Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 30 Juni 2025

Jumlah Visa Dibatasi, Mahasiswa RI Cemas Tapi Tetap Mau ke Australia

Redaksi - Sabtu, 31 Agustus 2024 11:40 WIB
361 view
Jumlah Visa Dibatasi, Mahasiswa RI Cemas Tapi Tetap Mau ke Australia
Ist/SNN
Ilustrasi kota Sidney, Australia.
Jakarta (SIB)
Manuel Suryawijaya punya impian untuk belajar ilmu farmasi di Monash University di Melbourne, Australia.


Meski masih duduk di bangku SMA, ia sudah membuat rencana mewujudkan keinginannya untuk dua tahun ke depan.


Tetapi kebijakan pemerintah Australia yang membatasi jumlah penerimaan mahasiswa internasional membuatnya cemas.

Baca Juga:

"Dengan kebijakan ini sih lebih ke arah anxious, karena merasa ada beban (supaya aplikasinya) lebih stand out," katanya, baru-baru ini.
"Harus berusaha lagi lebih maksimal supaya bisa keterima."


Menteri Pendidikan Australia Jason Clare minggu ini mengumumkan rencana untuk membatasi pendaftaran internasional di seluruh perguruan tinggi dan sekolah kejuruan menjadi 270.000 pada tahun 2025.

Baca Juga:

Jumlah tersebut hampir mendekati angka sebelum pandemi Covid-19, tapi 20 persen lebih rendah.


Keputusan tersebut diumumkan sebagai bagian dari upaya untuk menindak dugaan penyalahgunaan visa pelajar untuk tinggal dan bekerja di Australia, selain juga eksploitasi di sektor pendidikan internasional.


Pemerintah Australia juga melihat persaingan ketat dalam menyewa rumah di Australia, meski tidak terbukti secara data.


Dalam pidato anggarannya, Bendahara Australia Jim Chalmers mengatakan pendaftaran mahasiswa internasional telah melampaui jumlah akomodasi khusus mahasiswa yang tersedia.


Menurutnya, hal ini membuat "pencarian tempat tinggal menjadi lebih sulit bagi semua orang."


Manuel melihat sisi positif dari keputusan pemerintah Australia, yakni memastikan kedatangan mahasiswa ke Australia adalah dengan niat yang sungguh-sungguh untuk belajar.


Namun, ia khawatir harus bersaing dengan mahasiswa internasional lainnya.


Calon mahasiswa lain dari Indonesia, Cindy Heriadi, mengatakan pengumuman pembatasan visa pelajar malah memotivasinya untuk "belajar lebih giat" supaya bisa kuliah di Australia.


"Dengan adanya pembatasan ini pasti persyaratan masuk ke universitas Australia pasti lebih tinggi kan?" katanya.


"Untuk sekarang saya cuma bisa dukung pihak Australia karena saya enggak bisa ngapa-ngapain."


Namun Cindy, yang ingin kuliah di Perth, juga mempertanyakan keputusan pemerintah untuk membatasi kuota mahasiswa internasional.


"Kalau ada pembatasan gini malah hubungan global-nya berkurang dan daya tarik kita ke universitas Australia nya juga bisa berkurang," katanya.

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru