Jakarta
(harianSIB.com)
Ketua Umum
Partai Golkar Bahlil Lahadalia bersama jajaran pengurus DPP
Partai Golkar melakukan
safari Ramadan ke
Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia berharap para
santri,
kiai, dan
ulama mendoakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.
"Kami mohon doakan semoga Bapak Presiden kita Pak Prabowo dan Wakil Presiden Mas Gibran selalu dalam lindungan Allah SWT, diberikan kesehatan, umur panjang dalam menjalankan tugasnya," kata Bahlil saat memberi sambutan di Ponpes Miftahul Huda Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (15/3) seperti yang diberitakan Harian SIB.com.
Baca Juga:
"Kita minta agar Indonesia tetap aman, diberikan keselamatan karena kita tahu dunia sekarang tidak dalam keadaan baik-baik saja," lanjutnya.
Bahlil mengatakan, kedatangannya ini bukan kunjungan politik tapi kegiatan safari untuk meminta doa di bulan Ramadan.
Baca Juga:
"Biasanya kalau setiap partai politik masuk ke pesantren, pertanyaannya adalah 'apa kepentingan masuk di pesantren'. Ini bukan tahun politik, tapi tahun minta doa agar kita semua diselamatkan oleh Allah SWT, Itu tujuannya," ungkapnya.
Tak lupa, ia juga meminta para
kiai mendoakan seluruh kader Golkar yang saat ini berada di pemerintahan, baik dalam Kabinet Merah Putih, legislatif, hingga kepala daerah. Bahlil berharap para kader Golkar dapat menjalankan tugas dengan amanah.
"Lebih khusus, kami juga mohon doanya agar seluruh kader
Partai Golkar baik di eksekutif di legislatif, di seluruh tingkatan, menteri, bupati, gubernur, wali kota, dan seluruh wakil-wakilnya dan anggota DPR juga diberikan keselamatan oleh Allah SWT," tuturnya.
Jangan Cuma Konglomerat
Di kesempatan itu, Bahlil juga mengungkap salah satu alasan memberikan izin tambang untuk organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan. Salah satunya agar kekayaan alam di Indonesia tidak hanya dinikmati konglomerat dan segelintir orang saja.
Mulanya, Bahlil menyorot besarnya peran para
ulama dan tokoh agama di masa kemerdekaan Indonesia. Namun, setelah merdeka kekayaan alam bangsa hanya dinikmati segelintir orang.
"Di saat Indonesia merdeka yang menguasai sumber daya alam bangsa kita hanya segelintir orang, Itu lagi, itu lagi, itu lagi," kata Bahlil.
"Mulai dari situ, saya berpikir atas seizin Pak Presiden Prabowo dan mantan Presiden Pak Jokowi, saya katakan 'Pak kalau boleh sumber daya alam kita ini, kita juga harus kasih kepada organisasi kemasyarakatan, keagamaan'. Jangan hanya dimiliki oleh konglomerat-konglomerat," lanjutnya.
Bahlil menjelaskan,
Partai Golkar bersama Partai Gerindra menginisiasi Revisi Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) itu. Dalam revisi itu mengatur bahwa ormas keagamaan hingga UMKM bisa mendapatkan izin usaha pertambangan (IUP) dan wilayah izin usaha pertambangan (WIUP).
"Kita berikan IUP itu kepada operasi UMKM dan organisasi kemasyarakatan, keagamaan tanpa tender dengan pemberian prioritas. Ini supaya ada keadilan," ungkapnya.
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa pemerintah juga sudah menandatangani izin kelola tambang kepada ormas Nahdlatul Ulama (NU). Dalam waktu dekat, pemerintah juga akan menandatangani IUP untuk ormas Muhammadiyah.
"Sebagai laporan kepada
kiai, NU kemarin sudah kami kasih, NU kita sudah tandatangan IUP-nya. Muhammadiah juga Akan kami berikan sebelum bulan Maret ini berakhir, ini sebagai komitmen kita," imbuh Bahlil.
Kelola Tambang
Bahlil juga menyebut, akan meminta petunjuk Presiden Prabowo Subianto terkait izin pesantren untuk mengelola tambang. Hal itu sebagai perluasan dari izin pengelolaan yang sebelumnya diberikan kepada ormas keagamaan.
"Kita untuk pengelolaan tambang kepada organisasi kemasyarakatan keagamaan. Sampai ke pesantren? Belum sampai ke sana, tapi nanti kita minta arahan petunjuk dari Bapak Presiden Prabowo," kata Bahlil.
ASRAMA PUTRI
Bahlil menegaskan,
ulama memiliki peran penting dalam menjaga persatuan bangsa. Tanpa
ulama, Indonesia tidak akan mencapai kemerdekaan.
"Waktu Indonesia sebelum merdeka, yang memerdekakan bangsa ini para tokoh-tokoh agama, para
ulama, pondok-pondok pesantren. Jadi sebelum Indonesia merdeka, peran
ulama paling penting, setelah Indonesia merdeka menjaga bangsa juga peran
ulama penting," kata Bahlil.
Bahlil juga menyebut bahwa pihaknya akan membangun satu unit Asrama putri untuk pesantren. Hal itu menjadi salah satu tanda terima kasih
Partai Golkar kepada para
kiai dan
ulama yang sudah membesarkan partai berlambang pohon beringin itu.
"Kami berembug dengan Pak Ace, Ketua Golkar Jawa Barat, insyaallah, Pak, Golkar akan membangunkan satu unit asrama putri untuk pesantren. Kenapa Golkar berpandangan seperti ini? Tanpa
ulama, tanpa
kiai, Golkar belum tentu ada," ungkapnya.
"Karena para sekber tahun 1964, peran para
kiai, para
ulama, para
santri, dan seluruh komponen masyarakat punya kontribusi untuk membangun Golkar," lanjutnya.
Ia juga mendoakan agar para
santri dapat menggapai cita-citanya dalam membangun bangsa dan mengabdi pada negara melalui jalur politik.
"Saya doakan ke depan anak-anakku semua, kalau sudah dapat ilham turun dari Allah, kalau mau mengubah nasib bangsa, masuk jalur politik," imbuhnya.
Ponpes Tebuireng
Bahlil juga berkunjung ke Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur, Jumat (14/3) untuk menjalin silaturahmi dan meminta nasihat serta doa dari para
ulama.
Kedatangan Bahlil bersama rombongan disambut hangat oleh pengasuh pondok, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin. Dalam kunjungannya, Bahlil juga berziarah ke makam pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy'ari, serta makam Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Ya, saya bersama-sama dengan rombongan dari pengurus DPP Golkar. Alhamdulillah bisa bersilaturahmi sama
kiai di sini. Yang pertama kita mau ziarah ke makam Pak Haji Asy'ari, sama Pak Gus Dur," ujar Bahlil.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz mengatakan, silaturahmi antara
ulama dan umara merupakan tradisi yang harus terus dijaga.
"Ini kunjungan yang bagus sekali, ini silaturahim itu memang tradisi
ulama dulu memang begitu. Kemudian kita bersama-sama dengan umara, ini tradisi yang baik sekali. Dan di sini sudah pernah dilakukan oleh Gus Dur," ungkapnya.
Ia mengatakan pertemuan antara pemimpin dan
ulama dapat menciptakan suasana yang lebih harmonis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.(**)