Kejagung Selidiki Dugaan Korupsi Pemberian Kredit Bank kepada Sritex

Jakarta(harianSIB.com)

Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung tengah melakukan penyidikan terkait dugaan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas kredit perbankan kepada PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), perusahaan tekstil yang kini telah dinyatakan pailit.

"Masih dalam tahap penyidikan umum, khususnya terkait pemberian kredit bank kepada Sritex," ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (2/5).

Baca Juga:

• Daftar Vonis Harvey Moeis dkk di Kasus Korupsi Timah Usai Kasasi Ditolak MA
• Cegah Korupsi di Sumut, KPK Perlu Tuntaskan Kasus Suap Anggota DPRD SU Periode 2009-2014

Terkait kapan penyidikan dimulai, Harli belum memberikan keterangan lebih lanjut.

Sebagai informasi, PT Sritex dinyatakan pailit pada Oktober 2024 dan resmi menghentikan operasional per 1 Maret 2025. Kurator kepailitan mencatat total tagihan utang perusahaan tersebut mencapai Rp29,8 triliun dari ratusan kreditur.

Baca Juga:

• KPK Tak Tutup Kemungkinan Periksa Bobby Nasution dalam Kasus Korupsi Proyek Jalan
• KPK Tetapkan Kadis PUPR Sumut dan 4 Lainnya Jadi Tersangka Korupsi Proyek Jalan

Dalam daftar piutang tetap, tercatat 94 kreditur konkuren, 349 kreditur preferen, dan 22 kreditur separatis. Kreditur preferen meliputi sejumlah instansi pemerintah seperti Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo, Kantor Bea dan Cukai Surakarta dan Semarang, Ditjen Bea Cukai Wilayah Jawa Tengah-DIY, serta Kantor Pelayanan Pajak Modal Asing IV.

Sementara itu, dalam daftar kreditur separatis dan konkuren, terdapat tagihan dari sejumlah bank serta perusahaan yang merupakan rekan usaha pabrik tekstil tersebut.

Dalam tagihan yang diajukan oleh beberapa lembaga keuangan tersebut, terdapat piutang dengan nominal sangat besar.

Pada akhirnya, rapat kreditur dalam kepailitan PT Sritex menyepakati tidak dilaksanakan keberlanjutan usaha atau going concern yang selanjutnya dilakukan pemberesan utang.

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat korban pemutusan hubungan kerja (PHK) PT Sritex mencapai 11.025 yang terjadi secara bertahap sejak Agustus 2024 hingga Februari 2025.(*)