada dalam perayaan Hari AIDS Sedunia yang jatuh setiap tanggal 1 Desember. Tema hari AIDS Sedunia tahun 2014 adalah "Cegah dan lindungi diri, keluarga dan masyarakat dari HIV-AIDS dalam rangka perlindungan HAM". Di dalamnya memang terkandung makna adanya upaya aktif untuk melindungi kesehatan dari ancaman virus mematikan ini.

Penyakit HIV sampai sekarang memang belum ditemukan obatnya. Yang ada masih obat untuk ARV, obat yang hanya mengendalikan infeksi penyertanya dan bukan penyakitnya. Mereka yang tidak beruntung akan mengalami AIDS dan kemudian hanya menunggu waktu untuk meninggal dunia.

Jumlah kumulatif penderita HIV di Indonesia sudah mencapai 150 ribu kasus, dimana seperti di antaranya telah menjadi AIDS. Sekitar 10 ribu di antaranya sudah meninggal dunia. Berarti sekitar 140 ribu kasus masih potensial menularkan HIV/ AIDS. Kurang dari setahun terakhir, sebanyak 22 ribu kasus di antaranya adalah kasus yang dilaporkan dalam periode Januari sampai dengan September 2014. Selama 5 tahun terakhir, rata-rata 20 ribu kasus baru memang telah ditemukan di Indonesia. Sebuah loncatan spektakuler yang membawa Indonesia dalam puncak gelombang badai HIV/ AIDS. Adalah logika umum bahwa ketika jumlah penderita mencapai puncaknya, maka jumlah penderita akan menurun drastis. Tetapi kapan Indonesia sampai pada puncak kasus tersebut, sampai sekarang masih menjadi pertanyaan.

Setengah dari kasus laki-laki adalah perempuan. Laki-laki memang menjadi penderita terbanyak kasus ini. Ada yang beranggapan bahwa penyakit ini akibat kelainan seksual. Hal itu tidak benar, karena penderita terbanyak sekarang ini adalah justru heteroseksual. Karena alasan itu kita sangat khawatir. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa lebih dari setengah remaja di perkotaan sudah pernah berhubungan seksual. Seks pranikah remaja juga sudah dilakukan oleh sekitar 10 persen remaja laki-laki dan 1 persen remaja perempuan. Seks aktif di usia produktif memang menjadi salah satu faktor risiko besar penularan penyakit ini di kalangan usia muda. Belum lagi dengan adanya hubungan antara penyakit ini dengan penyebaran Narkoba.

Masalah ini sangat berbahaya. Salah satunya karena usia penderitanya adalah pada kelompok yang sangat produktif. Kelompok usia terbanyak menderita adalah antara 20-40 tahun. Mereka yang menderita sebagian besar berada di Papua, Jawa Timur dan DKI Jakarta. Jika kelompok yang menderita HIV hanya tinggal sebagai penderita, maka beban besar akan muncul. Kita harus mengurus mereka. Tetapi jika mereka masih aktif secara seksual, maka mereka adalah penyebar HIV yang sangat aktif dan produktif.

Itulah sebabnya memang kampanye melindungi keluarga dari ancaman HIV ini sangat penting dilakukan. Ini bukan hanya masalah jumlah, tetapi juga masalah kerapuhan keluarga, dampak sosial yang ditimbulkannya dan ancaman bagi tersedotnya anggaran pembangunan kesehatan untuk menangani penderita "penyakit perilaku" ini.

Sudah banyak yang telah dilakukan oleh pemerintah. Tetapi masih banyak yang bisa dikerjakan. Penanganan kesehatan reproduksi di kalangan remaja, perlindungan kondom kepada para PSK, peningkatan kualitas pendidikan usia dini mengenai kesehatan, sampai dengan pelayanan kesehatan.

Tetapi semuanya itu memerlukan kesadaran. Kesadaran bahwa diri sendiri, keluarga dan masyarakat harus dilindungi secara aktif. Tidak ada perlindungan dari HIV/ AIDS jika semua pihak masih tidak perduli, tidak mengambil bagian, bahkan permisif terhadap faktor risikonya. (***)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru