Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 13 Juli 2025

Beras Premium Palsu? Produsen Diduga Kurangi Takaran dan Oplos Kualitas

Redaksi - Minggu, 13 Juli 2025 12:39 WIB
178 view
Beras Premium Palsu? Produsen Diduga Kurangi Takaran dan Oplos Kualitas
Ist/SNN
Ilustrasi beras.
Jakarta(harianSIB.com)

Sejumlah produsen beras diduga melakukan praktik penipuan terhadap konsumen di Indonesia. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, ada sekitar 212 merek beras yang tidak sesuai dengan aturan.

Perbuatan mereka pun beragam. Ada yang mengurangi berat bersih dalam setiap kemasan. Ada pula yang mengoplos beras berkualitas premium dengan beras berkualitas di bawahnya lalu dijual mahal.

Baca Juga:

"Contoh, ada volume yang mengatakan 5 kilogram, padahal 4,5 kilogram," ungkap Amran melalui video yang diterima Kompas.com, Sabtu (12/7/2025).

"Kemudian, ada yang mengatakan bahwa ini (produk) premium, padahal itu adalah beras biasa," lanjut dia.

Baca Juga:

Praktik mengoplos beras itu bisa menyebabkan selisih harga Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per kilogram lebih mahal dibandingkan harga asli. Amran pun geram dengan praktik penipuan yang disebutnya sudah merugikan rakyat sekitar Rp 100 triliun per tahunnya itu.

"Ini kan merugikan masyarakat Indonesia. Itu kurang lebih Rp 99, hampir Rp 100 triliun terjadi setiap tahun," ujar Amran.

"Katakanlah 10 tahun (praktik penipuan dilakukan), Rp 1.000 triliun. Kalau 5 tahun Rp 500 triliun. Ini kerugian," lanjut dia.

Amran sudah melaporkan temuan tersebut ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung ST Burhanuddin dan berharap para produsen beras yang melanggar mendapat tindakan tegas. Ia sekaligus mengimbau kepada seluruh produsen beras se-Indonesia untuk bersikap jujur.

"Pengusaha beras seluruh Indonesia, jangan melakukan hal serupa. Tolong menjual beras sesuai standar yang sudah ditentukan," tegas Amran.

*Empat perusahaan diperiksa

Ketua Satgas Pangan Polri, Brigjen (Pol) Helfi Assegaf menegaskan, pihaknya bergerak cepat dalam memeriksa perusahaan-perusahaan produsen beras itu. "Betul, masih dalam proses pemeriksaan," ujar Helfi kepada wartawan, Jumat (11/7/2025), dikutip dari Kompas.com.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, baru didapati 26 merek beras diduga merupakan hasil praktik penipuan sebagaimana yang diungkapkan Mentan Amran.

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru