Rabu, 30 April 2025

Jangan Asal Edit! Ini Bahaya Ubah Foto Jadi Kartun AI

Robert Banjarnahor - Sabtu, 05 April 2025 12:29 WIB
265 view
Jangan Asal Edit! Ini Bahaya Ubah Foto Jadi Kartun AI
tookapic/Pixabay
Mengunggah foto pribadi ke situs AI untuk dijadikan kartun juga tetap memiliki potensi bahaya privasi dan keamanan.
Jakarta(harianSIB.com)

Mengubah foto pribadi menjadi gambar bergaya kartun menggunakan kecerdasan buatan (AI) tengah menjadi tren, terutama saat momen Lebaran 2025 yang penuh dengan kebersamaan bersama keluarga.

Foto-foto momen akrab yang diunggah ke situs AI dan diubah menjadi ilustrasi ala Studio Ghibli memang terlihat menggemaskan dan menarik untuk dibagikan ke media sosial.

Baca Juga:

Namun, perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky, mengingatkan bahwa tren ini tetap menyimpan potensi risiko terhadap privasi dan keamanan data pribadi.

Vladislav Tushkanov, Group Manager di Kaspersky AI Technology Research Center, menjelaskan bahwa menggunakan layanan AI seperti ChatGPT, baik untuk kebutuhan kerja maupun hiburan, pada dasarnya memiliki risiko yang sama seperti layanan internet lainnya.

Baca Juga:

"Meski banyak perusahaan besar berupaya menjaga keamanan data yang mereka kumpulkan dan simpan, tidak ada sistem yang benar-benar kebal terhadap kebocoran," kata Tushkanov dalam pernyataan resminya pada Jumat (4/4), dilansir dari CNNIndonesia.com.

Ia menambahkan, faktor teknis atau aktivitas mencurigakan bisa membuat data yang diunggah pengguna bocor dan tersebar di ruang publik, atau bahkan dijual di darkweb.

"Selain itu, akun yang digunakan untuk mengakses layanan AI juga bisa diretas jika kredensial atau perangkat pengguna tidak terlindungi dengan baik," jelasnya.

Tushkanov mengungkapkan bahwa tim intelijen digital Kaspersky menemukan banyak penawaran di darkweb dan forum peretas yang menjual akun-akun curian dari layanan berbasis AI.

Akun-akun tersebut akan sangat mungkin berisi riwayat percakapan pribadi dengan chatbot, kata Tuskhanov.

"Foto, terutama potret, adalah data sensitif, karena menyediakan sejumlah informasi tentang pengguna yang dapat digunakan oleh penjahat dunia maya, misalnya untuk menyamar sebagai mereka di media sosial," kata Tuskhanov.


Meski begitu, Tuskhanov mengingatkan bahwa skema penipuan tidak cukup dengan hanya menggunakan foto. Para pelaku butuh informasi yang lebih beragam dari korban, seperti informasi pribadi lainnya atau dokumen tertentu.

"Menggunakan chatbot untuk membahas masalah pribadi, seperti keuangan atau kesehatan, dapat memberi penjahat dunia maya lebih banyak peluang untuk skema potensial, seperti spear phishing." katanya.

Tuskhanov menyebut, ada sejumlah cara yang bisa digunakan pengguna untuk melindungi diri mereka kala menggunakan layanan berbasis AI.

*Berikut tips aman pakai layanan AI:

- Akun harus dilindungi dengan kata sandi yang kuat, bila memungkinkan gunakan autentikasi dua faktor.
- Gunakan perangkat keamanan yang komprehensif, termasuk untuk kata sandi.
- Pakai operator layanan yang sudah mapan.
- Perlakukan chatbot sebagai orang asing.
- Jangan bahas masalah pribadi apalagi membagikan detail rahasia.
- Waspada terhadap situs web phishing potensial yang mengumpulkan kredensial dan menyebarkan malware.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru