Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 09 Juli 2025

Pimpinan Komisi X DPR RI Minta Kemendikbud Larang Study Tour

Redaksi - Jumat, 24 Mei 2024 10:32 WIB
646 view
Pimpinan Komisi X DPR RI Minta Kemendikbud Larang Study Tour
(Foto: Jomo)
AMATI: Petugas mengamati kondisi bus rombongan study tour dari SMP PGRI 1 Wonosari Kabupaten Malang yang mengalami kecelakaan di KM 695+400 jalur A Tol Jombang – Mojokerto, Selasa (22/5).
Jombang (SIB)
Bus rombongan study tour dari SMP PGRI 1 Wonosari Kabupaten Malang mengalami kecelakaan di KM 695+400 jalur A Tol Jombang - Mojokerto (Jomo), Selasa (22/5) sekitar pukul 23.45 WIB.


Akibat kecelakaan tersebut, dua orang dinyatakan meninggal dunia. Mereka adalah satu orang kernet dan satu guru. Sedangkan penumpang lainnya sebanyak 15 orang mengalami luka. Rinciannya 10 luka ringan dan 5 luka berat, kemudian 33 penumpang lainnya selamat.


Kanit 3 PJR Polda Jatim AKBP Yudiono menjelaskan, kecelakaan bermula ketika bus pariwisata Bimorio W-7422-UP yang dikemudikan Yanto (36), warga Desa Gembongan, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar melaju dari arah Yogyakarta menuju Malang.

Baca Juga:

Bus tersebut membawa rombongan study tour murid SMP PGRI 1 Wonosari Malang. Setibanya di KM 695+400 tol Jombang-Mojokerto, diduga pengemudi mengantuk sehingga tidak bisa menguasai keadaan.


Bus oleng ke kiri dan menabrak truk Mitsubishi N-9674-UH bermuatan gerabah. Benturan sangat kencang. Truk gerabah ini dikemudikan Arif Yulianto (32), warga Kecamatan Lawang Malang. Kendaraan ini melaju di lajur kiri.

Baca Juga:

"Saat kejadian arus lalu lintas landai lancar dan cuaca cerah. Dua orang meninggal, 15 terluka, serta 33 orang selamat," ujar Yudiono.


Korban meninggal adalah kernet bus bernama Edy Sulistiyono, warga Desa Bangle, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Sedangkan satu lagi adalah Edy Crisna Handaka, guru yang merupakan warga Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Kecelakaan tersebut kini ditangani Satlantas Polres Jombang.


Laik Jalan
Tim ahli dari Kemenhub dilibatkan penyelidikan kecelakaan tersebut. Tim ahli menyatakan bus nopol W 7422 UP itu laik jalan.


Tim ahli dari Kemenhub berjumlah 3 orang. Salah satunya Koordinator Satuan Pelayanan UPPKB Trowulan, Imam Nawaji. Dibantu Dishub Jombang, mereka memeriksa kelaikan jalan bus pariwisata Bimario nopol W 7422 UP di kantor Satlantas Polres Jombang. Tim ahli juga menggali keterangan dari sopir bus nahas tersebut.


"Kami meminta keterangan dari sopir bus. Keterangannya memang kesalahan manusia. Untuk bus sebelum berangkat sudah dicek semua. Dia (sopir bus) mengakui bahwa mengantuk," terangnya kepada wartawan di kantor Satlantas Polres Jombang, Kamis (23/5).


Imam menjelaskan, sopir bus pariwisata Bimario mengemudi sendirian tanpa sopir cadangan. Namun, si sopir selalu istirahat setiap rombongan mampir di objek wisata. Terakhir di rest area KM 627A, Saradan Madiun sekitar 67 Km sebelum lokasi kecelakaan.


"Di setiap tempat rekreasi dia istirahat, Terakhir di Madiun, dia sempat tidur. Sebelum kecelakaan dia sudah terasa mengantuk, mau istirahat, tapi nanggung karena mau exit tol," ungkapnya.


Imam kemudian menyinggung kecepatan bus pariwisata Bimario saat kecelakaan. "Yang jelas dari GPS waktu itu menunjukkan kecepatan 108 Km/jam, itu pernyataan perusahaan yang dikontrol melalui GPS," ujarnya.


Sedangkan terkait kondisi bus, Imam memastikan laik jalan. "Kalau kendaraan fixed semua, KPS hidup, uji KIR juga berlaku, ban juga memenuhi syarat semua. Itu memang murni dari faktor manusia," tandasnya.


Larang Sementara
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR, Dede Yusuf Macan meminta Kemendikbud untuk melarang sementara kegiatan study tour ke luar kota.


"Kita harus bicara, ini adalah darurat, karena darurat apalagi musim kelulus-lulusan maka perlu ada ketegasan dari pemerintah dalam hal ini Kemendikbud, untuk melarang sementara study tour ke luar kota," ujar Dede Yusuf saat dihubungi, Rabu (22/5).


Dede menilai untuk mengurangi kejadian serupa, kegiatan study tour dapat dialihkan dengan kegiatan pentas seni dan perpisahan di daerah masing-masing. Pemerintah juga disebut perlu membuat aturan terkait karyawisata bagi siswa.


"Diganti menjadi kegiatan pentas seni dan perpisahan cukup di kotanya saja, atau apapun namanya. Karena ini kita mencegah jangan sampai terulang dan terulang kembali. Jadi dicari nanti, pemerintah harus mencari bentuk peraturan terkait dengan karyawisata, karena kalau study tour ini kan yang banyak tidak study tapi lebih banyak jalan-jalannya saja," kata Dede.


"Jadi karya wisata itu yang kaya gimana, jadi yang disebut sebagai experiencing learning itu seperti apa dan itu tidak harus melakukan perjalanan ke luar kota yang jauh," sambungnya.


Menurut Dede, membutuhkan waktu lama jika menunggu seluruh bus travel diperbaiki kelaikannya. Terlebih Dede menilai pihak sekolah kerap mencari harga murah untuk kegiatan study tour.


"Jika menunggu semua bus-bus travel diperbaiki kelaikan kendaraanya, remnya, mungkin ada berapa puluh ribu bus. Apalagi kan sekarang sifatnya kalau study tour itu kadang-kadang sekolah mencari yang murah," tuturnya.


"Karena sulit bagi kita untuk mencari letak kesalahan kendaraan karena ada puluhan ribu kendaraan," ujarnya. (**)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru