Bandara Silangit, Tapanuli Utara terus berbenah, setelah sempat menjadi polemik terkait rencana PT Angkasa Pura mengembalikan pengelolaannya ke Kementerian Perhubungan. Alasannya mengembalikan waktu itu karena dinilai masih merugi dan tidak ada progres. Namun kini angin berbalik arah, apalagi setelah pemerintah mencanangkan Danau Toba sebagai Monaco-nya Asia.
PT Angkasa Pura II (Persero) saat ini menyiapkan dana investasi sekira Rp 80 miliar guna pengembangan Bandara Silangit. Investasi ini merupakan pengembangan Bandara dalam jangka pendek. Pembenahan jangka pendek yang dilakukan tahun ini adalah perbaikan-perbaikan dan peningkatan Bandara yaitu pembangunan terminal. Pekerjaan terminal ini direncanakan dimulai awal Maret 2016.
Selanjutnya akan dilakukan perbaikan atas landasan supaya kapasitasnya lebih baik. Pemagaran Bandara dalam rangka mengurangi gangguan akan dikerjakan dalam waktu dekat. Untuk jangka panjang, AP II akan memperpanjang landasan pacu sepanjang 3 Km dan juga melebarkan landasan serta menambah kekuatan landasan agar lebih bagus.
Pengembangan Bandara Silangit mempunyai tiga tujuan penting. Pertama, untuk memenuhi kebutuhan transportasi untuk masyarakat sekitar Tapanuli. Kedua, untuk mendukung pengembangan wisata Danau Toba sesuai program pemerintah. Apalagi, pemerintah pusat telah menjadikan Danau Toba sebagai destinasi unggulan wisata. Ketiga, mendukung pebisnis logistik yang saat ini sudah bergeser dari angkutan darat ke angkutan udara.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N Hanafi mengakui saat ini tingkat arus barang dalam perdagangan mulai beralih ke arah e-commerce. Secara otomatis hal tersebut meningkatkan permintaan barang untuk konsumen melalui kargo udara. Konsumen ingin barang bagus yang murah dan tercepat sampai ke konsumen. Oleh sebab itu, angkutan darat semakin berkurang peminatnya. Meski sebenarnya angkutan darat di Indonesia adalah angkutan yang termurah dari ukuran per kilometer tetapi belum mampu menurunkan tingginya biaya logistik karena masalah kerusakan infrastruktur jalan.
Bisnis e-commerce di Indonesia saat ini tengah melesat pesat. Sekarang, ada berbagai hal yang bisa dihadirkan dalam wujud bisnis daring. Jika pada awal 2000-an, orang memanfaatkan internet sebatas untuk membentuk profil dari bisnis yang akan dikembangkan, kini kondisi sudah semakin jauh berubah. Para pemain di industri e-commerce Indonesia pun terdiri dari pemain besar dan para penggiat usaha kecil dan menengah (UKM) yang memiliki semakin banyak pilihan untuk memasarkan barang dagangannya secara daring.
AP II optimistis Bandara Silangit memiliki potensi yang baik bagi sektor logistik. Deputi Kargo Angkasa Pura II Siswanto menyebut Bandara kebanggaan masyarakat Tapanuli itu akan menjadi pangsa pasar kargo penerbangan baru yang baik bagi para pengusaha freight forwarder. Logistics facility untuk kargo udara sedang dibenahi guna memperbaiki sistem pengangkutan barang di penerbangan dan menjawab banyaknya permintaan arus logistik melalui angkutan penerbangan.
Peluang Bandara Silangit untuk bisnis logistik cukup besar mengingat luasnya daerah di sekitarnya. Warga di sana akan sangat terbantu dengan pengiriman barang lewat udara. Selama ini pengiriman barang lewat jalur darat lebih lama sehingga relatif mahal. Bisnis e-commerce yang lebih dikenal dengan belanja daring telah meluas di Indonesia termasuk di masyarakat Tapanuli. Ini mesti dimanfaatkan dengan baik bagi pebisnis logistik untuk masuk ke sana.
Untuk itu Bandara Silangit mesti dibenahi dengan serius. Bukan hanya menambah panjang landasan pacu, promosi bagi warga agar lebih tertarik menggunakan moda udara mesti ditingkatkan. Pemerintah daerah sebaiknya terlibat aktif agar penerbangan ke dan dari Bandara Silangit meningkat. Mungkin tahap awal bisa dengan memberi subsidi bagi pejabatnya yang menggunakan pesawat sambil menunggu meningkatnya penumpang dari kalangan pengusaha dan masyarakat Tapanuli. (**)