Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 01 Juni 2025

Mobil China Diskon Gila-Gilaan, Potongan Harga Sampai 30%

Redaksi - Jumat, 30 Mei 2025 12:17 WIB
303 view
Mobil China Diskon Gila-Gilaan, Potongan Harga Sampai 30%
Suara.com/BYD
Ilustrasi BYD ATTO 3
Jakarta(harianSIB.com)

Persaingan di pasar mobil listrik Tiongkok kian memanas, membawa dampak tak hanya bagi perekonomian domestik, tetapi juga bagi industri otomotif global.

Mengutip CNBC Indonesia, pekan lalu raksasa otomotif BYD meluncurkan serangkaian diskon besar untuk sejumlah model mobil listrik dan hibrida kelas bawah, bahkan ada yang mencapai lebih dari 30%. Salah satunya, mobil kompak Seagull, kini dijual seharga 55.800 yuan (sekitar US$7.750). Langkah ini segera diikuti oleh sejumlah produsen besar mobil China lainnya.

Baca Juga:

"Langkah BYD kali ini cukup mengguncang industri," ujar Zhong Shi, analis dari Asosiasi Dealer Mobil Tiongkok, seperti diterjemahkan CNBC, Kamis (29/5/2025).

Menurutnya, industri otomotif tengah mengalami gejolak besar. Ia juga menambahkan bahwa produsen skala kecil kini semakin cemas dengan kemampuan mereka untuk bertahan dan bersaing.

Baca Juga:

Adapun industri EV telah menjadi titik terang yang langka dalam ekonomi mengalami perlambatan dan permintaan konsumen yang lesu. Salah satu upaya terbaru Beijing untuk memacu konsumsi termasuk subsidi untuk kendaraan energi baru, kategori yang mencakup mobil bertenaga baterai saja dan mobil bertenaga hibrida.

"Persaingan harga mobil terbaru menggarisbawahi bagaimana ketidakseimbangan pasokan-permintaan terus memicu deflasi," kata Kepala Ekonom Tiongkok Morgan Stanley Robin Xing dalam sebuah laporan Rabu.

"Ada retorika yang berkembang tentang perlunya menyeimbangkan kembali [untuk lebih banyak konsumsi], tetapi perkembangan terakhir menunjukkan model lama yang digerakkan oleh pasokan tetap utuh," katanya.

"Dengan demikian, reflasi kemungkinan akan tetap sulit dipahami."

Pasar mobil listrik Tiongkok telah berada dalam perang harga selama dua tahun terakhir, sebagian didorong oleh Tesla. Namun kali ini, produsen mobil tradisional, termasuk yang dimiliki negara, merasakan tekanan yang signifikan karena pangsa kendaraan energi baru telah mencapai sekitar setengah dari mobil penumpang baru yang terjual di Tiongkok.

Minggu lalu, Ketua Great Wall Motors Wei Jianjun memperingatkan tentang potensi krisis real estat "Evergrande" di industri otomotif Tiongkok yang belum meledak. Ia membandingkan industri EV yang tumbuh cepat dengan sektor real estate negara yang membengkak.

Pernah menjadi raksasa real estat Tiongkok, Evergrande gagal membayar utangnya pada akhir tahun 2021 karena pasar properti merosot setelah Beijing menindak tingkat utang perusahaan yang tinggi. Permintaan rumah juga turun menyusul peraturan pemerintah yang lebih ketat, membuat pengembang berjuang untuk membiayai sisa pembangunan unit pra-penjualan.

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru