Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 23 Juni 2025

Renungan Menyongsong 100 Tahun Meninggalnya Nommnesen

* Catatan : Pdt Dr Luhut P Hutajulu MTh
- Minggu, 09 April 2017 22:32 WIB
1.231 view
Suku Batak dipercayai sebagai keturunan Si Raja Batak, bermukim di daerah sekitar Danau Toba yang disebut daerah Tapanuli atau Tanah Batak. Suku Batak pada awalnya merupakan suku yang tertutup, mempunyai aksara, bahasa, seni dan tertib hidup yang tersendiri. Permusuhan-permusuhan antar marga/desa sering terjadi. Tradisi nenek moyang dipegang teguh sebagai adat Batak yang menguasai kehidupan suku. Agama suku Batak dikenal dengan istilah 'sipelebegu' pada dasarnya merupakan  pemujaan nenek-moyang. Adat Batak menolak perubahan karena perubahan dari adat kebiasaan merupakan penyimpangan yang fatal.

Tuhan yang mengasihi suku Batak meskipun suku Batak pada mulanya menolak Injil dan membunuh pemberita Injil, mengutus lagi para pemberita Injil ke Tanah Batak. Pada 1834 yakni tahun dibunuhnya Munson dan Lyman, I.L.Nommensen lahir. Pada 1861 Nommensen berangkat untuk memberitakan Injil ke Tanah Batak dan pada 11 Nopember 1863 dia sudah sampai di Dolok Siatas Barita dan di sanalah dia berdoa "Ya Tuhan hidup atau mati biarlah aku berada di tengah-tengah bangsa Batak ini untuk menyebarkan Firman dan Kerajaan-Mu."

Bagi orang Batak, Nommensen tidak sekadar tokoh pembawa agama. Namanya dikenal sebagai pembaharu yang berhasil meletakkan fondasi sektor pendidikan, ekonomi, dan kesehatan di Tanah Batak. Tercatat, Nommensen telah mendirikan 510 sekolah dengan murid 32.700 orang, di berbagai Sumut antara lain di Laguboti, Balige, Tarutung, Pansurnapitu, P Siantar, Sidikalang, Samosir dan Ambarita. Setiap berkunjung ke desa-desa, Nommensen juga selalu membawa kotak obatnya, dan berusaha menyembuhkan berbagai penyakit masyarakat setempat. Nommensen lahir di Nordstrand, Denmark yang kini masuk wilayah Jerman pada 6 Pebruari 1834. Dia wafat di Sigumpar, Toba Samosir, Sumut 23 Mei 1918.

Ingwer Ludwig Nommensen, yang lebih dikenal dengan sapaan Nommensen adalah seorang tokoh pekabar Injil Jerman yang berhasil mendirikan sebuah denominasi gereja terbesar di Indonesia yakni HKBP. Berdiri pada 7 Oktober 1861 di Pearaja, Tarutung, Tapanuli Utara, HKBP merupakan gereja terbesar di kalangan Batak, termasuk di antara gereja Protestan di seluruh Indonesia.

Karena kecakapan dan jasa-jasanya dalam pekerjaan penginjilan, maka pimpinan RMG, pada tahun 1881, mengangkat Nommensen sebagai Ephorus. Jabatan ini diembannya sampai akhir hidupnya. Di hari ulang tahunnya yang ke-70, Nommensen mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Bonn. Pada tahun 1911, ia memperoleh penghargaan Kerajaan Belanda dengan diangkat sebagai Officer Ordo Oranye-Nassau. Ia pun akhirnya mendapat gelar sebagai Rasul Orang Batak.

Kematian
Nommensen meninggal pada tanggal 23 Mei 1918, pada umur 84 tahun. Nommensen kemudian dimakamkan di Sigumpar, di tengah-tengah suku Batak sesuai dengan janjinya di dalam doanya, setelah bekerja demi suku ini selama 57 tahun lamanya.

Kuasa pembaharuan yang dikerjakan oleh Tuhan melalui Nommensen menimbulkan perubahan dalam kehidupan suku  Batak. Sekalipun Nommensen sudah meninggal kiita harus bersyukur akan hal tersebut. Suku Batak yang tadinya tertutup menjadi terbuka, tadinya terbelakang menjadi maju dan dapat meraih kesuksesan dan tadinya sipelebegu menjadi penyembah Allah. Orang Batak yang tadinya sering bermusuhan dan saling membunuh menjadi orang Kristen yang pendamai bahkan banyak menjadi pembawa Injil damai sejahtera itu kepada orang-orang lain di dalam dan di luar, Tapanuli bahkan hingga ke dunia. Dengan sendirinya adat Batak juga turut berubah. Nommensen memberitakan Injil di tanah Batak dengan beragam cara. Ia menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Toba dan menerbitkan cerita-cerita Batak. Ia juga memperbaiki sistem pertanian, peternakan, meminjamkan modal, membantu melunasi hutang dan membuka sekolah-sekolah serta balai-balai pengobatan.

Bagi orang Batak, Nommensen tidak sekadar tokoh pembawa agama. Namanya dikenal sebagai pembaharu yang berhasil meletakkan fondasi sektor pendidikan, ekonomi, dan kesehatan di Tanah Batak. Tercatat, Nommensen telah mendirikan 510 sekolah dengan murid 32.700 orang, di berbagai daerah di Sumatera. Nommensen sudah menjadi cerita yang tertanam rapi dalam setiap masyarakat Batak, terutama Batak Toba. Tanpa dia, orang Batak diyakini tidak akan mampu bersaing di tengah mayoritas suku Indonesia saat ini. Tidak heran apabila nama Nommensen akhirnya diabadikan menjadi nama dan lambang sekolah, dari taman kanak-kanak hingga universitas.

Strategi misi yang dikembangkan Nommensen ialah mengubah strategi penginjilan awal yang menekankan konversi perorangan dengan mengembangkan strategi yang menekankan konversi kelompok baik keluarga (mencakup keseluruhan anggota keluarga sebagai satu kesatuan) maupun keseluruhan komunitas kepada iman Kristen. Untuk mewujudkan hal itu, Nommensen membuka pos penginjilan (missionsstation) baru (termasuk sekolah) dengan tujuan menjalin hubungan baik dengan pemuka raja-raja setempat. Para raja inilah yang menentukan berhasil atau tidaknya usaha misi karena mereka merupakan tokoh yang sangat berpengaruh di tengah-tengah masyarakatnya.

Tahun depan, tepatnya tanggal 23 Mei 2018 Nommensen telah 100 tahun wafat dan dimakamkan di Sigumpar. Apa yang bisa kita perbuat untuk mengenang karyanya dan untuk mewariskan nilai-nilai pengorbanannya kepada generasi yang akan datang. HKBP telah terpanggil menjadi berkat bagi dunia. Oleh karena itu HKBP perlu mempersiapkan diri untuk menerima rapat dan konperensi tingkat dunia di Pearaja Tarutung. Mengingat fasilitas kita sekarang yang masih minim di Pearaja, ada baiknya kita memikirkan satu bangunan yang bisa menampung para peserta rapat dan konperensi tingkat dunia di Pearaja dan bangunan itu akan menjadi komemoratif dengan membuat namanya: "SOPO NOMMENSEN". HKBP, melalui Ephorus Pdt.Dr.Darwin Lumbantobing telah membentuk Panitia 100 tahun pasca Nommensen wafat, yang diketuai Jhoni Hutagaol dan Pontas Pane dkk. Kita doakan Panitia ini dapat mewujudnyatakan : "SOPO NOMMENSEN" Tuhan memberkati. (f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru