Jakarta (SIB)Menteri Lingkungan Hidup (LH)
Hanif Faisol Nurofiq mengatakan siap mengatasi 55 juta ton
sampah di
Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. Dia mengatakan tinggi
sampah tersebut seperti gedung 16 lantai.
Hal itu disampaikan Hanif Faisol dalam acara 'sampah-jakarta/" target="_blank">Aksi Pilah Sampah Jakarta' di Hutan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Minggu (17/11), seperti dilansir Harian SIB. Dia mengatakan Bantargebang menjadi ikon menarik untuk pengelolaan sampah Jakarta.
"Apa arti penting sampah di Jakarta teman-teman sekalian? Jakarta dengan Bantargebang-nya menjadi ikon yang menarik untuk pengelolaan sampah di Jakarta," kata Hanif.
Baca Juga:
Dia mengatakan, jika sampah di Jakarta tak bisa diselesaikan, sampah di RI tak mampu diselesaikan. Dia mengatakan penyelesaian sampah di Jakarta menjadi barometer RI.
"Kalau kita tidak bisa menyelesaikan
sampah di Jakarta, artinya kita juga tidak akan mampu menyelesaikan
sampah di seluruh Indonesia. Sehingga Jakarta menjadi
barometer penyelesaian
sampah di Indonesia," jelasnya.
Baca Juga:
Dia mengatakan 55 juta ton
sampah di Bantargerbang seperti
gedung setinggi 16 lantai. Dia mengatakan 8 ton per hari
sampah masuk ke
Bantargebang.
"Dengan 55 juta ton
sampah yang hari ini tertumpuk di
Bantargebang, setinggi 16 lantai gedung bertingkat, atau 40 meter. Dan setiap hari, tadi disampaikan oleh Bapak Gubernur, Ibu DPR, Ibu Nur Rawaya, ada hampir 8 ton per hari datang di
Bantargebang," tuturnya.
"Sehingga ini memerlukan perhatian kita semua. Jumlah timbunan
sampah yang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Jika hal ini tidak diantisipasi dengan baik, maka timbulan permasalahan lingkungan yang diakibatkan dari
sampah yang tidak terkelola," tambahnya.
Dia mengatakan permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh hal tersebut seperti pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, permasalahan kesehatan, bahkan mengakibatkan permasalahan global melalui peningkatan gas rumah kaca yang sangat signifikan.
"Kita rasakan bersama teman-teman sekalian, semua indikator DKI Jakarta ini sebagai pusat peradaban Indonesia tidak baik-baik saja. Indikator kualitas airnya jauh daripada kelayakan untuk hidup manusia. Indikator kualitas udaranya juga demikian. Apalagi indikator
sampahnya. Indikator tutupan lahanya juga demikian," ucapnya.
Langkah Pemprov DKI Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengapresiasi kegiatan kolaborasi 'Bersih Sampah Jakarta Indonesia Bersih' bersama KLHK. Teguh juga menyinggung terkait 55 juta ton
sampah ke TPA Bantar Gebang.
"Tentu saja kami mengapresiasi kegiatan acara kolaborasi Bersih Sampah Jakarta Indonesia Bersih di hutan kota
GBK ini. Kita sama-sama tahu bahwasannya saat ini telah menumpuk kurang lebih sekitar 55 juta ton
sampah di TPA
Bantargebang. Dan tiap harinya
sampah bertambah kurang lebih 8.000 ton," tuturnya.
Dia mengatakan angka tersebut cukup besar. Sebagai wujud komitmen bersama KLHK, Pemprov DKI akan mendorong pemilihan
sampah untuk menangani permasalahan
sampah di Jakarta.
"Demikian besar ini. Oleh karena itu, kegiatan ini tersadar merupakan wujud sinergi dan komitmen kita bersama antara Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan seluruh stakeholder kait dalam mendorong pemilihan
sampah di sumber guna mendukung percepatan penangan
sampah di Jakarta," tuturnya.
"Kami Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berkomitmen melaksanakan pemilihan
sampah secara optimal, langsung dari sumbernya melalui sistem pengelolaan
sampah yang terintegrasi dari hulu hingga hilir dalam menjaga keberlanjutan pengelolaan
sampah yang baik di kota Jakarta," lanjutnya.
Dia mengatakan, sebagai bagian dari komitmen, Pemprov DKI Jakarta telah menerbitkan dan juga mengimplementasikan berbagai regulasi penting dalam upaya pengurangan
sampah dari sumbernya.
"Antara lain kami laporkan kepada Bapak Menko, Bapak Menteri, yang pertama terkait dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, nomor 102 tahun 2021 tentang kewajiban pengelolaan
sampah di kawasan dan perusahaan," ucapnya
"Kemudian juga ada keputusan Gubernur nomor 534 tahun 2022 tentang tim penangan
sampah yang mudah terurai oleh proses alam. Selanjutnya, berbagai langkah yang dilaksanakan di tingkat hulu, misalnya adalah program pengelolaan
sampah berbasis RW," tambahnya.
Hal itu dalam mendukung ekonomi sirkuler melalui bangun
sampah, serta membangun pusat berpulang Jakarta Recycle Center di Pesangrahan. Pengelolaan
sampah di kawasan perusahaan juga di kembangkan, melalui pengendalian
sampah plastik, pengumpulan
sampah terjadwal.
"Serta pengelolaan
sampah organik melalui composting dan biokomersi dengan metode tax order fly atau PSF. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga terus memperluas kerjasama dengan sektor swasta, komunitas dan juga akademisi untuk membangunkan inovasi teknologi dan mengedukasi masyarakat tentang pengurangan
sampah," tutupnya. (**)