Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 31 Juli 2025

“Selamat Datang di Jakarta!”

Redaksi - Minggu, 22 September 2024 10:21 WIB
141 view
“Selamat Datang di Jakarta!”
(Foto: SIB/IP)
Menyambut pagi hari di Jakarta, kemarin, ternyata tidak cerah. Matahari tampak terhalang kabut polusi yang menyelimuti Jakarta. Tercatat kualitas udara di sekitar Bundaran HI terburuk di Jakarta dengan indeks 249 (sangat tidak sehat).

Jakarta (SIB)

Patung Selamat Datang yang menjulang tinggi di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, tampaknya "berkecil hati" menyambut kedatangan para pendatang dari luar maupun dalam negeri. Bukan karena merasa tidak welcome, namun seolah merasa malu karena Bundaran HI menjadi lokasi dengan kualitas udara terburuk (berpolusi) pada Sabtu pagi (21/9), sesuai yang terpantau di IQAir pada pukul 08:17.


IQAir adalah perusahaan teknologi Swiss untuk meningkatkan kualitas udara dengan melibatkan berbagai pihak melalui informasi dan kolaborasi
Beberapa hari terakhir, DK Jakarta kembali menjadi tempat dengan kategori tidak sehat hingga sangat tidak sehat bagi warganya.

Baca Juga:


Rekomendasi kesehatan untuk kondisi seperti ini, warga dianjurkan tidak beraktifitas apalagi berolah-raga di luar serta menutup jendela. Selain itu menggunakan masker jika berada di luar.


Dilansir dari Koran SIB, di berbagai wilayah di Jakarta tercatat skala indeks kualitas udara dari skor terendah 177 di Kebun Jeruk, Jakarta Barat dan tertinggi 249 di Bundaran HI yang menjadi pusat Car Free Day setiap Minggu pagi.

Baca Juga:


Angka 177 masuk dalam kategori tidak sehat (151-200) dan 249 sangat tidak sehat (201-300). Ini peringkat kedua terburuk setelah skor 300+ yang masuk kategori berbahaya.


Sementara kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif di angka 101-150. Sedangkan kategori sedang 50-100. Dan kategori baik di angka 0-49.


Kondisi ini menempatkan kualitas udara Jakarta di tingkat paling berpolusi ketiga dari 120 kota di dunia setelah Kota Kampala, Uganda dan Kota Lahore, Pakistan. Dan tidak jauh dari Jakarta, menyusul Kota Medan dan Batam menempati urutan ke 7 dan 11.


Sedangkan kota dengan udara terbersih di dunia ada di Melbourne, Australia, dengan skor 14.


KERUGIAN
Dari penelitian IQAir bekerjasama dengan organisasi non profit Greenpeace Asia Tenggara, diperkirakan selama tahun 2024, terdapat 9.800 kematian akibat polusi udara di Jakarta dan menimbulkan kerugian ekonomi sebesar USD 2,6 miliar atau sekitar Rp.39,4 triliun. (**)

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru