Jakarta(harianSIB.com)Joni Manurung, pria asal
Medan, Sumatera Utara, menempuh
perjalanan kaki selama 188 hari dari rumahnya di
Kota Medan menuju
Jakarta. Perjalanannya dilakukan dengan tujuan utama untuk bersalaman langsung dengan
Presiden Prabowo Subianto dalam acara gelar griya di Istana Kepresidenan,
Jakarta, pada Senin (31/3/2025).
Saat menghadiri acara gelar griya (open house) di Istana hari ini, Joni mengungkapkan rasa haru dan kebanggaannya karena berhasil menyelesaikan perjalanannya serta bertemu langsung dengan Presiden.
"Wah, ini sangat berkesan. Saya berjalan kaki jauh dari Medan sampai ke Istana Negara demi bersalaman dengan Bapak Prabowo," ujar Joni saat ditemui di sela-sela acara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (31/3/2025), dilansir dari Antara.
Baca Juga:
Joni kemudian menceritakan petualangannya berjalan kaki dari Medan sejak bulan Agustus 2024, dan dia tiba di Jakarta pada tanggal 14 Februari 2025. Dia pun mengajak masyarakat untuk mengikuti perjalanannya berjalan kaki dari Medan ke Jakarta melalui akun TikTok pribadinya.
Joni, saat ditanya alasannya berjalan kaki dari Medan ke Jakarta, menjawab dia mengagumi jiwa dan semangat patriot Presiden Prabowo. Joni pun mendoakan Presiden Prabowo selalu dalam keadaan sehat.
Baca Juga:
"Kami mendoakan Bapak (Presiden) sehat-sehat saja memimpin negara Indonesia ini lebih baik lagi," kata Joni.
Presiden Prabowo gelar griya Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah. Dalam acara itu, Presiden halalbihalal dengan sejumlah tokoh dan pejabat publik, kemudian dengan masyarakat yang jumlahnya mencapai kurang lebih 5.000 orang.
Walaupun demikian, tidak semua warga yang masuk Istana dapat bersalaman dengan Presiden, karena adanya keterbatasan waktu.
Terlepas dari itu, warga yang masuk Istana untuk acara gelar griya dipersilakan menikmati panganan yang disajikan, dan juga menerima tas bingkisan dan tas suvenir, yang masing-masing berisi bahan makanan dan minuman, mie instan, teh celup, susu, gula, payung, handuk, tempat minum, dan aneka kue kering.(*)
Editor
: Robert Banjarnahor