Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 02 Juni 2025

China Tindak Penyelundupan Boneka Labubu di Tengah Tren Harga Melonjak

Robert Banjarnahor - Jumat, 30 Mei 2025 15:27 WIB
161 view
China Tindak Penyelundupan Boneka Labubu di Tengah Tren Harga Melonjak
Instagram/popmartid
Boneka Labubu.
Jakarta(harianSIB.com)

Otoritas bea cukai Tiongkok berhasil menggagalkan sejumlah upaya penyelundupan mainan Pop Mart, termasuk seri populer seperti Labubu dan Molly. Kasus ini mencuat di tengah melonjaknya harga mainan tersebut, seiring dengan ekspansi global perusahaan berbasis di Beijing itu.

Mengutip laporan China Daily dan dilansir dari CNBC Indonesia, petugas bea cukai beberapa kali menyita mainan yang tidak dideklarasikan dari para penumpang yang diduga berniat menjual kembali demi meraih keuntungan.

Baca Juga:

Dalam salah satu kasus, sebanyak 318 boneka disita dari tiga penumpang di Bandara Internasional Changsha Huanghua, Provinsi Hunan. Sementara dalam kasus lainnya, seorang penumpang di Bandara Internasional Hefei Xinqiao, Provinsi Anhui, kedapatan membawa 94 boneka untuk tujuan serupa.

Sejumlah media dan analis menyebut tren ini didorong oleh selisih harga. Banyak penumpang membeli mainan Pop Mart dari luar negeri, memanfaatkan nilai tukar mata uang dan potongan harga lokal, lalu menjualnya kembali di dalam negeri dengan harga lebih tinggi.

Baca Juga:

Pop Mart yang berdiri pada 2010 kini memiliki lebih dari 500 toko di lebih dari 30 negara dan wilayah. Boneka-boneka edisi terbatas mereka kerap dijual kembali dengan harga tinggi. Semisal satu boneka Molly yang dideklarasikan di bea cukai China dihargai sekitar US$208, tapi bisa dijual ulang seharga US$320. Boneka Labubu edisi tersembunyi yang awalnya dibanderol 99 yuan (sekitar Rp220 ribu) kini bisa dijual di atas 2.000 yuan (sekitar Rp4,5 juta).

"Secara sederhana, harga tinggi ini dipicu oleh sensasi media dan popularitas global," kata Ketua Eksekutif Guangdong Society of Reform, Peng Peng mengutip South China Morning Post di Jakarta, Rabu (28/5/2025).

Ia menambahkan, konsumen dan pelaku usaha di China tentu tak ingin melewatkan peluang bisnis seperti ini. Kendat gitu, popularitas mainan ini juga menimbulkan kekacauan.

Di beberapa toko Pop Mart di luar negeri, antrean panjang bahkan sampai menyebabkan keributan. Pada 19 Mei lalu, Pop Mart mengumumkan melalui Instagram pihaknya menghentikan sementara penjualan seri The Monsters termasuk Labubu di semua toko di Inggris. Alasannya, masalah keamanan setelah insiden keributan yang terjadi di toko-toko tersebut.

Labubu adalah karakter monster berbulu dengan telinga runcing dan gigi tajam, rancangan desainer asal Hong Kong Lung Ka-sing. Sementara Molly, juga dirancang seniman Hong Kong adalah figur gadis muda bergaya kartun dengan mata zamrud besar.

Popularitas boneka ini ikut terdongkrak setelah terlihat dibawa oleh selebritas kelas dunia, termasuk Lisa BLACKPINK. Menurut Peng, penyelundupan boneka boneka ini memang sulit dicegah, meskipun secara hukum diperbolehkan dibawa dalam jumlah kecil untuk koleksi pribadi atau hadiah.

"Menumpas penyelundupan itu memang sulit, tapi tetap bisa efektif selama ada konsistensi, seperti dalam pemberantasan penipuan daring di China," ujarnya.

Namun menurut pengacara asal Hong Kong Joe Simone, tindakan hukum atas kasus ini kemungkinan tidak akan diperluas. Sebagian besar hanya berujung pada denda administratif karena pelaporan barang dagangan yang tidak akurat.

"Otoritas bea cukai hanya bisa menangkap sebagian kecil. Seberapa sering juga bea cukai benar-benar memeriksa seluruh koper Anda?" katanya.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru