Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 15 Juli 2025

Teroris Musuh Semua Agama

- Minggu, 29 November 2015 13:05 WIB
378 view
Teroris Musuh Semua Agama
Sepak terjang ISIS semakin mencemaskan banyak orang termasuk di Indonesia. Keberhasilannya menebar teror di jantung kota Paris, menunjukkan organisasi makin kuat, baik dari segi jaringan, keuangan, maupun loyalitas anggotanya. Padahal yang memerangi mereka bukan lagi hanya Amerika Serikat dan sekutunya, Rusia sudah ikut mengerahkan militernya secara langsung.

Wajar muncul kekhawatiran di Indonesia meningkat. ISIS dianggap lebih berbahaya dari jaringan Al Qaeda yang pernah menebar teror di beberapa daerah Indonesia. Apalagi simpatisannya berdasarkan analisis intelijen makin meningkat di bumi nusantara ini.

Proses perekrutan anggota dan simpatisan ISIS terus berlangsung secara diam-diam. Media sosial digunakan secara efektif untuk menyebar paham terorisme. Banyak warga Indonesia yang bersedia meninggalkan keluarganya demi bergabung dengan ISIS. Organisasi ini menggunakan agama sebagai sarana pendekatan. Menurut data yang dimiliki aparat keamanan, ada 800 orang Indonesia yang bergabung dalam ISIS dan terbang ke Irak serta Suriah, 284 di antaranya telah teridentifikasi dan 516 lainnya masih diinvestigasi. Beberapa di antara mereka telah kembali ke Tanah Air.

Beberapa pihak mencoba mengaitkan terorisme dengan agama tertentu. Seolah ada ajaran agama yang mengajarkan pengikutnya menyebar teror. Opini berbahaya sebab akan memicu kecurigaan dan kebencian terhadap penganut agama tertentu. Padahal tidak ada satupun agama yang mengajarkan kebencian. Semua meminta pengikutnya berbuat kebajikan. Perdamaian adalah tujuan semua agama. Lalu mengapa banyak terorisme menggunakan isu agama saat beraksi? Ini yang disebut dengan penyimpangan atau penyalahgunaan. Sebenarnya bukan wujud ketaatan kepada agama, tetapi radikalisme yang berbungkus religi. Ajaran agama dipelintir demi membenarkan tindakan pelaku teror.

Lalu bagaimana cara menghempang penyebaran paham terorisme di Indonesia. Semua pemuka agama perlu duduk bersama, lalu dengan tegas menyatakan terorisme sebagai musuh bersama. Tempat ibadah mesti berada di garis terdepan memerangi paham teror. Pemuka agama mesti membuka mata dan telinga untuk mendeteksi penyebaran paham teroris di lingkungannya masing-masing. Jika semua pemuka agama memiliki komitmen dan sikap yang jelas terhadap terorisme, maka peluang ISIS berkembang di Indonesia sangat kecil. Kekuatan terbesar kita adalah rakyat. Pemerintah tinggal memfasilitasi agar tokoh agama duduk dan bergerak menjadikan teroris sebagai musuh bersama.(**)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru