Korban gempa bumi di Nepal terus bertambah. Angka terakhir yang dilaporkan sudah di atas tiga ribu orang. Ini mengingatkan kita saat Aceh dan Nias diguncang gempa dan disusul tsunami.
Ini merupakan bencana internasional, bukan hanya Nepal yang menderita, tapi seluruh dunia berduka. Apalagi banyak warga negara lain yang sedang berlibur ke sana ikut menjadi korban. Bantuan asing diharapkan segera berdatangan ke negara Asia Selatan tersebut.
Selain bantuan makanan, obat-obatan, pakaian yang layak dan tenda darurat, yang mendesak dilakukan adalah menolong korban yang masih terperangkap di puing-puing bangunan. Mereka harus segera diselamatkan sebelum terlambat.
Tugas yang tak kalah penting ke depan adalah pemulihan psikologis korban pascatrauma. Ribuan orang tidur di jalan atau tempat terbuka bukan karena tempat tinggalnya runtuh. Tetapi karena ketakutan mengalami hal yang sama dengan saudaranya yang ditimpa bangunan.
Dunia internasional di bawah komando PBB diharapkan membantu pemerintah Nepal mencari korban yang masih hidup. Negara-negara Asia yang baru saja menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika harus bergegas mengerahkan personel SAR dan alat berat ke Nepal. Saatnya menunjukkan empati dan simpati sebagai sesama negara Asia.
Tak seorang pun yang menginginkan bencana terjadi bagi dirinya dan negerinya. Bencana bisa menimpa siapa saja, apakah negara kaya atau miskin. Melihat tingkat kerusakan dan banyaknya korban akibat gempa, Nepal layak mendapat bantuan dunia internasional.
Sebagai negara yang juga rawan bencana, pemerintah dan rakyat Indonesia harus menunjukkan solidaritasnya bagi Nepal. Ayo membantu mereka. Selain tim SAR dan medis, relawan bisa difasilitasi untuk bergegas ke sana.
Bencana gempa di Nepal menjadi pelajaran berharga sekaligus peringatan bagi negara lain termasuk Indonesia. Warga harus dilatih bagaimana menghadapi bencana. Apalagi negeri ini rawan gempa, suka atau tidak suka, rakyatnya harus membiasakan diri hidup di bawah ancaman bencana.
(**)