Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025
Tajuk Rencana

Fenomena Dualisme Partai

- Jumat, 12 Desember 2014 10:12 WIB
371 view
Partai-  politik merupakan salah satu arena utama konsolidasi demokrasi modern. Semakin bagus manajemen Parpol di sebuah negara, tentu ini salah satu modal dasar untuk membangun demokrasi menuju peradaban politik yang bermartabat. Apa jadinya jika di sebuah negara, Parpol terus larut dalam konflik hanya karena egoisme para elite politiknya. Yang pasti mengurus Parpol bukanlah mengurus perusahaan pribadi. Parpol adalah sarana utama melakukan pendidikan, rekrutmen dan juga komunikasi politik.

Untuk itu, Parpol harus diurus secara beradab, profesional dan berorientasi kepada pelayanan masyarakat. Tentu dibutuhkan manusia yang punya pandangan yang luas,  sikap negarawan dan karakter membangun agar Parpol benar-benar hadir sebagai ruh demokrasi yang sesungguhnya. Kalau semua kader Parpol menyadari fungsi utama  berpolitik, maka semua bisa menahan diri, dan saling mendorong untuk kemajuan politik. Ternyata harapan kader Parpol mengutamakan kepentingan bangsa masih jauh dari  harapan.

Saat ini fenomena dualisme  kepemimpinan Parpol karena masing-masing kubu misalnya saling klaim paling sah menurut UU tentu membuat masyarakat semakin apatis terhadap Parpol. Bahkan pemerintah saat ini sedang diperhadapkan pada kebingungan karena dualisme kepemimpinan ini dan menguras energi bangsa. Masalahnya, apa akar masalahnya sehingga seringkali Parpol larut dalam konflik yang justru membuat nilai demokrasi semakin tereduksi? Bukankah demokrasi merupakan alat atau sarana utama untuk mewujudkan negara kesejahteraan yang sesungguhnya?

Kalau kita masih meyakini jalan demokrasi, maka Parpol sebagai unsur utama pendukung demokrasi harus mampu memberikan berbagai pemikiran bernas dan cerdas untuk bangsa ini. Untuk itu, potensi kader harus ditingkatkan dan dimaksimalkan. Dalam hal inilah kaderisasi, pemahaman pada nilai demokrasi yang substansial harus dilakukan karena inilah yang menentukan masa depan bangsa kita.

Kita berharap para Parpol yang sedang berkonflik karena dualisme kepemimpinan saatnya melakukan islah atau rekonsiliasi, karena kualitas parpol sangat menentukan kualitas demokrasi kita. Manajemen kepartaian harus benar-benar didorong ke arah yang lebih profesional, transparan, dan mampu jadi bagian dari pemecahan masalah bangsa ini. Apa jadinya jika parpol jadi bagian dari masalah bangsa ini? Tentu permasalahan akan semakin runyam karena dari parpollah lahir para calon pemimpin bangsa.

Seharusnya Parpol menyadari sepenuhnya bahwa tugas utama mereka adalah  mempersiapkan calon pemimpin yang amanah, pemimpinan punya ideologi, pemimpin yang punya cita-cita yang sama dengan para pendahulu bangsa, agar apa yang menjadi tujuan negara dalam amanat agung UUD 1945 dapat terwujud dengan baik.

Tanpa kesadaran politik semua elite parpol dan kader parpol tentang tujuan bernegara yang baik, maka kita akan terus mengalami kemunduran. Saatnya kader parpol menunjukkan dirinya sebagai negarawan sejati yang sangat diharapkan bangsa ini. Dualisme kepemimpinan dalam tubuh parpol hanya akan merugikan parpol itu sendiri, karena masyarakat bisa saja menjauhi parpol yang larut dalam konflik. Terlebih konflik dalam tubuh parpol bukanlah konflik ideologi, nilai, dan gagasan, tetapi hanya karena persoalan kekuasaan sebagai masalah klasik di negara ini.

Mari mengakhiri dualisme kepemimpinan dalam tubuh parpol dengan cara membangun pemahaman yang baru mengenai politik. Politik adalah seni mencapai tujuan untuk kemaslahatan bersama (bonum commune), dan bukan untuk tujuan pribadi, dan kelompok. Yang terjadi saat ini politik telah berubah jadi alat untuk berburu kekuasaan yang membuat tujuan negara juga semakin jauh terwujud sebagaimana cita-cita para "the founding father" bangsa ini. (#)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru