Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 15 Juli 2025

Memanfaatkan Potensi Marga-marga Batak

- Minggu, 27 September 2015 13:46 WIB
348 view
Memanfaatkan Potensi Marga-marga Batak
Orang Batak sangat bangga dengan marganya dan tak mungkin lekang darinya. Bagi orang Batak, marga bukan sekadar identitas yang membedakan dengan yang lainnya. Marga telah menjadi sebuah entitas yang mempersatukan, bukan hanya antar anggota kalian saja, tetapi juga dengan marga-marga lainnya. Sebab tidak ada marga yang berdiri sendiri, pasti memiliki keterkaitan kekerabatan bahkan silsilah (keturunan).

Keliru jika menganggap organisasi marga akan memicu perpecahan. Marga dianggap sesuatu yang sektarian dan primordialisme. Tidak dipungkiri ada satu dua yang seperti itu, dan sifatnya sangat kasuistis dan tak bisa digeneralisir. Jika energi organisasi marga dikelola dengan baik maka akan menjadi kekuatan yang sangat dahsyat. Banyak hal bisa dilakukan asal ada semangat, kesehatian dan kerjasama sesama anggota marga.

Kekuatan besar marga-marga mesti diarahkan kepada pembinaan generasi muda. Bagaimana mempersiapkan mereka untuk mengisi posisi strategis bangsa ini. Fokusnya jangan hanya menjadi pejabat pemerintah saja, tetapi ke semua bidang. Pebisnis sukses dari kalangan marga-marga bisa menularkan keberhasilannya kepada yang lainnya.

Membangun sesuatu yang sifatnya simbolik memang penting, tetapi fokusnya jangan lagi hanya ke sana. Banyak potensi marga yang terabaikan karena tidak ada kesempatan, ekonomi yang kurang dan wawasan sempit. Tugas organisasi memfasilitasi agar anggota marga yang beruntung bisa bertemu dengan yang kurang beruntung. Seharusnya setiap organisasi marga ada program pemberian beasiswa yang kurang mampu tetapi memiliki otak brilian.

Tak bisa dilupakan, orang Batak maju karena pendidikan. Leluhur orang Batak sangat menghargai pendidikan anaknya. Hal itu tertuang dalam filosofi ‘Anakhon i do hamoraon di ahu’. Organisasi marga perlu direvitalisasi agar menjadikan pembangunan sumber daya manusia sebagai prioritas. Jadi bukan sekadar kumpul-kumpul, arisan, dan makan-makan saja.

Organisai marga harus berfungsi sebagai lembaga kader bersama institusi lainnya. Tak sulit bagi organisasi marga menggerakkan anggotanya untuk tujuan yang baik. Sebab antar anggota marga ada ikatan batin yang kuat dengan istilah ‘mudar na manghuling’ (darah yang berbicara). Asal pengurusnya memiliki visi ke-nusantara-an, maka untuk mengangkat harkat bangsa akan sangat efektif dimulai dari unit suku (marga). Dengan demikian organisasi atau perkumpulan marga bisa menyumbangkan kader-kader anak bangsa sebagai calon-calon pemimpin yang bakal mengisi posisi di pemerintahan, di bisnis, di politik dan lain-lain.

Hal ini memang pekerjaan besar karena memerlukan perubahan mindset (cara berpikir). Banyak tokoh marga yang sudah sukses enggan berbuat karena takut dituduh ingin mencari nama untuk kepopulerannya sendiri atau untuk tujuan politis. Tuduhan seperti ini hanya berasal dari orang-orang picik. Untuk memulai sesuatu yang baik tidaklah selalu mulus, pasti ada tantangan namun akan berbuah manis pada waktunya.

Banyak marga-marga mengeluh karena minimnya anggotanya yang duduk di pemerintahan dan bisnis. Sukses tersebut tidak datang tiba-tiba. Jika ingin melihat 10-20 tahun mendatang banyak anak-anaknya yang berhasil, maka persiapannya dimulai sekarang. Lembaga sosial yang paling berpotensi melakukannya adalah organisasi marga yang sudah eksis di mana-mana, di Bona Pasogit hingga perantauan. Tinggal mendorongnya agar ikut ambil bagian membangun SDM generasi muda marga-marga.

Luar biasa kekuatan yang dihasilkan jika organisasi marga mau memfasilitasi beasiswa, kegiatan sosial, diskusi, seminar, pelatihan dan lain-lain yang bakal melengkapi anggotanya. Bagaimana membina yang lemah supaya menjadi kuat. Lalu mendorong yang sudah kuat mau membantu yang lemah. Harus mau saling membantu dan maju bersama-sama. Mari ketua-ketua marga manfaatkan potensi marganya masing-masing !. (**)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru