Kamis, 01 Mei 2025

Makna Ketupat dalam Bahasa Jawa, Tradisi yang Telah Ada Sejak 500 Tahun Lalu

Robert Banjarnahor - Minggu, 30 Maret 2025 18:00 WIB
278 view
Makna Ketupat dalam Bahasa Jawa, Tradisi yang Telah Ada Sejak 500 Tahun Lalu
ilustrasi ketupat lebaran/pexels
Jakarta(harianSIB.com)
Ketupat merupakan hidangan khas Lebaran di Indonesia yang biasanya disajikan dengan rendang, gulai, opor, semur, dan berbagai lauk lainnya. Kehadirannya menjadi pelengkap yang tak terpisahkan dari perayaan Hari Raya.

Tradisi ketupat dalam budaya Indonesia telah berlangsung sejak lama. Sejarawan de Graff dalam Malay Annals mencatat bahwa pada abad ke-15, ketika Kesultanan Demak berkuasa, umat Muslim di Jawa sudah menjadikan ketupat sebagai hidangan khas Hari Raya. Dengan demikian, tradisi ini telah bertahan selama lebih dari 500 tahun.

Dilansir dari CNBC Indonesia, kemunculan ketupat di Demak erat kaitannya dengan peran kesultanan sebagai pusat penyebaran Islam di Jawa. Sunan Kalijaga, salah satu Walisongo, memanfaatkan ketupat sebagai media dakwah. Karena sudah dikenal luas oleh masyarakat Jawa, ketupat dijadikan simbol akulturasi budaya untuk mempermudah penerimaan ajaran Islam.

Baca Juga:

Situs Historia menyebut, sebelumnya ketupat berawal dari tradisi pemujaan Dewi Sri yang dipercaya pembawa kesuburan dan pertanian. Saat dipakai untuk menyebarkan Islam, Sunan Kalijaga melakukan pengubahan bahwa ketupat bukan simbol atas Dewi Sri yang identik dengan kepercayaan Hindu-Budha. Namun, sebagai lambang yang bermakna ucapan syukur kepada Tuhan.

Atas dasar ini, ketupat punya banyak makna.

Baca Juga:

Kata ketupat sendiri berasal dari Bahasa Jawa, yakni ngaku lepat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Dengan demikian, ketupat Lebaran digambarkan sebagai simbol pengakuan kesalahan dan saling memaafkan. Lalu di bungkusnya juga sarat makna. Ketupat memakai janur yang berarti dalam bahasa Jawa disebut jatining nur yang berarti hati nurani.

Besarnya makna dan filosofi dari ketupat itu yang dipakai Sunan Kalijaga untuk menyebarkan Islam. Dia menggunakan ketupat untuk menyemarakkan perayaan Idulfitri. Biasanya, diselenggarakan ketupat Lebaran yang dilakukan pada 8 Syawal. Artinya, ketupat merupakan sarana untuk berucap syukur kepada Tuhan.

Tradisi ketupat kemudian terus berlanjut di era-era setelahnya. Berbagai kesultanan besar di Indonesia juga mulai menggunakan ketupat dalam berbagai perayaan. Dari sinilah, ketupat menjadi bagian dalam sejarah Indonesia.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru