Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025

Menutup Tahun 2014

- Rabu, 31 Desember 2014 08:44 WIB
419 view
Akhirnya kita semua sampai di penghujung tahun 2014. Hari ini almanak berhenti berputar untuk tahun ini karena besok tahun 2015 akan kita masuki. Ini harus disyukuri. Sebagai umat yang percaya kepada Sang Ilahi, perjalanan melewati tahun 2014 adalah suatu hal yang sesungguhnya tidak mudah. Tetapi Tuhan menghantarkan kita melewati 365 hari di tahun 2014 ini.

Tentu sebagai bangsa, tahun 2014 berbicara banyak kepada kita. Salah satunya adalah berhasilnya kita melewati masa transisi kepemimpinan nasional dengan mulus dan dengan baik. Pergantian kepemimpinan nasional ini dihantarkan dengan penyelesaian tugas yang baik oleh Presiden SBY kepada penerusnya Presiden Jokowi dalam suasana peralihan yang amat kontras dengan pemimpin sebelumnya. Di Istana, mantan Presiden SBY menyambut presiden yang dilantik dengan upacara sebelum kemudian meninggalkan istana. Pada saat yang sama, prosesi pelantikan Presiden Jokowi juga berlangsung baik, meski sebelumnya ada isu boikot. Ia diarak keliling oleh lautan manusia memasuki Istana Negara, tempatnya memimpin negeri ini selama lima tahun ke depan.

Di tahun 2014 kita juga berhadapan dengan berbagai revolusi, sebagaimana dijanjikan oleh Presiden Jokowi selama masa kampanye. Revolusi itu dimulai dengan semangat: kerja, kerja, dan kerja. Presiden Jokowi membuktikan itu sendiri dengan melakukan penyelesaian masalah yang membutuhkan keputusan segera dan cepat. Salah satu yang dengan cepat diatasinya adalah pembangunan rumah untuk pengungsi korban Gunung Sinabung yang terkendala ijin penggunaan hutan. Ia segera menyelesaikannya di lapangan saat itu juga.

Eksekusi cepat memang tuntutan Presiden. Itu terlihat dari pencabutan surat yang mewajibkan TKI di luar negeri untuk melapor kepada pemerintah. Setiap tahunnya surat itu hanya menjadi sumber korupsi yang menekan para TKI. Sama halnya dengan rencana presiden untuk membersihkan prosedur perijinan yang sangat panjang di daerah, presiden mengancam daerah yang mbalelo. Baginya penyelesaikan one stop service ditargetkan 6 bulan saja.

Presiden juga mereformasi mental para menteri dengan cara memberikan target kerja yang jelas. Salah satunya kepada Menteri Pertanian, ia memberikan target swasembada pangan selama tiga tahun ke depan. Ancamannya adalah dicopot dari jabatannya. Kepada Menteri Kelautan dan Perikanan serta jajaran TNI-AL ia memberikan perintah untuk segera menenggelamkan kapal pencuri ikan di perairan Indonesia. Dua hal itu adalah contoh bagaimana Presiden Jokowi mengambil inisiasi untuk meningkatan kinerja bawahannya yang pada periode-periode sebelunnya hanya memberikan laporan ABS alias Asal Bapak Senang.

Memang banyak yang berbeda. Dan salah satunya adalah reformasi fiskal. Presiden Jokowi memerintahkan untuk mengalihkan subsidi kepada mereka yang langsung menerima manfaat. Keuntungan langsung dari pengalihan subsidi itu kemudian diberikan melalui pembangunan infrastruktur PU yang untuk tahun depan saja mencapai Rp. 200 triliun, menyusul infrastruktur pertanian dan infrastruktur kemaritiman. Sebuah target ambisius yang tidak main-main dan kita harapkan akan memberikan hasil yang paling maksimal bagi seluruh rakyat.

Mari kita melewati tahun 2014 ini, karena sebagai bangsa, kita masih memiliki modal yaitu semangat untuk membangun dan menjadikan negeri ini lebih baik. Kita masuki tahun 2015 nanti dengan semangat revolusi mental menuju Indonesia yang lebih sejahtera. Selamat tinggal tahun 2014, selamat datang tahun yang baru, tahun 2015 (***)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru