Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 30 Juni 2025

Ganjar dan Upayanya dalam Merangkul Pemilih Muda

Redaksi - Rabu, 13 April 2022 11:14 WIB
8.182 view
Ganjar dan Upayanya dalam Merangkul Pemilih Muda
Foto : Istimewa
Jannus TH Siahaan.
Oleh: Jannus TH Siahaan (Doktor Sosiologi)

Berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) pemilu serentak 2019, pemilih berusia 20 tahun mencapai 17.501.278 orang, sedangkan yang berusia 21-30 tahun sebesar 42.843.792 orang. Dan untuk Pemilu 2024, jumlah pemilih milenial dan generasi Z diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 60 persen dari total suara pemilih.

Sejumlah survei juga menunjukan hal yang sama. Generasi milenial dan generasi Z diprediksi menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar di Pemilu 2024. Hal itu ditunjukkan oleh hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada Januari 2021, dan diperkuat oleh hasil survei Litbang Kompas yang dirilis pada Oktober 2021.

Survei BPS mencatat jumlah usia muda produktif (15-64 tahun) pada 2020 mencapai 191,08 juta jiwa atau sekitar 70,72% dari jumlah total penduduk Indonesia sebanyak 270,20 juta jiwa. Angka tersebut lebih tinggi dari angka pemilu 2019, di mana setengah dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) terdiri dari pemilih muda (usia 17-40 tahun).

BPS menyebut, jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) sebanyak 63,03 juta jiwa (23,33%) dan penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas) 16,07 juta jiwa (9,78%). Buku terbitan BPS “Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035” menyimpulkan, pada tahun 2024 jumlah penduduk usia produktif angkanya masih mendekati tahun 2020.

Sementara itu, Survei Litbang Kompas yang dirilis Oktober 2021 juga mengungkapkan hal senada bahwa generasi milenial dan generasi Z lebih mendominasi dibanding generasi lainnya. Dengan kata lain, pemilih muda, baik milenial maupun generasi Z, akan menjadi ceruk suara yang sangat menentukan kemenangan setiap calon presiden pada pemilihan tahun 2024 nanti.

Tentu tak terkecuali untuk Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang digadang-gadang sebagai salah satu calon presiden potensial di laga 2024. Upaya Ganjar dalam mendekati pemilih muda pun layak diacungi jempol. Ganjar nampaknya memahami pentingnya pemilih muda pada pemilihan mendatang sehingga berbagai channel komunikasi yang menyasar pemilih muda pun dimanfaatkan secara maksimal.

Ganjar aktif berinteraksi dengan konstituen muda via berbagai platform sosial, mulai dari fanspage facebook, instagram, maupun youtube. Upaya tersebut layak diacungi jempol mengingat hasilnya nampaknya sampai hari ini cukup signifikan dalam meningkatkan daya tawar Ganjar kepada partai-partai dan organisasi massa.

Ganjar kian hari kian menguatkan keterikatan emosional dengan para calon konstituen muda. Dan beruntungnya, ikatan tersebut tidak lagi diperantarai langsung oleh institusi politik bernama partai politik, terutama partai yang menjadi rumah politik Ganjar selama ini. Apalagi dikabarkan peluang Ganjar untuk diusung oleh PDIP kian tertekan karena adanya dinamika politik internal partai tersebut.

Namun, apakah Ganjar memang layak dikategorikan sebagai salah satu calon presiden yang memiliki platform politik yang ramah anak muda? Jawabannya berkemungkinan besar ya. Platform politik moderat dan toleran, yang berdiri secara seimbang antara aspirasi nasionalis dan religius, akan menjadikan Ganjar sebagai salah satu kandidat yang bisa diterima oleh kalangan muda.

Lebih dari itu, platfrom politik tersebut akan semakin dikuatkan oleh gaya politik santun dan komunikatif yang telah menjadi indentitas tersendiri bagi Ganjar selama ini. Tak lupa juga, kemudahan Ganjar untuk berbaur dengan gaya dan bahasa anak muda juga berkontribusi dalam meningkatkan peluangnya dalam meraih suara pemilih anak muda di laga 2024.
Secara kasat mata Ganjar sejauh ini bisa membangun suasana komunikasi yang guyub dengan kaum muda.

Lihat saja, Ganjar berbaur dengan cukup baik dengan berbagai komunitas anak muda kampus. Ganjar mendapat sambutan yang luar biasa hangat belum lama ini Universitas Sumatera Utara. Begitu pula di Universitas Gajah Mada dan beberapa universitas lainnya. Ganjar berbaur secara interaktif dan berkomunikasi dengan bahasa yang sangat mudah diterima oleh komunitas kampus.

Tak dipungkiri, Ganjar akan bersaing ketat dengan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil (jika RK ikut meramaikan Pilpres 2024) dalam menggarap ceruk suara kaum muda. Dari sisi ideologis dan track record politik, tentu Ganjar memiliki kelebihan. Platform politik yang sangat moderat-toleran berpadu dengan gaya berbaur yang cenderung cair dan "gaul" akan menjadikan Ganjar sebagai kandidat yang lebih mudah diterima generasi muda, terutama generasi muda-generasi muda yang telah dibesarkan oleh sistem pendidikan modern dan disemai kebiasaan-kebiasaan di peradaban planetary ini.

Pun dari sisi strategi komunikasi. Kemampuan Ganjar dan tim dalam memaksimalisasi berbagai channel komunikasi yang "familiar" dengan anak muda akan memperbesar peluangnya untuk memenangkan hati dan pikiran para pemilih muda. Tugas selanjutnya bagi Ganjar adalah bagaimana membuat konten-konten yang lebih membumi untuk dunia anak muda dan menghadirkan rencana program yang lebih sensitif terhadap kepentingan anak muda.

Hal tersebut tentu membutuhkan kemampuan agregasi dan artikulasi kepentingan segmen anak muda yang berbeda dengan kepentingan generasi sebelumnya. Sensitifitas Ganjar terhadap isu-isu yang berkaitan dengan anak muda akan semakin diuji mengingat anak muda memiliki pikiran, persoalan dan kepentingan yang tak sama dengan pemilih dari generasi tua.

Kemampuan Ganjar dan Tim dalam memadukan berbagai channel komunikasi yang bisa menyentuh konstituen muda dengan konten dan program yang berkaitan langsung dengan kepentingan pemilih muda adalah kunci keberhasilan Ganjar memenangkan hati dan pikiran anak muda.

Sebagai penutup sungguh sangat dalam dan visioner kata-kata Presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno, "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia."
Semoga.(*)


Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru