Jakarta
(harianSIB.com)Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang
Istanbul dan sejumlah wilayah lain di
Turki pada Rabu (23/4/2025). Akibatnya, sedikitnya 236 orang mengalami luka, sebagian besar karena melompat dari gedung atau mengalami serangan panik.
"Sebanyak 236 warga mengalami serangan panik dan terjatuh atau melompat dari bangunan," ujar Menteri Kesehatan Kemal Memisoglu, dikutip dari Associated Press (AP News) dan dilansir dari CNBC Indonesia, Kamis (24/4/2025).
Dari jumlah tersebut, 173 orang berasal dari Istanbul, sementara sisanya berada di provinsi-provinsi sekitarnya.
Baca Juga:
Menteri Lingkungan Hidup, Urbanisasi, dan Perubahan Iklim Murat Kurum menyatakan bahwa pihak berwenang telah menerima 378 laporan terkait kerusakan struktural pada bangunan. Sebagai langkah antisipasi, 12 gedung telah dievakuasi.
Satu bangunan tua yang sudah lama terbengkalai di distrik bersejarah Fatih, Istanbul, dilaporkan runtuh.
Baca Juga:
Situasi ini mendorong banyak warga untuk meninggalkan rumah dan berkumpul di area terbuka seperti taman, halaman sekolah, dan ruang publik lainnya guna menghindari risiko keruntuhan bangunan atau gempa susulan. Beberapa dari mereka bahkan mendirikan tenda di taman sebagai tempat perlindungan sementara.
"Alhamdulillah, tampaknya tidak ada masalah untuk saat ini," kata Presiden Recep Tayyip Erdogan. "Semoga Tuhan melindungi negara dan rakyat kita dari segala jenis malapetaka, bencana, kecelakaan, dan masalah."
Gempa bumi tersebut memiliki kedalaman dangkal 10 kilometer (sekitar 6 mil), menurut Survei Geologi Amerika Serikat, dengan episentrum sekitar 40 kilometer (25 mil) barat daya Istanbul, di Laut Marmara.
Gempa tersebut terasa di provinsi tetangga Tekirdag, Yalova, Bursa dan Balikesir dan di kota pesisir Izmir, sekitar 550 kilometer (340 mil) selatan Istanbul. Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya mengatakan gempa bumi berlangsung selama 13 detik dan diikuti oleh lebih dari 100 gempa susulan - gempa terkuat berkekuatan 5,9 skala Richter.
Gempa bumi dimulai pada pukul 12:49 siang waktu setempat. Ini terjadi ketika banyak anak-anak keluar sekolah dan merayakan hari libur di jalan-jalan Istanbul.
Saat terjadinya gempa, warga yang panik bergegas keluar dari rumah dan gedung mereka ke jalan-jalan. Pihak berwenang mendesak warga untuk menghindari memasuki gedung-gedung yang mungkin rusak dan mengatakan gedung olahraga dan masjid akan dibuka untuk menampung warga yang tidak ingin bermalam di rumah mereka.(*)
Editor
: Robert Banjarnahor