Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 13 Juli 2025

Ahli Ungkap Alasan Kenapa Judi Online Bikin Kecanduan

Redaksi - Kamis, 27 Juni 2024 11:28 WIB
652 view
Ahli Ungkap Alasan Kenapa Judi Online Bikin Kecanduan
Foto: CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono
lustrasi. Judi online

Menurut LaTour dan Cotte perjudian kasino membutuhkan pemain harus keluar rumah ke lokasi perjudian dan lebih sulit disembunyikan. Sementara, akses judi online dapat dilakukan di komputer rumah maupun smartphone dan mudah diintegrasikan ke dalam rutinitas rumah sehari-hari.


Ini berarti lebih banyak waktu yang dapat dihabiskan untuk berjudi. Selain itu, judi online tidak memiliki interaksi sosial, sehingga para pemain terlibat dalam permainan, bukan aspek lainnya, yang dapat menarik sifat kompetitif mereka dan meningkatkan risiko kecanduan.


Para psikolog khawatir akses judi online yang semakin mudah dan meluas itu tidak hanya akan menambah banyak orang yang akan mencoba hal tersebut, tapi juga semakin banyak yang mengalami masalah terkait judi.

Baca Juga:

Bukti-bukti juga menunjukkan anak muda, terutama anak laki-laki dan pria, termasuk di antara mereka yang sangat rentan terhadap kecanduan judi.


Mengutip American Psychological Association, orang-orang berusia awal 20-an adalah kelompok penjudi yang paling cepat berkembang. Selain itu banyak anak-anak yang mulai berjudi lebih muda dari itu.

Baca Juga:

Sebuah survei di Kanada pada tahun 2018 ke 38.000 remaja mengungkap hampir dua pertiga remaja, usia 12 hingga 18 tahun, mengatakan mereka pernah berjudi atau memainkan permainan yang mirip perjudian pada tahun sebelumnya.


Para peneliti tengah menyempurnakan pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip psikologis yang mendasari dorongan untuk berjudi dan dasar-dasar neurologis dari apa yang terjadi di otak para penjudi yang berjuang untuk berhenti.


Penelitian menunjukkan variasi dalam volume dan aktivitas area tertentu di otak yang terkait dengan pembelajaran, manajemen stres, dan pemrosesan hadiah yang dapat berkontribusi pada perjudian yang bermasalah.


Masalah perjudian, yang sebelumnya disebut perjudian patologis, dianggap sebagai gangguan kontrol impuls hingga tahun 2013, ketika DSM-5 mengklasifikasikannya sebagai gangguan kecanduan.


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru