Jakarta(harianSIB.com)
Peneliti senior LIPI, Siti Zuhro berpendapat, hubungan baik yang telah dijalin PDIP dengan Nahdliyah perlu dirawat untuk memastikan kesinambungan suara dari Nahdliyah kepada partai pemenang pemilu ini. Tetapi sebagai Ketua DPR RI Puan Maharani harus berbuat lebih untuk menyenangkan hati umat Islam.
Siti Zuhro menyatakan hal ini kepada wartawan, termasuk Jurnalis Koran SIB Jamida P Habeahan, Jumat (15/4/22 ) terkait adanya pendekatan politisi PDIP Puan Maharani kepada Nahdliyah melalui komunikasi dan silaturahmi. “Sebetulnya silaturahmi atau door to door calon kepada masyarakat terutama pada pentolan-pentolan atau suhu-suhunya, memang untuk indonesia sangat diperlukan “ kata Siti Zuhro seraya menyebutkan bahwa Amerika juga begitu, karena dinilai merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sosialisasi diri, pencalonan dan pengenalan lebih jauh, supaya tidak ada kesalah pahaman antara pemilih dengan yang akan dipilih.
Menurut Siti Zuhro, kalau di DPR dia harus menunjukkan kelantangan dalam berpihak pada suara rakyat, karena Dewan Perwakilan Rakyat tidak mengeksekusi seperti eksekutif. Makanya legislatif, harus menunjukkan keberpihakan kepada suara rakyat baik menyuarakan secara narasi maupun legislasi.
Dicontohkannya, Rancangan Undang-Undang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (RUU BPIP) yang ditolak masyarakat. Jika ada polemik di masyarakat tentang kebijakan yang dilahirkan pemerintah, DPR bisa menggunakan fungsi pengawasan secara konstruktif, sehingga ada check and balance.
Paling penting, Pancasila jangan diutak-atik, tetapi bisa juga bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat. Sebab, DPR sebagai legislatif memiliki tiga fungsi, diantaranya pengawasan budgeting atau anggaran.
Dalam fungsi anggaran ini harus tergambar keberpihakan negara terhadap pembangunan untuk mengakomodir kepentingan atau aspirasi masyarakat. (*)
Editor
: Bantors Sihombing